07

332 53 9
                                    

Dia ibarat bunga liar yang tumbuh di tengah rumput liar. Istimewa dan menarik perhatian. Pasti akan ada yang melihat dan ingin memetiknya. Ada yang ingin membawa dan menjaganya untuk terus mekar, ada pula yang hanya ingin memetik dan menikmati keindahannya sebelum membuangnya begitu saja.

James pernah merasa dia adalah bunga itu.

James selalu berusaha sepanjang hidupnya agar dapat disukai dan diterima semua orang. Tapi seperti kata Sarah dulu padanya, hidup tidak pernah berhenti memberikan kejutan, hidup tidak pernah memberi mereka istirahat biarpun cuma sebentar. Siap tidak siap, apa pun itu harus dihadapi, mau tidak mau.

Sarah kemarin sempat memprotes saat James datang meminta tolong pada dia untuk berbohong pada Net. James sudah bilang pada Net kalau dia akan menghabiskan natal berdua saja dengan Sarah karena gadis itu yang meminta.

“Memang kamu mau ke mana?”

Pertanyaan Sarah tidak pernah dia jawab. Membuat gadis itu makin sebal dan juga khawatir karena James menolak untuk menghabiskan malam natal bersamanya lagi. Dia bilang soal James yang tidak lagi mencintai dia sebagai sahabatnya, padahal mereka sudah jarang, atau malah hampir tidak pernah bertemu selama setahun lebih. Dan sekarang dia memiliki lebih banyak rahasia lagi yang dia tutupi dari Sarah. Selama ini James selalu merasa dia dapat menyembunyikan soal rahasia-rahasianya. Tapi tidak, Sarah dan Yim tidak selugu itu. Mereka tahu segalanya soal sahabat karib mereka, tentu saja. Dan sebelum sempat mereka memberitahu James soal apa yang mereka ketahui, dan memberitahu James kalau mereka bisa menerima dia apa adanya, banyak hal terjadi secara beruntun.

Yim yang menghilang setelah setahun kelulusan mereka. Dan juga soal Sarah dan patah hatinya. Hidup mereka berubah seratus delapan puluh derajat setelah kelulusan.

Memang benar. Hidup tidak pernah mengizinkan kita untuk istirahat sebentar saja.

“Selamat Natal, James.”

Adalah kalimat terakhir yang James dengar sebelum pamannya pergi dengan mobil sewaan yang dia pakai untuk mengantar James ke suatu tempat yang James tidak tahu di mana. Dia berada di depan satu gedung berukuran besar. Besar dalam artian sangat besar. Mirip bangunan mansion. Rumah itu dikelilingi oleh rumput yang dipangkas hampir botak oleh pemiliknya. James melihat rumput yang luas membentang hijau berhektar-hektar, mengelilingi bangunan megah itu. Lampu-lampu berjumlah banyak berada di atas pagar beton yang sangat tinggi memisahkan dunia luar. James melangkah menapak anak tangga yang akan menuntunnya ke depan pintu yang lebar.

James membuka ponselnya dan menemukan satu pesan dari Sarah; “Net benar-benar menanyakan soal dirimu. Aku bilang padanya aku bersamamu dan aku tidak ingin diganggu sebab suamimu itu bilang dia ingin bergabung.”

James ingat bagaimana percayanya Net padanya. Wajahnya sore tadi terlihat sangat yakin James benar-benar akan menghabiskan waktu dengan Sarah. Tapi sebagaimana Net, dia akan tetap memastikan kalau pernyataan James itu benar adanya. Bukan karena dia tidak percaya pada James, tapi dia ingin semuanya terkonfirmasi dan James benar-benar berada di tempat yang sama dengan Sarah.

James mengucapkan terima kasih lewat pesan dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku. Dia menarik nafas dan meletakkan tangannya di atas gagang pintu yang berlapis sepuhan berwarna emas. James tidak bisa mendorongnya. Dia memutuskan untuk mengetuk pintu itu dua sampai tiga kali. Dan pintu terbuka dari dalam.

Seorang laki-laki dengan ekspresi tak berarti menyambut kedatangannya, mempersilahkan James masuk. James tidak sempat memperhatikan sekitarnya ketika laki-laki tadi—yang rupanya mungkin seorang pelayan—memintanya menaiki tangga yang melingkar seperti ular ke lantai dua rumah. Tangga itu selebar sekitar satu setengah meter atau lebih ke samping. James menaikinya dan diikuti oleh laki-laki tadi di belakang. Semakin dekat dia ke atas dia semakin bisa mendengar suara musik yang semakin jelas. Pie, adiknya suka sekali menari sambil mendengarkan Billy Vaughn. James jadi tahu beberapa lagu orkestra karena Pie.

it's going to be alrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang