By My Side - 01

2.2K 410 38
                                    

Ibu sudah menyambut kedatangan putra semata wayangnya yang sudah lama tidak pulang ke rumah keluarga. Meskipun ia sudah dewasa dan mampu memikul tanggung jawab pekerjaan yang lumayan berat, di rumah ini ia tetaplah anak bungsu kesayangan ibu di keluarga ini.

"Mas, ibu sudah masakin soto lamongan lengkap sama perkedel kentang kesukaan kamu."

Gama memeluk ibunya terlebih dahulu setelah turun dari mobil. "Makasih banyak, ibu."

"Sama-sama, Mas. Oh iya Mas Haris dan Mas Arsen ayo ikut masuk kita makan malam bersama!" Ajak ibu pada dua asisten Gama.

"Baik, Bu."

Gama dan ibu masuk lebih dulu ke dalam rumah mewah milik keluarga Suryanata ini. Rumah yang sudah lama tidak ia kunjungi karena kesibukannya yang tidak pernah berhenti dan juga karena ia menghindari eyangnya yang terus bertanya kapan ia akan menikah dan memberikan cicit untuknya.

Kalau boleh jujur, Gama sudah jengah dengan pertanyaan semacam itu jadi lebih baik ia menghindari eyangnya daripada harus tertekan ditanyain melulu.

"Eyang, sehat?"

Gama menghampiri eyang yang sedang duduk di kursi goyangnya sembari membaca sebuah buku autobiografi Panda Nababan, tokoh politikus senior yang Gama juga kenal.

"Sehat dong, kamu kemana saja jarang pulang kesini? Kakakmu juga..." omel Eyang sambil menutup bukunya dan menyudahi kegiatan membacanya.

"Banyak kegiatan dan kunjungan dinas ke luar pulau, ini juga baru sempat pulang setelah rapat internal komisi di kantor tadi."

"Harusnya kamu pulang sekalian ajak calon istrimu, jangan pulang sendirian terus."

Gama hanya meringis pelan mendengar ucapan serupa yang sering ia dengar.

"Belum ada yang cocok, nanti aja kalau ada aku kenalin ke eyang dulu." jawab Gama sambil meninggalkan eyangnya menuju meja makan yang sudah penuh dengan makanan.

"Oh iya minggu depan Julian akan menikah, kamu sudah dapat undangannya belum, Mas?" Tanya ibu yang keluar dari area dapur sambil membawa satu mangkok besar berisi soto lamongan kesukaan Gama. "Belum, tapi Julian sudah bilang dan minta aku buat hadir."

"Jangan datang sendirian nanti kamu jadi sasaran tante-tante kamu disana," ujar Ibu.

"Percuma, datang bawa pendamping pun aku bakal tetap jadi sasaran mereka. Lebih baik datang sendiri saja biar nanti bisa langsung kabur kalau udah ditanya-tanyain."

"Kamu gak lanjutin hubungan sama anaknya Tante Sonya?"

Gama menggeleng pelan. "Aku sama Talitha gak cocok, bu. Kita jadi sering berantem karena dia merasa aku gak ada waktu buat dia padahal dia sama-sama sibuk, jadi daripada berantem ya aku putusin dia aja dan ternyata dia juga emang maunya kita putus."

Ibu terkekeh pelan mendengar ucapan Gama. "Terus kalau sama yang kemarin?"

Gama mengerutkan dahinya kebingungan memahami siapa sosok yang dimaksud oleh ibunya karena dalam satu bulan ini ia belum menjalin hubungan dengan perempuan manapun dan seharusnya ibu tahu karena sumber informasinya pasti berasal dari Haris.

"Anaknya Pak Yohannes Sutedja yang artis itu, kata Haris kamu sempat nganterin dia pulang tuh."

Haris yang mendengar aduan itu langsung memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan mata Gama yang terlihat menyeramkan di matanya karena menatapnya dengan tajam.

"Belum terlalu deket kearah sana sih, bu, kita baru temenan aja dan waktu itu baru aku ajak kenalan sama nganterin dia pulang dari After Midnight karena udah malam terus manajernya gak bisa jemput dia. But so far, she's pretty nice, masuk kriteria calon menantu idaman ibu sama bapak."

By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang