Dua insan yang berpelukan itu membuka pasang mata mereka yang sedari tadi terpejam, karena terhanyut suasana.
Deru napas mereka kini sama-sama menghirup oksigen kembali. Hidung yang menyatu satu sama lain sehingga, membuat Indra penglihatan mereka bertemu, terukir senyum di bibir dengan tatapan yang begitu lekat.
Ehm..
Suara deham seorang laki-laki menjadi perusak moment bahagia kedua pasangan tersebut, dan kini ia menundukkan kepalanya karena mendapat tatapan tajam dari atasnya.
Carin melihat interaksi kedua laki-laki itu hanya bisa tertawa geli lalu menggeleng tidak percaya dan melepaskan pelukan dari tuannya. "Selamat atas kelahiran anak mu Andrea!" Melihat tangan kanan, kemudian berpaling ke Andrea.
Andrea terdiam beberapa saat sambil melihat Carin. Jujur ia tidak tau apa maksud tatapan yang wanita itu berikan kepadanya kali ini. "Yah," jawabnya singkat mengangguk. "Mari masuk?" Ajak Andrea.
"Tidak usah, aku tunggu di luar saja. Bukankah hari ini kalian akan pulang?" Mengengam paperback senyum.
"Yah, kita akan pulang bersama. Tunggu disini, ada beberapa hal yang mau aku urus." memeluk Carin mencium puncak kepala dan mengelus rambutnya sayang. "Jaga dia sebelum aku kembali." titah Andrea di saat melewati Hendry lalu, masuk kedalam ruangan.
Carin hanya bisa melihat kepergian Andrea dan kini ia mengigit bibirnya dengan kuat dan tertunduk memejamkan mata. Cairan bening yang tak ia inginkan berhasil membasahi pipinya kembali.
"Nona butuh ini?" Ujar laki-laki dewasa itu menawarkan selembar tisu.
Membuat wanita yang menangis dalam diam itu tertegun lalu, melihat Henry tersenyum "terima kasih." ujarnya sembari mengambil kertas tisu pemberian tangan kanan dan langsung menghapus air matanya membelakangi suruhan Andrea itu.
Cukup lama ia menunggu Andrea menyelesaikan urusannya, dan kini Carin berjalan di samping Andrea di ikuti satu wanita berseragam yang tidak ia kenali, dokter, perawatan, tangan kanan yang tengah membawa keranjang car seat yang berisi seorang bayi yang imut, dan dua laki-laki bertubuh kekar, mengiringi mereka menuju mobil yang terparkir di lobi rumah sakit ibu dan anak.
"Terima kasih." ujar Carin hormat melihat bodyguard yang membukakan pintu mobil untuknya dan kini ia sudah duduk di kursi sembari memasang seatbelt lalu, melihat Andrea yang tengah berbicara dengan seorang dokter dari dalam mobil.
☘️☘️☘️
Andrea saat ini sudah bersamanya di mobil. Seperti biasa tidak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka. Laki-laki itu sibuk dengan layar iPadnya sedang Carin tengah melihat putri kecil targetnya yang tengah tertidur di dalam Car seat.
Carin baru menyadari bahwa tidak ada Elga bersama dengan mereka. Ia tidak tau wanita yang pernah menamparnya itu pergi kemana, yang pasti hal itu bukan urusannya.
"Siapa nama putrimu Andrea?" Carin bersuara tanpa melihat lawan bicaranya.
"Celiandra Radbert glory." jawab Andrea melihat Carin dan meletakkan iPadnya di meja.
Carin tertawa kecil, "rupanya kau memakai nama yang ku buat Andrea."
Menunduk senyum melihat tangan yang ia genggam sendiri."Yah, kau bisa memanggilnya Celia. Terima kasih banyak atas semua yang kau berikan selama ini sayang!" mengengam tangan Carin dan mengelusnya dengan lembut.
"Terimakasih kembali!" Balas Carin melihat Andrea.
Nama itu Carin buat hanya sebagai candaan, ketika laki-laki yang duduk di sampingnya ini bertanya apa nama yang bagus untuk putrinya nanti kalau sudah lahir. Carin tidak menyangka kalau Andrea menggunakan nama buatannya itu untuk anak semata wayangnya yang cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIWA AND WINE [END]
RomanceNOTE: WINE AND MIWA "Segelas WINE yang di hidangkan, tidak akan habis jika tuanya tidak meminumnya, begitu juga dengan MIWA, kami tidak akan datang jika benalunya tidak menemui inangnya." #Rank 1 di agen #Rank 1 di emosional #Rank 2 di Andrea #Rank...