bab 4

7.9K 609 1
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
🚭🚭🚭

"Rey?" Panggil Ardan pada Rey, kini mereka berada dikamar Rey setelah menghadapi suasana menegangkan tadi, walau suasananya terasa begitu suram dan tak nyaman namun nyatanya keluarga angkat kakaknya hanya bertanya mengenai nama nya, bagaimana bisa ia dengan tiba tiba menjadi adik Rey sedangkan Rey sang putra angkat keluarga mereka pernah bercerita bahwa adik kandung Reyno sudah meninggal saat Rey masih remaja, dari respon mereka saat Rey menceritakan semuanya membuat Ardan cukup merasa lega, mereka tak mengusir dan memperlakukannya dengan buruk, hanya saja ia masih bertanya tanya kenapa Rey diperlakukan berbeda jauh dari yang ada di novel, di novel rey begitu dimanjakan dan mendapat perlakuan lembut dari keluarga Algatara, lalu mengapa didepannya matanya dapat dengan jelas melihat Rey justru diperlakukan sama seperti anak mereka yang lain? Tidak ada perlakuan lembut namun juga tidak diperlakukan secara buruk, seharusnya Rey disayangi, dipangku saat duduk, disuapi saat makan, dibacakan dongeng saat akan tidur, dibawakan bekal setiap ke sekolah, ia benar benar tak mengerti, apakah alur dalam novel berubah karena kehadiran jiwa nya yang nyasar?

"Jangan memanggilku dengan nama, panggil aku kakak," balas Rey meralat panggilan adik nya,

"Tahun berapa sekarang, ka kak?" Tanya Ardan dengan sedikit ragu,

"2026, ada apa memang?" 2026? Itu artinya umur tubuh ini adalah dua belas tahun, dan jika dihitung seharusnya Rey kini sudah menjadi putra bungsu Algatara selama kurang lebih tiga tahun, itu seharusnya tahun dimana Bryan putra sulung Algatara meninggal karena kecelakaan saat perjalanan kekantor, keluarga Algatara merasa begitu terpukul atas kematian bryan, berhari hari mereka menyibukkan diri hingga mereka sempat melupakan Reyno, hingga akhirnya Rey jatuh sakit membuat mereka tersadar karena telah melupakan kesayangan mereka dan dengan perlahan mereka berusaha memulihkan diri dari rasa duka mereka, lalu sekarang, apakah ia harus mencampuri alur novel dengan mencegah kematian bryan? Jika iya, apakah ia akan berhasil mencegah kematian bryan?

"Tidak, aku hanya lupa karena dirumah tak ada kalender, jadi aku tidak tau tahun berapa sekarang," balas Ardan dengan tersirat menyindir, Ardan merasa bertambah kesal pada Reyno setelah mendapat ingatan Ardana yang ditelantarkan oleh kakaknya, bagaimana bisa seorang kakak menjadi egois dengan menelantarkan adik kandungnya sendiri dirumah tanpa diberi ponsel atau tv untuk sekedar melihat berita dan informasi, sedangkan dia justru dengan nyaman nya hidup dengan damai dimansion mewah seperti ini,

"Ar? Maaf, kakak benar benar minta maaf, tidak seharusnya-" ujar Rey menanggapi ucapan adiknya dengan nada getir dan penuh rasa bersalah

"Kenapa kak Rey minta maaf?, Kakak tidak salah, harusnya Ardan yang minta maaf, minta maaf karena menghabiskan uang yang kakak berikan hanya untuk makan tanpa menyisakan uang untuk menabung, seharusnya Ardan menabung agar bisa membeli kalender yang bahkan harganya begitu murah, maaf kak, Ardan anak yang boros dan menyusahkan kakak," ujar Ardan memotong kalimat menyedihkan Rey dengan sedikit mendramatisir agar Rey merasa semakin bersalah, biarlah ini menjadi sedikit pembalasan atas perlakuan kejam Rey pada Ardana, Ardan merasa miris dengan kehidupan Ardana, ia masih begitu kecil namun ia dipaksa untuk mandiri dan tinggal sendiri di rumah kecil pinggiran kota,

"Ar? Tidak, jangan meminta maaf, Kakak yang seharusnya minta maaf, maaf Ar, maafkan kakak," ujar Rey dengan penuh rasa bersalah dan mata yang sudah berkaca kaca.

🚭🚭🚭

"Bangsat, apa yang gue harus lakuin sekarang? Gimana gue harus bersikap? Alah anjing lah" ujar Ardan frustasi, kini ia berada dikamar tamu dilantai satu, jadi ia tak perlu khawatir ada yang mendengar umpatannya, apalagi tubuh ini masih dua belas tahun, umur yang masih identik dengan sikap baik dan belum mengenal perkataan buruk, jadi ia merasa begitu frustasi memikirkan masa depannya nanti, apalagi ia hanya diberi sedikit potongan masa lalu Ardana dan tak diberi ingatan bagaimana sikap dan sifat  Ardana, jadi ia merasa begitu bingung bagaimana ia harus bersikap.

Di novel tak pernah menceritakan kehidupan adik Rey, hanya dituliskan sepenggal kalimat bahwa adik Rey telah meninggal saat Rey masih remaja, disana tidak diceritakan bagaimana rupa adik Rey, dan bagaimana sikap adik Rey, apakah ia harus seperti remaja cuek? Menjadi remaja yang pendiam? Atau kah ia bersikap baik dan ceria seolah menjadi ala ala remaja polos dan masih putih bersih seperti kebanyakan novel yang telah ia baca di kehidupannya dulu? Dan apakah itu artinya ia juga harus berbicara dengan baik dan sopan? Apakah ia sanggup jika berbicara seperti seorang protagonis dalam novel yang berbicara lemah lembut seperti orang kena tipes? Bangsat, bahkan dulu saat ia sakit tipes tidak sebegitu lemah hingga seolah tak memiliki semangat hidup seperti protagonis menye menye di novel, jika disuruh berbicara lemah lembut ia tak akan bisa, dan apakah ia harus selalu ceria dan enerjik? Tidak, itu semua tak akan bisa ia lakukan, Bagaimana hidupnya yang penuh dengan rasa malas? Dan akan se hambar apa hidupnya tanpa umpatan umpatan diberbagai situasi?

🚭🚭🚭
.
.
.
.
.
To be continued

The Broken BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang