Selamat pagi, siang, sore, malam, dan subuh.
Kapanpun kalian membaca ini cerita ini.
Support aku terus dan jangan bosan-bosannya buat nunggu updateanku ya."Baiklah, jika tidak ada yang ingin bertanya, saya akan mulai pelajarannya. Sebelumnya saya akan absen dulu." Jelas Jaemin.
Beberapa saat kemudian..
Jaemin menjelaskan materi dengan detail di papan tulis.
"Baik, apa semuanya mengerti?" tanya Jaemin.
"Mengerti pak!" semuanya menjawab kecuali Winter.
Saat Jaemin sedang menjelaskan di depan, Winter tidak fokus pada apapun yang dijelaskan oleh Jaemin. Ia hanya sibuk menggambar asal di lembar belakang bukunya.
Jaemin yang melihat salah satu muridnya itu pun menjadi salfok.
"Eh, itu bukannya cewek yang mama maksud? Unik juga." batin Jaemin.
"Atas nama Kim Minjeong, yang mana orangnya?" Jaemin pun memanggil Winter.
"Eh, iya ada apa pak?" tanya Winter.
"Coba kamu jelaskan, apa yang dimaksud dengan Eksponen?" tanya Jaemin pada Winter.
Winter yang tadinya tidak mendengar penjelasan Jaemin seketika terkejut begitu diberi pertanyaan oleh Jaemin.
"Eee, saya tidak tau pak." kata Winter.
"Lah, kok bisa tidak tau? Kamu denger tidak tadi penjelasan saya di depan?" tanya Jaemin.
"T-tidak pak." kata Winter dengan terbata-bata.
Jaemin hanya bisa menghela nafas atas kelakuan muridnya tersebut.
"Huh, ya sudah. Yang lain apa ada yang tau jawabannya?" tanya Jaemin
2 Jam kemudian
"Ok, waktu saya sudah Habis. Silahkan istirahat, untuk Minjeong setelah ini langsung ke ruangan saya ya, Assalamualaikum wr wb." jelas Jaemin lalu pergi meninggalkan kelas.
"Waalaikumussalam wr wb" kata para murid.
Winter yang tadinya senang karena bisa beristirahat seketika menjadi kesal begitu mendengar kalau ia disuruh ke ruangan Jaemin.
"Sumpah tu guru dah, ngeselin beut anjir. Mana tu guru minta gue buat ke ruangannya pula, males beut Ya Allah." keluh Winter pada sahabatnya, Karina.
"Ya elah lagian lo sih daritadi gak merhatiin penjelasan Pak Jaemin, kan kena sendiri lo. Cepetan sono ke ruangan pak Jaemin, nanti waktu istirahatnya keburu habis." titah Karina.
"Dih iya iya, jangan lupa ya pesanan gue Mie Ayam." kata Winter.
"iya sans ae, cepetan noh" kata Karina.
Winter pun pergi meninggalkan kelas menuju ke ruangan Jaemin.
Sesampainya di depan ruangan Jaemin, Winter langsung mengetuk pintu.
Tok tok tok..
"Masuk saja, pintunya tidak dikunci." kata Jaemin dari dalam.
Winter pun masuk.
"Silahkan duduk." ucap Jaemin.
Winter pun duduk. Saat ia duduk ia merasa perasaannya ada yang aneh
"What, kok perasaan gue gak enak ya. Moga aja gue gak dapet masalah lagi dari sini." batin Winter.
"Ok, jadi apa tujuan bapak menyuruh saya ke ruangan bapak?" tanya Winter memulai pembicaraan.
"Ya sebenarnya gak ada-apa sih, cuma saya mau tanya 1 hal sama kamu. Kenapa tadi saat jam pelajaran kamu tidak memperhatikan materi yang saya jelaskan?" tanya Jaemin.
Winter menghela nafas kasar kemudian menjelaskannya pada Jaemin.
"Maaf sebelumnya pak, sejujurnya saya itu paling anti dengan pelajaran Matematika. Saya sangat membenci pelajaran tersebut, ya bagaimana saya tidak suka dong pak. Pelajarannya saja membosankan, udah gitu materinya membingungkan pak. Dari sekian pelajaran yang saya terima, cuma Matematika yang tidak masuk di otak saya." jelas Winter.
"Tunggu aja, bakal gue ubah pemikiran lo itu Winter sayang.." batin Jaemin.
Winter yang melihat Gurunya seperti sedang melamun langsung berusaha menyadarkannya.
"Pak, pak bapakk jangan ngelamun gitu pak." ucap Winter untuk menyadarkan lamunannya Jaemin.
Winter masih tidak sadar jika ia menyadarkan Jaemin dengan memegang tangan Jaemin, ketika Winter sadar ia langsung melepaskan tangannya dari Jaemin.
"E-eh maaf pak saya lancang." ucap Winter.
Begitu mendengar perkataan Winter, Jaemin seketika sadar dari lamunannya.
"Eh iya gak papa, sekarang kamu boleh keluar." kata Jaemin.
Winter langsung berdiri dari duduknya dan memberi salam lalu keluar dari ruangan Jaemin.
"Winter.. Winter.. Cewek seperti lo tuh keknya terlalu unik buat gue. Beruntungnya lo Jaemin dijodohin sama murid lo itu." gumam Jaemin sambil menunjuknya ekspresi smirknya.
Si sisi lain, Winter merasa lega begitu ia keluar dengan tenang dari ruangan Jaemin. Karena jam istirahat masih ada sekitar 20 menit jadi ia segera pergi ke kantin menemui Karina.
"Woyy Kar, pesenan gue dah lo pesen belom tadi?" tanya Winter menghampiri Karina.
"Tenang ae, dah gue pesan kok. Btw cepet beut lo baliknya, apa kata pak Jaemin ke lo" sekarang giliran Karina bertanya balik pada Winter.
"Ya gak ada sih, pak Jaemin cuma nanyain knp tadi gue gak merhatiin dia selama jam pelajaran dan setelah itu gue jawab aja sejujurnya. Habis itu gue keluar dari ruangannya." jelas Winter.
"Gila kuat bener nyali lo yah bisa jujur gitu." ucap Karina.
"Ya elah biasa aja itu mah." ucap Winter.
"Btw lo nyadar gak sih, itu guru merhatiin lo mulu di kelas semenjak lo itu gak ngejawab pertanyaannya tadi. Dan tatapannya itu bukan kek tatapan buat nandain muridnya tapi lebih ke arah tatapan seorang cowok yang suka dengan seorang cewek. Kalo kata gue sih keknya itu guru ada rasa sama lo deh." terus terang Karina.
Winter yang mendengar perkataan Karina dalam keadaan sedang minum seketika terkejut dan tersedak.
"Eh anjir lo kalo mau ngomong gitu mikir dulu nape. Gue ini muridnya pak Jaemin, ya kali pak Jaemin bisa suka sama murid kek gue. Ya gue juga sadar diri kali, mustahil itu guru suka sama gue." ucap Winter panjang lebar.
"Ya elah gak ada yang mustahil, kan bisa aja itu guru beneran suka sama lo. Gue doain semoga itu bener." ucap Karina.
"Dih, dah noh makanan dah sampe. Mending kita fokus makan aja dulu, gue dah laper dan gue juga males mikirin soal cinta-cintaan ini." ucap Winter
Karina hanya bisa tertawa mendengar perkataan sahabatnya tersebut, baginya menjahili sahabatnya itu sangatlah menyenangkan.
Part kali ini lumayan seru kan guys?
Di tunggu part selanjutnya ya, jangan lupa votenya
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae Untuk Pak Guru-!! [Jaeminjeong]
Teen FictionPemeran Utama: Nama: Kim Minjeong/18 Tahun kelas: XII IPA Pemeran/watak: Pinter, baik, cerewet, benci matematika Nama: Na Jaemin/22 tahun Peran: Wali kelas XII IPA/Guru Matematika watak: Humoris, Random, Romantis