3 |ENSURE

942 293 363
                                    

Tidak akan mungkin tertukar, atas apa yang sudah Allah takar

__________SAMBUNG RASA_________





"Lea, kalau saya ingin datang menemui orangtua kamu bagaimana?"

"Maksudnya Mas?"

"Saya ingin melamar kamu."

"M-Mas Saga, maaf, tapi aku belum siap buat nikah mudah. Aku masih mau fokus kuliah, setelah lulus nanti masih mau ngerasain kerja dulu. Apa itu enggak terlalu cepat Mas? Kita baru kenal selama 6 bulan."

"Justru karena sudah terlalu lama Lea. 6 bulan mengenal dan dekat dengan kamu lebih dari cukup buat saya meyakini jika ingin menjadikan Lea bagian dari hidup saya. Lea tahu prinsip Mas, kan? Saya tidak mau pacaran, dan dekat tapi tidak ada progres untuk menghalalkan."

".... Ma-Maaf Mas Saga, tapi aku belum siap. Aku enggak mau menikah muda, aku mau selesai dengan diriku sendiri dulu, Mas."

"Kalau begitu pilihannya hanya satu Lea, kita tidak bisa berdekatan kalau tidak ada hubungan yang halal. Saya sangat menghargai keputusan Lea, tapi saya lebih akan banyak dosa jika kita berdekatan tanpa ikatan yang Haq. Saya doakan soga cita-cita Lea tercapai, mulai besok dan seterusnya Mas tidak akan menemui Lea lagi. Kelak, suatu saat jika memang Lea ditakdirkan untuk Mas, Allah pasti mempertemukan kita lagi."

Azalea termenung dalam langkah gontai. Benaknya menampilkan kembali obrolannya bersama Sagara lima tahun lalu, saat Sagara menyampaikan niat ingin melamarnya, tapi dengan penuh kesadaran Lea tolak niat lelaki itu.

Lea masih sangat muda saat itu. Masih ingin fokus menuntaskan kuliah, dan masih banyak wacana yang ingin dijalankan tanpa embel-embel status sebagai istri. Egois? Rasanya tidak, karena Lea mengakui dia belum selesai dengan dirinya sendiri. Bisa dibayangkan rumah tangga yang dijalani tapi salah satu pasangan, terutama seorang istri yang belum selesai dengan dirinya sendiri, pasti akan berdampak bagi anak-anaknya kelak. Dan, Lea tidak mau sampai seperti itu.

Setelah pernyataannya waktu itu, Sagara benar-benar menepati janji untuk tidak menemui Lea lagi. Sedih memang awalnya bagi Lea, hari-harinya terasa ada yang kurang sejak Sagara memilih menjauh, tapi dia harus menghargai keputusan lelaki itu, sama halnya Sagara yang sangat menghargai keputusan Lea.

Lea berjalan memasuki rumah besar berlantai tiga dengan gaya Mediterania modern. Tangannya menenteng paper bag berukuran sangat besar dengan lambang ukiran huruf L super jumbo berwana perak dan timbul. Akronim brand butik Laksmi Galeri.

Lea merapal salam dengan suara pelan. Seorang Mbak asisten rumah tangga datang tergopoh-gopoh membuka pintu sembari menjawab salamnya.

"Kak Shila ada kan, Mbak?"

"Ada Mbak Lea, di kamar."

Mendapat informasi dari si Mbak ART, kaki Lea terayun menaiki anak tangga menuju lantai dua, tempat kamar kakak sepupunya berada.

Lea berhenti di depan pintu kamar berwarna putih. Mengetuknya sekilas sebelum masuk.

"Le, thank you so much, Sayang. Makasih Lo bantuin gue hari ini." Suara Shila langsung menyambutnya. Lea mematung menyaksikan Ashila. Katanya sedang tidak enak badan, tapi penampilan si kakak sepupu saat ini terlihat sehat-sehat saja.

Ashila bahkan terlihat santai dengan setelan hot pants jeans dipadu tanktop. Wajah cantiknya berlapis masker greentea.

"Kak, Lo enggak sakit gitu?" Cecar Lea.

Ashila tertawa sampai maskernya yang mengering sedikit retak. "Sorry Sayang, gue lagi capek banget tadi. Makanya males datang ke butik."

Lea menganga. "Kak Shila kok bohong sih?" Pandangannya mutlak tertuju pada si Kakak Sepupu yang tengah duduk santai meluruhkan punggungnya di sandaran sofa. Sedikit kesal mendapati Shila tega berbohong demi tidak datang untuk sesi fitting baju akad.

ETHEREAL (Sambung Rasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang