oneshoot dare

1.1K 123 5
                                    

Pintu tanpa noda itu bergeser menampilkan sosok pria tampan yang duduk dengan angkuh tanpa melihat kearahnya.

"Bukankah sudah kubilang jangan masuk keruanganku?".

Mendesis tak suka, wanita berambut indigo itu mengabaikan larangan si pria dan duduk dengan angkuh berhadapan dengan pria itu.

"Dimana dia?...tanya hinata memperhatikan sekeliling ruangan yang tampak sepi.

"Kau tidak lihat aku sendiri?".

Mengedikkan bahunya tak peduli, hinata mendengus sebal, "bisakah kau belajar lebih giat lagi untuk membohongiku, sasuke?". Katanya sambil melirik tak suka pada kemeja sasuke yang sedikit lecek dan dasi yang terlihat berantakan.

Ckk..berdecak kesal, sasuke kini beralih menatap sepenuhnya pada sang wanita.

"Bukankah...kau..."...

Sttt...hinata menaruh jari telunjuknya di depan bibir mungilnya, ia tersenyum sinis sebelum menatap jelaga hitam milik sasuke.

"Aku tidak akan marah, tenang saja, nikmatilah harimu, begitu juga denganku".

Setelahnya hinata memilih pergi dari ruangan itu, namun saat sudah di ambang pintu ia berbalik dan tersenyum pada pria yang masih setia duduk di kursi kebesarannya.

"Tunggu sampai aku menangkap basah dirimu, sasuke, kau akan habis ditanganku".

Seringai kecil muncul dibalik angkuhnya wajah pria itu, "begitu juga denganmu", gumamnya, namun masih bisa terdengar oleh hinata.

Setelah itu hinata pun menghilang di balik pintu, hal sebaliknya terjadi ketika seorang wanita lain keluar dari pintu lainnya, sepertinya dia bersembunyi di toilet.

Wanita bersurai merah itu menghela nafas sambil menjinjing heels merahnya, ia mendekati sasuke, membuang asal heelsnya lalu duduk di atas pangkuan pria itu.

"Hampir saja, dia akan membunuhku jika tau aku disini". Gumamnya sedikit kesal.

Hendak kembali melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda, namun sepertinya sasuke kehilangan moodnya sehingga ia menghindari ciuman karin.

"Sudah jam makan siang, pergilah sebelum hinata mengetahuinya".

Mengerucutkan bibirnya tak suka, karin akhirnya mengalah dan pergi dari ruangan itu, ahhh..semua ini gara-gara hinata". Gumamnya sambil memakai heelsnya, ia kembali menatap kebelakang dimana pintu CEO sudah tertutup, "kesempatan seperti ini mana datang dua kali".
Huh, karin hanya bisa mengeluh pasrah dan berjalan menjauhi ruangan.

....

Hinata mengangkat sudut bibirnya keatas saat melihat buruannya telah memasuki jebakan.

"Kena kau". Gumamnya seraya menggoyangkan wine glass itu dengan anggun, pria yang berdiri memeluk pinggang rampingnya dari belakang tak tinggal diam, pria itu hendak mencium hinata namun hal yang terjadi selanjutnya sungguh sesuai prediksi hinata.

Bugh....

Bugh...

Bugh...bugh...

"Sial....sekali lagi kau menyentuhnya, kupastikan semua tulangmu tak bisa diperbaiki lagi". Setelahnya pria yang terlihat marah itu menggenggam pergelangan hinata dan membawa wanita itu keluar dengan tergesa.

Sret...

Sasuke menghempaskan ke dinding, ia menatap nyalang wanita itu, tak tahukah dengan siapa sekarang dirinya berhadapan?.

"Mau membuatku gila?, Kenapa kau melakukannya ha?".

Hinata memalingkan wajahnya, ia seperti melihat pria bodoh yang sedang cemburu buta, jelas sudah pria itu kalah taruhan.

"Benarkah?, Mau melihat kegilaanku?". Gumam hinata menggoda pria di depannya.

Dengan lancang jemari lentiknya berlayar melonggarkan dasi pria itu.

Senyum menawan hinata hanya ia perlihatkan pada bos bangsatnya.

Selanjutnya tangan itu membuka kancing demi kancing namun sasuke menghentikannya, dan menggenggam tangan wanita itu.

"Kumohon berhenti, aku kalah, aku kalah sayang, bisakah berhenti membuatku cemburu?, Bisakah kita akhiri semua kegilaan ini?".

Hinata menghembuskan nafasnya, ia ingat saat karin keluar dari ruangan sasuke tadi pagi, wanita pengkhianat itu, hinata jelas akan memberikannya pelajaran yang setimpal.

Tak ada jawaban, dan sasuke secara sepihak menganggap bahwa hinata setuju, ia pun mencium wanita itu, melumat bibirnya bahkan tak peduli bahwa mereka sedang berada dimana.

Dengan sekali tekan pintu di belakang hinata terbuka, dan dengan tergesa pula sasuke mulai menjamah tubuh hinata, menjatuhkan tubuh sexy itu di atas ranjang lalu mulai menindihnya.

"Akan kujadikan malam ini malam yang tak terlupakan untukmu sayang".

....

Hinata membuka matanya perlahan, sinar mentari pagi memang selalu menyilaukan.

Mendapati dirinya tanpa busana, hinata tak terlalu memikirkannya, ia dengan tanpa malu turun dari ranjang dan mendekati pria yang berdiri membelakanginya, sepertinya pria itu sedang menikmati pemandangan dari sini.

Sasuke hanya mendengus merasakan pelukan hangat dari wanita yang semalam ia gagahi, "mau membuatku kehilangan kendali lagi hm?".

Hinata tak menjawab, "aku masih belum berpakaian".

"Bagus, aku tidak perlu repot merobeknya kalau begitu". Jawab sasuke seraya berbalik menghadap sang wanita.

"Ahh...aku hampir lupa, jalangmu.....".

"Kau menjualnya". Potong sasuke cepat, "kau pasti menjualnya di situs gelap, dia akan kesulitan".

"Itu salahnya, salahmu juga".

"Aku sudah menebusnya semalam, lagipula kau juga melakukan kesalahan kan".

Hinata mencubit pinggang pria itu yang juga sama sepertinya bertelanjang bulat tanpa beban, "kau pria sialan yang tidak mau disalahkan". Kesal hinata.

Sasuke pun meraih wajah tirus hinata, dan mencium singkat bibirnya, "maafkan aku istriku, aku memang salah, dan aku mengaku kalah, tantangan kali ini, kau memenangkannya".

Hinata pun tersenyum mendengarnya, "kau memang selalu kalah".

"Aku akan mengalah untuk istriku".

"Tidak kau memang selalu kalah jangan mencoba mengelaknya lagi".

"Hn".


"The end"

..

....

.....

Dare....Oneshoot Ending ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang