"Apa?" Sesil menyentuhkan kedua tangannya di kedua daun telinganya. Merasakan salah satu antingnya yang hilang. "Sepertinya aku menjatuhkannya."
Raut Saga membeku.
"Kenapa? Kau marah aku menghilangkannya?"
"Di mana kau menjatuhkannya?" Saga merasakan sesuatu yang tak beres. Ia ingat dengan jelas Sesil mengenakannya tadi pagi sebelum ia pergi dengan Arga. Ia tak akan merasakan firasat tersebut jika Sesil menjatuhkannya di rumah atau di mobil. Tetapi hari ini Sesil pergi ke sekolah Kei dan café. Dua kemungkinan yang tak bisa membuat tenang.
Sesil berusaha mengingat. "Mungkin saat ke kamar mandi atau mengganti pakaian. Aku akan mencarinya."
Saga masih bergeming.
"Kau ingin aku mencarinya sekarang?"
Saga hanya menggeleng, kembali merangkul Sesil. "Kita turun sekarang."
Dan firasatnya tak pernah meleset, terutama jika berhubungan dengan Sesil. Ketika ia sampai di lantai bawah, kepala pengawalnya muncul dan cukup satu isyarat ia tahu mereka harus bicara. "Pergilah ke dapur, aku akan ke halaman belakang untuk memeriksa tempatnya," pintahnya, mendorong pelan punggung Sesil ke arah dapur setelah mendaratkan kecupan di kening. Kemudian mengarahkan Jo ke halaman belakang.
"Ada apa?"
"Ada sebuah kiriman, Tuan." Jo merogoh saku jasnya dan mengeluarkan kotak kecil berwarna biru laut kepada Saga.
"Apa ini?"
"Dilemparkan oleh seorang pengendara motor tepat di depan gerbang. Kami mencoba memeriksanya dan isinya hanya sebuah anting. Tapi ... sepertinya ini milik nyonya."
Wajah Saga segera menegang, mengambil kotak dari tangan Jo dan membukanya. Benar saja, isinya adalah anting Sesil yang hilang. Genggaman tangannya mengepal pada kotak tersebut. "Kau sudah tahu siapa yang mengirimnya?"
Jo menggeleng. "Pengendara tersebut mengenakan jaket kulit, pakaian serba hitam. Helm dan motornya juga. Bahkan tidak ada plat yang bisa kami periksa."
"Kirim videonya."
Jo mengangguk. "Baik, Tuan."
"Dan hubungi sekolah Kei. Mulai besok dia akan melakukan Homeschooling Online. Urus semuanya. Periksa dengan ketat siapa pun yang keluar masuk."
"Baik, Tuan."
"Pergilah."
Jo pun pamit undur diri.
Pandangan Saga mengedar ke sekelilingnya. Ada cukup banyak penjaga ahli yang menjaga area rumahnya. Kemudian matanya terpejam, menggenggam kotak biru laut di tangannya dan mendesah pajang.
***
"Dari mana kau?" Kening Saga berkerut ketika melihat Sesil yang baru saja menuruni anak tangga. Sejak tadi ia mencari wanita di lantai bawah, bahkan Kei sudah menunggu di halaman belakang.
"Sepertinya aku menjatuhkannya di mobil." Sesil mencoba mengingat. "Aku akan memeriksanya sebentar. Apakah Alea dan Reynara sudah sampai?"
"Tidak perlu." Saga menangkap pundak Sesil yang hendak melewatinya.
"Kenapa?"
Saga menelan ludahnya, kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan anting dengan permata berwarna biru di ujungnya. "Aku sudah menemukannya. Jatuh di mobil," bohongnya.
"Benarkah?" Wajah Sesil kembali ceria. "Kupikir aku menghilangkannya."
Saga mengangguk singkat, kemudian menarik tubuh Sesil agar lebih dekat dengannya dan memasangkan anting tersebut di telinga Sesil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saga Sesil 2 ( After the Story)
RomanceAku mencintai Saga, tapi tak bisa menolak kehadiran Dirga. -Sesil-