by Ricof25
Sama dengan kali pertama kami berjumpa pada masa itu, tatapan matanya yang menyebutkan kalau dia wanita yang aku cari. Selama ini, sejauh ini, tidak akan pernah berhenti untuk bertahan dalam kesendirian hanya untuk menjadikan dia milikku. Aku tak sadar, kalau dia adalah wanita yang selama ini menantiku untuk melangkah lebih awal.
"Clara!" sapaku pada petang yang sudah semakin gelap. Hanya tersisa fajar di ujung sana, menanti awan untuk menutupinya secara penuh.
"Apa?" jawab dia ketus. Dia masih marah dengan keadaan siang tadi, di mana aku membentaknya di depan teman-teman dia.
"Ke mana aja?" tanyaku dengan menarik napas dalam-dalam.
"Di sini, gak ke mana-mana." Dia sama sekali tidak menoleh padaku.
"Maafin ya, aku tadi terpaksa kek gitu. Soalnya banyak hal yang harus kupertimbangkan," jawabku berusaha untuk menurunkan emosinya.
"Ooo ...."
"Aku pengen deh, kalau punya perempuan itu yang bisa ngertiin aku. Gak marah walau aku marah, bisa ada di sisi aku kalau menyelesaikan masalah." Pernyataanku itu berhasil membuat dia menolehkan pandangannya. Tatapan matanya bertemu, di sana berisikan banyak sekali harapan-harapan.
"Hmm, aku tahu kok," ungkap dia daripada membiarkan percakapan kami itu hancur begitu saja.
"Eh, tahu gak sih, aku punya rencana pengen lanjut kedokteran sih habis SMA. Kauambil apa?"
"Ambil apa aja asalkan bisa dekat samamu," ujar Clara dengan tatapan serius dan senyuman manis.
"Gak usah banyak cerita. Aku nanya serius juga, cepat jawab." Aku memaksa dengan sikap anak-anaknya yang tidak tahu kondisi. Seringkali dia begitu, tidak tahu menempatkan posisi yang enak untuk bercanda atau serius.
"Yah, gak percaya. Aku serius ini, benar-benar serius. Aku ambil apa aja, kenapa? Karena mimpimu jugalah mimpiku."
"Boong." Aku tidak percaya. Namun, dalam hatiku kerap bergelora untuk percaya pada perkataannya. Entahlah, aku merasa bahwa dia kebanyakan berbicara kosong. Aku tahu, dia ingin menjadi seorang perawat.
"Hmm, terserah. Lihat aja nanti. Aku belum ada rencana apa-apa."
"Nah, akhirnya. Jujur juga, boong aja makanya."
Senja itu, mungkin menurutku adalah hal yang bodoh. Setiap perkataannya adalah sebuah kepalsuan bagiku, ternyata bukanlah begitu. Aku mencintai dia, dia pun demikian. Kami akan membangun rumah yang baru, supaya kamu bisa mendirikan dunia sendiri. Aku tidak mau lagi kehilangan Clara. Dia adalah orang yang penting bagiku, dan tidak akan ada duanya di dunia.
'Kamu begitu sempurna pada malam ini.'Batam, 23 Maret 2023
Catatan:
Terinspirasi dari lagu "Perfect" karya Ed Sheeran
Bionarasi:
Namanya Rico Fernando, lahir di Batam tahun 2005. Akun IG-nya adalah @boring.25. Dia sudah menghasilkan 11 karya pribadi dan berkontribusi dalam lebih dari 88 antologi. Bukan perjuangan tanpa rintangan, bukan usaha tanpa pengorbanan, dan bukan pemahaman tanpa pengalaman adalah motto yang senatiasa dipegang penulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAY IT WITH SONG
Teen FictionKumpulan challenge CERITA MINI (CERMIN) yang berkaitan dengan lagu written by admin & member Pellumb I Bardhe Cakrawala Literasi (PBCL) #2 - literature dari 407 cerita (23 Maret 2023)