n : sorry banget bahasanya suka berubah² sesuai mood. Enjoy the story aja yaa ✋ kalo ada typo comment yaa guys, sowwryyy.
[SUDUT PANDANG MEDA]
Sudah 10 menit berlalu, tapi aku sama sekali tidak melihat istriku di kelas. Apa jangan jangan ia sakit? Pesanku juga tak kunjung dibalas. Tapi tiba tiba sebuah panggilan muncul, tapi bukan dari Tamara, melainkan dari mama.
Aku keluar dari kelas untuk menjawab panggilan mama. "Assalamualaikum, halo ma?"
"Waalaikumsalam, Meda." Mama tampak mengambil nafas untuk bicara. "Meda, kamu jangan pulang dulu, tadi mama abis ketemu sama istrimu, nanti mama mau ketemu sama kamu di alamat yang mama share lok nanti." Aku menyernyitkan dahiku, "mama abis ngobrolin apa sama Tamara sampe dia bolos pelajaranku?"
Perasaanku sudah tidak enak, sebenarnya ada apa sekarang?
Setelah kelas selesai, aku buru buru pergi ke restoran yang mama share lok. Lokasinya tak jauh dari kampus, aku pun sampai disana hanya dalam beberapa menit.
"Assalamualaikum ma" Ucapku seraya menyalimi tangan mama. "Waalaikumsalam." Jawab mama.
Aku tidak bisa mengartikan tatapan mama saat ini, tapi kelihatannya mama marah. "Udah pesen makanan ma? Meda siang makan bekal dari rumah trus ini dikasih bekal sama Fia, mama tau dia kan? Dia dapet kes--" mama tiba tiba memotong "Mama tau" *Glek* tidak biasanya mama seperti ini, apa yang salah?
"Jadi kamu nerima makanan dari dia?" Mama menghela nafas panjang, "Meda, kamu sadar gak sih, kamu itu udah nyakitin hati istri kamu dengan nerima makanan dari wanita lain" aku tercengang, "Kamu tau sikap Tamara pas ketemu mama tadi?" Aku menggeleng, "Dia emang gak bilang kalo dia cemburu, tapi mama bisa tau Meda. Jangan juga kamu marahin dia, dia gak ngadu kok ke mama. Kamu yang salah. Kalo mama jadi Tamara mama pasti ngerasa kalo sekarang perasaannya itu lagi dipermainkan sama kamu. Dia cuma butuh waktu, tapi mama yakin sekarang perlahan lahan, Tamara udah mulai cinta sama kamu. Kalo kamu cinta sama dia, mulai sekarang jangan pernah nerima makanan dari wanita lain, apalagi lihat! Kotak bekalnya. Bentuk apa itu? Kamu ga sadar?" Mama menghentikan omongan nya.
Aku mulai sadar, ketika Fia memberiku bekal ini, Tamara melihatnya kan? Aku juga tau dia melewati kami. Tapi tidak seperti biasanya, dia tidak menyapaku sama sekali.
Setelah itu, aku mengantar mama ke hotelnya dan aku memutuskan untuk pulang.
[SUDUT PANDANG TAMARA]
Sebelum jam jam mas Meda pulang, aku keluar dari apartemen untuk membeli es krim agar mood ku sedikit membaik. "Pak es krim strawberry nya 2 yaa pake toping coklat kacang" aku sudah membayangkan betapa lezatnya es krim tersebut. "Beli buat mas Meda juga?" Tanya seorang wanita yang ternyata Fia yang baru saja sampai dan menghampiri toko es krim yang sama. "Entah" jawabku.
"Jangan kasih itu ke mas Meda, dia alergi kacang." Bagaimana dia bisa tau itu? Aku bahkan tidak tau kalau selama ini mas alergi kacang. Karena saat bersamaku, setauku mas Meda pernah makan kacang. "Jangan bilang kamu juga gak tau? Bahkan soal traumanya?" Sejauh apa dia tau soal mas Meda?
"Thanks perhatiannya, tapi gue tau." Aku mengalihkan perhatianku untuk melihat menu menu es krim lainnya sambil menunggu. Ketika es krim pesanan ku sudah jadi, aku langsung memakan salah satunya. "Hei" lagi lagi wanita itu memanggilku, aku menoleh. "Kalo kamu gak bisa jatuh cinta sama mas Meda, lepasin aja." Ucapnya seraya mendekat. "Siapa kamu berhak ngomong kayak gitu?" Aku menyunggingkan bibirku kemudian pergi, jika tidak segera pergi aku mungkin bisa ribut dengannya kala itu juga.
Sesampainya di rumah, ternyata mas Meda sudah sedang mandi. Aku mengambil remote TV dan memutar tayangan drama sambil memakan es krim yang ku beli. "Dasar pelakor! Nyebelin banget sih dia! Ngapain pake segala muncul tiba tiba coba? Kasian pemeran utamanya!" Lama lama aku mulai terlarut dalam drama dan telah menghabiskan dua eskrim sekaligus.
Hingga akhirnya drama yang kutonton telah selesai, aku hendak bangkit dari sofa tapi ketika aku menoleh ke samping, tak kusadari mas Meda sudah berada di sampingku entah sejak kapan.
Mas Meda menatapku lekat, aku tidak tau apa yang dipikirkannya saat ini. Aku mengurungkan niatku untuk pergi dan malah mematung disana.
"Kamu udah makan Tamara?" Tanya mas Meda dengan nada suara beratnya. "Udah, makan es krim tadi." Jawabku sambil merapikan sampah es krim ku. Mas Meda kemudian mendekatkan tubuhnya, atmosfir di antara kami menjadi sangat mencekam. Aku sudah sangat siap jika mas Meda akan memarahiku, aku tau mama pasti bilang soal tadi ke mas Meda.
Tapi dugaanku sepertinya salah, mas Meda malah memeluk tubuhku erat. "K-kenapa mas?" Mas Meda tak menjawab, mungkin ia sedang menyusun kata katanya, aku juga ikut diam.
"Tamara, mas mau pastiin sesuatu" *Deg* "apa mas?" Tanganku gemetar, apa yang akan dilakukannya? Tunggu! Kenapa mas Meda semakin mendekatkan wajahnya?
*CUPP*
First kiss ku!
Voment for appreciate ✨
Kalau ada saran/masukan bisa di kolom komentar atau DM aja yaa!
see u in d next part
Enjoy~
KAMU SEDANG MEMBACA
my perfect 'Mas'
RomanceTerpaksa menikahi seseorang yang tidak dicintainya demi bisa melanjutkan pendidikan ke Jakarta, Tamara yang terkenal keras kepala tak mampu bekutik dikala dalam waktu semalam, dirinya sudah berstatus menjadi istri seseorang. Suaminya, Kameda Husein...