26. Perasaan Asing

945 106 29
                                    

Dua tahun telah berlalu semenjak insiden penculikan Helia. Usia gadis mungil itu kini adalah sembilan. Tubuhnya tumbuh sebanyak sepuluh sentimeter, tetapi wajahnya masih terlihat polos dan manis.

Bagi Helia, usia sembilan adalah usianya yang sudah dewasa, dia bisa melakukan apa pun yang Helia telah tahan lakukan karena akan membuat orang lain curiga atas tingkah lakunya. Akan tetapi, bagi orang-orang di sekelilingnya, usia sembilan adalah usia di mana Helia masih kecil dan perlu dilindungi agar insiden menakutkan tak akan terjadi lagi pada Helia.

Untungnya, Casterius kembali ke Istana Jersville setelah Eros mempelajari suatu hal dalam penculikan Helia, yaitu bahwa Casterius memerlukan kebebasan. Apabila Eros terlalu menggenggam tangan Casterius terlalu erat dengan intensi melindungi, maka sebaliknya yang akan terjadi, Eros akan melukai Casterius.

Sementara itu, Nate tengah mengumpulkan informasi untuk persiapan revolusi yang Helia rencanakan. Meski waktu telah terulang, Helia tetap tidak menyukai Louise yang memerintah dengan semena-mena. Kini, Helia memang cukup percaya diri untuk memulai revolusi lebih awal karena ada Floral di punggungnya, tak seperti masa lalu di mana kekuatan yang dimiliki hanya terbatas dari Allan dan Helia saja.

Untuk mengajari Allan dalam ilmu pengetahuan menuju takhta di istananya, Helia terkadang merasakan beberapa pandangan menusuk di kepalanya dari dua orang laki-laki yang juga menjadi teman bermain Allan, membuat Helia tak ayal terus berkeringat dingin.

"Ada apa, Kakak? Mengapa melihatku seperti itu?" tanya Helia di suatu masa.

Demian yang kini telah resmi menjadi ksatria pribadi Helia hanya membuang muka. "Melihatmu seperti itu apa? Helia, aku sama sekali tidak mengerti."

Helia hanya terkekeh canggung, lalu menatap Casterius yang juga melihat Helia dengan pandangan pelik.

"Sejak kapan kamu ...." Casterius ragu untuk mengutarakan pendapatnya. "Tidak, lupakan saja."

Demian dan Casterius berakhir dengan berpura-pura tidak peduli pada alasan mengapa Helia yang berusia tujuh tahun saat itu, tengah mengajari seorang pangeran berusia dua belas tahun, lebih tua lima tahun dari Helia. Dan bagaimana bisa Helia mempelajari penghitungan rumit kala Demian saja tidak memahaminya.

Baik Demian dan Casterius, tidak, bahkan Allan saja telah memikirkan ratusan kali bahwa Helia bukanlah gadis mungil biasa. Namun, Allan memutuskan untuk mengabaikan pemikirannya dan menerima seluruh pelajaran yang Helia timpakan padanya. Ini demi masa depan, demi takhta raja, batinnya. Namun, ada suatu perasaan di dada Allan, yang tiba-tiba melesak masuk, suatu perasaan yang menahan keinginan Allan akan takhta.

***

"Di mana kalian? Keluarlah!"

Permainan petak umpet menjadi permainan dasar di antara keempat anak-anak di Istana Jersville. Terkadang, mereka bahkan memainkannya setiap hari, dari matahari terbit hingga matahari terbenam.

Allan juga tidak masalah dengan bergabung ke dalam permainan ini. Di panti asuhan, Allan hanya memperhatikan anak-anak lainnya memainkan petak umpet dan harus menahan diri untuk tidak ikut bergabung, karena Allan tahu bahwa dia akan tetap ditinggalkan di belakang apabila ikut bergabung.

Allan kemudian bersembunyi di balik pohon, mengabaikan suara Demian yang berteriak agar dia keluar dari tempat persembunyiannya.

Allan menyandarkan punggungnya pada sebatang pohon, mulai memikirkan banyak hal ketika kesiur angin menerpa wajahnya.

Bagaimana bisa nasibnya berubah 180 derajat seperti ini? pikirnya. Walau ada satu-dua hal yang tidak pernah berubah dari kehidupannya, yaitu bayang akan kematian. Namun, Allan bisa hidup di dalam istana, mendapatkan marga kerajaan, serta layak bermimpi untuk duduk di atas takhta. Sebelumnya, Allan bahkan tak pernah memimpikan hal lancang tersebut. Memimpikannya saja seolah tabu, sebab Allan akan dikatakan sebagai manusia kurang ajar. Bukankah kehidupan di jalanan sudah baik? Allan bisa makan dengan mencuri, lalu tidur di sudut gang terpencil. Allan pikir, kehidupan itu sudah baik. Namun, ada kehidupan yang lebih baik lagi daripada di jalanan, yaitu di istana.

END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang