☘️22📚

259 27 0
                                    

<Author POV>

"Aku...melakukan ini?"

Orang yang tak terduga ternyata masih hidup.

Baik Kaveh dan Alhaitham tidak percaya hal ini.

"Oboetenai?"

"Kore muri desu yo...watashi wa baka desu kara"

Orang itu masih mengingat kedua sahabatnya ini, namun ingatan soal yang dialaminya hilang begitu saja bagai debu.

Seperti visionnya yang menjadi putih.

Keduanya menjelaskan segala hal terjadi sampai menunjukkan catatan dan jurnalmu.

Namun itu terasa asing bagimu.

"Mungkin aku melakukan ini...tapi itu rasanya tidak mungkin, untuk apa juga Dotto sampai melakukan itu padaku? Aku kan tidak berguna"

"Demo-!"

"Sudahlah Kaveh", Alhaitham menengahi. "Terakhir apa yang kau ingat?"

"Aku terbangun di lemari dan kunci kamarku hilang, aku tidak tahu apa yang kulakukan di sana"

"Maaf seandainya kami sadar lebih cepat, kau tidak akan sakit begini"

"Aku akan pulih kalau makan banyak kok, tidak perlu khawatir Alhaitham, Kaveh"

Senyum palsu itu lagi yang terpasang.

Padahal Alhaitham sudah melihat betapa manis dan menawannya senyum tulusmu.

Itu membuat dadanya menjadi sakit.

"Hah, aku buatkan bubur dulu, kau pasti lapar, nanti kupanggil dokter juga"

"Arigatou Kaveh"

Kaveh memilih meninggalkan kamar tersebut daripada kepalanya makin pusing.

Ia sudah terlalu banyak begadang juga.

"Maaf ya, aku selalu merepotkan kalian"

"Tidak perlu begitu, kita sudah saling kenal cukup lama"

"Fufu, sou dayo ne"

Tanganmu menangkup wajah Alhaitham yang sedari sendu ketika bertatapan denganmu.

Kau pun sedikit menarik pipinya dengan lembut. "Egao wa doko~?", katamu sambil tersenyum.

Alhaitham tersenyum tipis.

"Maaf ya membuatmu khawatir selama ini, Alhaitham"

"Kau sungguh...tidak ingat? Bahkan soal 2 anak yang sempat kita asuh, kenangan kita?"

Senyummu sendu seketika. "Uso yo...aku ingat semua"

Alhaitham melebarkan matanya. "Hontou?"

Kepalamu terangguk kecil. "Aku hanya mau melupakan semua itu, di Inazuma aku dengar kalau...kehilangan vision berarti kau juga akan kehilangan sebagian ingatan dan ambisimu", bibirmu menghela nafas panjang. "Aku kehilangan kekuatan tanganku...aku sudah tidak bisa memegang busur dan panah apalagi sihir. Tanganku hanya bisa memegang hal kecil"

Alhaitham memelukmu dengan sayang.

Dalam hati, ia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpamu.

Tanpa mengatakannya.

"Lemari adalah sihir teleportasi terakhirku, setelah jiwaku lepas dari gnosis buatan itu tubuhku yang ada di  tempat lain akan terbangun dan langsung ke lemari", kau membalas peukannya.

"Vanarana adalah ingatanku, laboratorium adalah raga jiwaku, dan lemari adalah tubuh asliku berada. Sihir ini sangat beresiko", lanjutmu. "Visionku hilang karena gnosis buatan itu sudah tiada"

"Kau tahu kau punya aku untuk membantumu...kenapa kau sampai seperti ini?"

"Maafkan aku, Alhaitham...aku memang bodoh"

☘️📚☘️

<Reader POV>

Tanpa vision aku baik-baik saja.

Aku hanya sakit karena kurang makan.

"Kau tidur teratur kan? Tidak telat makan?"

"Aku sempat kacau tanpamu, [y/n]"

Ah, ternyata ada orang yang bersedih karena aku.

Aku pikir tidak akan ada sekalipun itu orang yang paling dekat denganku.

Alhaitham seperti yang diketahui semua orang, ia hanya tertarik dengan tulisan hitam di atas putih.

Susah di dekati sudah melekat padanya.

Bahkan aku sempat ragu padanya.

Tapi setelah melihatnya langsung begini...

Muka kurang tidur dan kulit pucat.

Rambutnya mulai panjang dan agak kusut sepertinya.

"Maaf aku membuatmu begini"

"Kami juga sampai membuatmu sakit, Kaveh bahkan mengiramu hantu"

Kaveh memang begitu.

Aku bahkan tidak mengira ini akan berhasil.

Matra sihir yang terlalu kuat dan rumit.

Wah, Cyno pasti sangat kesal kalau tahu.

Cyno kan Mahamatra.

Aku mengangkat tanganku sedikit.

Tanganku langsung gemetar.

Baru aku angkat sedikit sudah begini.

"Kita cari obatnya sama-sama", tangannya yang hangat bertumpu di tanganku. "Aku yakin tanganmu bisa kembali lagi seperti dulu meski tanpa vision sekalipun"

"Alhaitham kau tahu kau punya julukan"

"Kutu buku?"

"Bukan, Alhaitham si Mahatahu saingan Cyno si Mahamatra"

"Aku tidak mau jadi saingan orang sepertinya"

"Fufu, padahal bagus"

Cyno dan dia kalau bertemu selain adu tarung pasti main TCG.

"Makanan buatan koki Kaveh tiba!"

"Berisik kau"

"Tidak ada bagianmu! Ini semua punya [y/n]chan! Blew!"

"Haha, kau buat apa Kaveh?"

"Bubur dengan jamur dan daging kepiting, sup jamur kesukaanmu, kue, lalu--"

"Pangas lama"

"Hihi, aku akan usahakan makan semua sampai habis"

PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang