bab 5

7K 629 1
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
🚭🚭🚭

Malam harinya

"Rey, apa yang akan kau lakukan pada adik mu sekarang?" Tanya Zidan dengan nada tenang, tak lembut namun juga tak datar, diruang keluarga mereka semua kini berkumpul,

Rey yang ditanya menahan nafas dengan gugup, jawaban apa yang harus ia berikan? Bagaimana jika ayah angkatnya tidak menerima adiknya?

"Bisakah Ardan tinggal disini dad?"

"Ah, eum maksudnya bolehkah Rey mengajak adik Rey tinggal disini?"

"Rey akan memastikan bahwa Ardan tak akan nakal, Rey akan mengurus Ardan,"

Melihat keterdiaman Daddy angkatnya membuat Rey semakin gugup, apalagi Daddy angkatnya kini tengah menatap nya, sedangkan Ardan hanya menyimak, ia tak akan repot repot ikut memohon untuk tinggal disini, jikapun Ia tak diterima disini, itu lebih bagus, ia bisa pergi ke Bandung untuk memulai hidup baru disana, hidup baru di kota impiannya,

"Bolehkah dad?" Lanjut Rey dengan gugup, apa mereka akan menolak adiknya? Apa adiknya akan tinggal kembali di rumah kecil mereka dulu? Apakah ia akan tega mengulang kesalahan untuk kedua kalinya?

"Heyow tentu saja boleh, bagiamana mungkin kau menanyakan itu? Daddy tak mungkin menolak makhluk semanis ini," ditengah keheningan untuk kedua kalinya Sofia yang berhasil memecah keheningan, Sofia yang baru saja turun langsung menyahut pertanyaan Rey dengan langkah riangnya berjalan menuju sofa tempat duduk keluarganya berkumpul

"Kau sekarang adikku, panggil aku kakak okey adik kecil?" Tanya Sofia sembari mengelus pucuk kepala Ardan yang sudah ia pindahkan dipangkuan nya, sedangkan sang empu masih kaget dengan apa yang terjadi,

"Tubuhmu sangat ringan, kakak akan membuatmu gendut mulai sekarang, lihat bahkan kau dapat kakak angkat dengan mudah?" Lanjut Sofia sembari mengangkat tubuh Ardan dengan posisi masih duduk, hais bagaimana bisa perempuan ini dengan tidak sopan nya mengangkat tubuhnya dan sekarang justru tengah menaik turunkan badanya, dan lagi, apakah tubuh ini sekecil dan seringan itu hingga dengan mudah diangkat oleh bocah SMA? Menurutnya tubuh ini justru lebih baik dari tubuhnya saat remaja dulu, tentu saja tubuh ringkihnya di kehidupan lalu berubah semenjak bertemu sahabatnya yang selalu menjejelinya dengan banyak makanan hingga ia bisa memiliki tubuh berisi dan atletis,

"Engh" jujur saja tubuh nya yang dinaik turunkan membuat nya merasa mual,

"Kak, jangan melakukan itu, adik ku mual," ujar Rey yang tak tega melihat adiknya hampir muntah,

"Maaf adik kecil, kau sangat imut, walau tubuhmu kecil tapi pipimu begitu bulat, seperti mochi, kakak jadi ingin memakannya" ujar Sofia sembari mengecup hidung Ardan sebelum menggigit gemas pipi kiri adik kecilnya setelah menurunkan tubuh Ardan dan kembali memangkunya,

Dasar perempuan biadab nggak tau malu, apa apaan nyamain pipi gue sama mochi, kalo aja gue nggak lagi ada ditubuh cebol ini, Lo abis ditangan gue, anjing, umpat Ardan dalam hati mengumpati perempuan yang kini memangkunya, gara gara gigitannya pipi nya kini jadi terasa sakit.

"Jadi, apa dia bisa jadi adik kecil ku dad?" Tanya Sofia pada Daddy nya, jika Daddy nya tidak menerima adik kecilnya ia akan merajuk dan tidak akan bertegur sapa dan berbicara dengan Daddy nya untuk waktu yang lama.

"Hm, Daddy akan mengurus surat adopsinya, sekarang kalian istirahatlah, Daddy akan menyusul kakakmu," balas Zidan sebelum beranjak dan berjalan kearah lift.

"Eh, ngomong ngomong di mana bang Bryan mom? Tumben nggak ikut kumpul?" Tanya Sofia setelah menyadari kakak satu satunya itu tidak ada disana,

"Dia diruang kerja, ada proyek yang lumayan penting dari luar negeri untuknya, Daddy mu menawarkan harga mahal untuk kakak mu jika bisa menyelesaikan proyek ini tanpa campur tangannya," balas Diana sang mommy memberi sedikit penjelas pada putri satu satunya itu,

"Owh, kalau begitu aku akan ke kamar mom, adik kecil ku sudah tidur," ujar Sofia sembari berdiri dengan Ardan yang sudah tertidur di gendongan koalanya, sebelum beranjak Sofia mencium kedua pipi mommy nya dan mengacak rambut Rey,

"Kau juga harus istirahat Rey, besok kau ada pertandingan bad minton bukan?"

"Biar Rey aja yang gendong Ardan, dia tidur dikamar ku saja, Kakak juga pasti lelah sudah memangkunya tadi," ujar Rey yang mengulurkan tangan nya pada tubuh Ardan berniat mengambil alih tubuh adik manisnya, ia tak rela di hari pertama adiknya tinggal satu atap dengannya justru direbut oleh kakak nya,

"Eits, tidak bisa, dia adikku, aku tidak lelah, jadi jangan menggangguku, malam ini dia milikku, huh" kata Sofia dengan nada posesif dan lirikan mata sinis pada Rey yang kini menatap Sofia dengan pandangan rumit dan tak percaya, tanpa perasaan Sofia menepis tangan Rey dan memutar tubuhnya dan berjalan menuju lift, tak mungkin dia naik ke lantai dua menggunakan tangga bisa bisa adiknya akan terbangun karena guncangan,

"Mom?" Kata Rey dengan pandangan memelas ke arah mommy nya yang berdiri akan melewatinya untuk pergi ke atas.

"Kau seperti tak tau bagaimana kakak perempuan mu itu boy," balas Diana terkekeh pelan sembari menepuk pelan kepala Rey dan mengecup singkat kening Rey,

"Tapi, dia adik ku mom," melas Rey membuat Diana menggelengkan kepala pelan,

"Tentu saja, dan sekarang dia bukan cuma adikmu, jadi sabar sabar saja, okey" ujar Diana berlalu pergi setelah mengelus kepala Rey,

"Mom,"

"Hiks adikku,"

"Gimana kalo adik manisku melupakanku gara gara kak Sofi?"

"Rey tidak rela mom,"

Teriak Rey dengan putus asa, adiknya... Bagaimana jika adik nya dimonopoli terus menerus oleh kakak nya? Bahkan adiknya belum memaafkannya hiks, pikir Rey dengan tangisan lebay nya,

"Terima saja boy," balas Diana dengan teriakan yang teredam pintu kamar yang sudah tertutup, bahkan mommy nya tidak mendukungnya untuk merebut kembali adik manisnya, bagaimana ini?

🚭🚭🚭
.
.
.
.
.
To be continued

The Broken BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang