bab. 8 First and last meet

213 27 5
                                    

Dengan langkah pelan daren memasuki ruangan, dadanya berdebar hebat. Rasa takut, kecewa, rindu dan bahagia berbaur menjadi satu, ia melihat seorang duduk dikursi dekat tempat tidur ibunya.

Gadis itu berbalik ketika menyadari kehadirannya, ia berdiri dari tempat duduknya dan tersenyum manis. Ia begitu cantik dan hingga membuatnya terpanah.

"kamu sudah datang?" Tanyanya

Daren merasa heran mendengar gadis itu bertanya seolah sudah mengenalnya.

"Ya ka...."

Suara yang terdengar dari belakang membuat daren menolah dan ternyata Arash sudah berada dibelakangnya.

"Pantes ..." Keluh daren.

Arash berjalan mendekati tempat tidur Nasya dan Anisa bergeser dari tempat duduknya memberikan ruang agar arash bisa lebih dekat dengan ibunya.

"Tante Nasya tadi sudah sadar, sekarang beliau  sedang tidur, tapi dokter bilang kondisinya semakin mengkhawatirkan" jelas Annisa.

Arash semakin bersedih saat mendengar apa yang Anisa katakan, ia memang tidak mengatakannya tetapi tergambar di wajahnya. Arash hanya menatap diam Nasya.

"Terimakasih ka Anisa sudah menjaga ibu selama saya pergi". Ucap arash kepada Anisa.

"Sama-sama, jangan terlalu dipikirkan, kamu dan Tante Nasya sudah seperti keluarga sendiri jadi sudah sewajarnya kakak ikut menjaga Tante Nasya." Balas Anisa.

Arash hanya tersenyum sebagai balasan dari ucapan Anisa.

"Teman kamu enggak kamu ajak masuk?" Tanya Anisa yang melihat Daren hanya berdiri didekat pintu.

Arash melihat ke arah Daren yang berdiri sedikit jauh dari mereka.

"Ka Daren sini dong" panggil arash kepada kakaknya itu.

Daren yang merasa namanya dipanggil segera berjalan mendekat ke arash dan Anisa, namun tatapannya tak lepas dari gadis cantik itu.

"Ka Anisa kenalin ini kak Daren ... kakak saya." Ucap arash

Daren segera mengulurkan tangannya  ke arah Annisa.

"Daren" ucapnya

Anisa hanya tersenyum dan menyatukan kedua telapak tangan ke dadanya seraya berkata.

"Annisa"

Daren semakin terpana pada gadis itu hingga ia tak mampu melepaskan pandangannya dari Anisa.

"Kamu sudah kembali nak"

Suara lemah dan lembut terdengar dan menyadarkan mereka dari aktivitas dan menoleh secara bersamaan ke ranjang Nasya.

"Ibu..." Ucap arash sambil tersenyum melihat ibunya yang sudah bangun.

Nasya hanya tersenyum lemah pada arash.

"Alhamdulillah" ucap arash kembali.

Nasya mentapan arash dengan penuh kasih, namun tanpa sengaja ia melihat seseorang yang sangat ia kenali berdiri disana dan membuatnya terkejut.

"Daren kamu Disini nak" ucap Nasya lemah

Arash yang mendengar itu cukup terkejut, bagaimana bisa ibunya mengenali Daren sementara ia belum mengenalkannya pada Nasya. ia segera menepis rasa herannya itu dan segera bergeser memberikan ruang pada Daren agar bisa lebih dekat pada Nasya.

Daren yang melihat bagiamana naysa menatap arash membuatnya semakin marah, hingga ketika naysa memanggil ia mengabaikannya dan memalingkan wajah.

Nasya sangat terluka dengan apa yang dilakukan Daren, namun ia mengerti mengapa anaknya itu melakukannya.

sandaran hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang