n : sorry banget bahasanya suka berubah² sesuai mood. Enjoy the story aja yaa ✋ kalo ada typo comment yaa guys, sowwryyy.
Aku reflek mendorong tubuh mas Meda dan menutupi bibirku "Mas!" Aku menatap tajam ke arahnya. Mas Meda mengulum bibirnya kemudian tersenyum, "Kenapa gak bagi bagi? Mas kan pengen yang manis manis." Aku kembali teringat ucapan Fia. "Mas alergi kacang ya? Kenapa gak pernah bilang sama aku?" Aku menatap mas serius.
"Mas emang punya alergi kacang, cuma terakhir kali mas makan udah gak pernah kambuh lagi. Kamu tau dari mana? Mama?" Aku mengerutkan bibirku, "Dari Fia, harusnya mas bilang sama aku tentang apapun soal mas. Kesannya aku kayak gak berguna banget jadi istri mas." Mas Meda malah tertawa kecil. "Jadi, sekarang kamu udah ngakuin kalo kamu itu istri mas?" Aku mengalihkan pandangan. "Gatau."
"Sayang, mas minta maaf ya? Lain kali mas bakal lebih hati hati." Aku kembali menatap mas Meda. "Iyaaa, aku maafin." Pria itu kembali memelukku erat. "Lain kali kalo ada apa apa, bilang langsung sama mas ya?" Pintanya, "Kenapa? Mas takut diomelin mama ya?" Balasku. "Itu tau" jawabnya.
Tiba tiba saja sebuah ide terbesit di pikiran ku. "Mas semisalnya kita go publik, bakal gimana?" Tanyaku pada mas Meda, aku ikut memikirkan bagaimana tanggapan orang orang sekitarku dan tentunya orang pertama yang kuingat adalah Andre dan Agnes. Pasti aku akan terpojokkan. Apalagi aku pernah berbohong. Karir mas Meda juga bisa rusak karena ini.
"Mas yakin mas sendiri bakal gapapa, tapi kamu gimana? pasti kedepannya bakalan berat." Ucap mas Meda. "Tapi lebih berat lagi, kalo terus bohongin mereka. Lebih susah." Balasku.
"Tamara, mas mau bilang sesuatu." Aku kembali menatap mas Meda. "Kamu belum tau kan alasan mas langsung terima perjodohan sama kamu?" Ini yang aku tunggu-tunggu, sebenarnya apa alasannya? Aku menunggu kalimat selanjutnya. "Kamu ingat 17 Tahun lalu? Mas yakin kamu ngga ingat apa apa." Aku berusaha mengingat ingat sesuatu, tapi aku masih terlalu muda saat itu, aku tidak bisa mengingat apapun, aku menjawab mas Meda dengan menggeleng. "Dulu, mas pernah janji buat nikahin kamu pas dewasa. Dulu kita emang masih kecil dan gak ngerti apa apa soal pernikahan orang dewasa, tapi mas selalu ingat janji mas ke kamu, makanya mas langsung setuju saat tau ternyata itu kamu."
Aku terharu dengan ungkapan mas Meda, walaupun ingatanku sangat samar samar. Kini aku yang mengambil tindakan untuk memeluk tubuhnya, kali ini sentuhan kami terasa lebih intim dari biasanya. Aku merasakan kehangatan dari pelukan mas Meda, hatiku mulai merasa tenang, disisi lain aku juga mulai menyusun tekadku untuk mengumumkan pernikahan kami.
Keesokan harinya. . .
Kami berdua sama sama mengumumkan pernikahan kami di akun media sosial dengan menggunakan foto cincin pernikahan yang kami kenakan. Dengan caption yang sama,
"Ini mungkin waktu yang tepat, kami @/salingtag sebenarnya adalah pasangan suami-istri yang sah."
"Aku udah upload" Ucapku kemudian melirik ke layar ponsel mas Meda, "mas juga udah" dia menunjukkan layar ponsel nya, aku salah fokus dengan notifikasi dm nya yang mencapai 99+ "wow penggemar suamiku banyak banget 0∆0" mas Meda terkekeh, aku mencubit pinggangnya agak keras, "seneng kamu?" Tanyaku.
Mas Meda malah mengalihkan topik "oh iya, kamu inget sesuatu gak yang?" Aku menggeleng, "ih dasar" mas Meda kemudian mencium bibirku tanpa aba aba, aku menatapnya tajam. "Morning kiss" Ucapnya sambil tersenyum, aku mungkin mulai menyukai mas dari senyumnya, aku selalu gemas melihat matanya yg juga ikut tersenyum.
Ponselku tak henti hentinya mengeluarkan bunyi, ketika kulihat, ternyata itu berasal dari postingan kami. Komentar komentarnya didominasi oleh mahasiswi, aku berdecak sebal, tapi aku mungkin tidak merasa cemburu karena tahu pria itu adalah milikku, bukan yang lain.
Saatnya menghadapi kenyataan!
Kami bergegas pergi ke kampus, kali ini kami tak lagi berpisah di parkiran. Aku berjalan disamping mas Meda dengan bangga, mas Meda juga tampak lebih percaya diri. Rasanya aku tak ingin melepaskan pandanganku darinya, Fia memang benar, mas Meda terlalu berkilau.
Ketika kami melewati lorong, pusat perhatian tertuju pada kami. Aku sebenarnya gugup karena orang orang melihatku seperti itu, tapi orang disampingku menguatkan ku dengan senyuman manisnya. "Tamara, nanti jam makan siang bareng ya." Aku mengangguk kemudian masuk ke dalam kelas. Banyak sekali suara bisik bisik yang menyebutkan namaku dan mas Meda.
Sesuai dugaan, Agnes dan Andre langsung menghampiriku. Namun aku tak mengira mereka akan datang bersamaan, kebetulan?
"Tamara, gue butuh penjelasan Lo." Ucap mereka bersamaan, seolah sudah dilatih, mereka kemudian saling pandang dan kembali memperhatikan ku. "Sorry, gue punya alasan dibalik ini semua, gue sama mas Meda itu dijodohin dan udah nikah sebelum gue sampe disini, tapi karena kita udah saling cinta, gue rasa go publik keputusan yang tepat." Jawabku.
"Wah gue gak habis pikir, pantesan aja perlakuan kak Meda ke Lo gak kayak adik kakak" ucap Agnes, "Oh jadi ini alasannya, kenapa dia bisa semarah itu?" Andre menatapku tak percaya.
Kerumunan pun bubar ketika mas Meda datang untuk memulai kelasnya, dan seperti apa yang sudah diprediksi, banyak sekali yang menjauhiku terutama Agnes dan para penggemar mas Meda.
Pada sesi tanya jawab, seorang mahasiswa bertanya "Pak, tutorial mendapatkan hati perempuan cantik nya?" Mas Meda tertawa kecil, kemudian menatapku, "Sulit." Jawab mas Meda.
"Rencana punya anak berapa pak?" Timpal seorang mahasiswa yang berniat memanas manaskan penggemar mas Meda. "Terserah sama istri." Jawab nya lagi. Aku berusaha mengalihkan pandanganku, namun mataku kalah.
Mas Meda menggebrak meja nya dua kali "Udah, saya gak akan terima pertanyaan diluar topik lagi." Ekspresi wajahnya berubah menjadi serius seperti biasa.
Voment for appreciate ✨
Kalau ada saran/masukan bisa di kolom komentar atau DM aja yaa!
see u in d next part
Enjoy~
KAMU SEDANG MEMBACA
my perfect 'Mas'
RomanceTerpaksa menikahi seseorang yang tidak dicintainya demi bisa melanjutkan pendidikan ke Jakarta, Tamara yang terkenal keras kepala tak mampu bekutik dikala dalam waktu semalam, dirinya sudah berstatus menjadi istri seseorang. Suaminya, Kameda Husein...