23. Tertangkap

89 17 0
                                    

.
.
Happy Reading!
.
.








Disisi lain, Narendra Jaemin Nasution merasa canggung karena dia seorang diri dan kini tengah bersama kakak-kakak kelasnya yang memiliki tampang tidak bersahabat. Changbin terlihat seperti preman. Dan Yeonjun yang terlihat sebagai badboy sekolah. Hanya Mark yang sebenarnya dekat dengan dirinya.

"Lu kenapa, Jaem?" tanya Mark pada Jaemin yang terlihat canggung.

Sekarang mereka sedang bersembunyi di salah satu rumah yang dekat dengan posisi mereka setelah mendengar perbincangan tentang ritual penumbalan tadi saat berlari.

Jaemin yang ditanya hanya menunjukkan cengiran khasnya, "eh? Ga, Kak. Ngerasa canggung aja sama kalian. Gue kan ga dekat-dekat banget sama Kak Changbin dan Kak Yeonjun."

Yeonjun yang namanya disebut pun menoleh, "biasa aja kali, Jaem. Kaya sama orang asing aja," balasnya.

"Ya kan emang orang asing, Kak? Buktinya ini first interact gue sama kalian. Kecuali Kak Mark sih, kan satu tongkrongan," jawab Jaemin lagi.

Changbin menghela nafasnya pelan, "nanti juga akrab, Jaem. Biasanya orang bakal cepat akrab kalau kepepet. Contohnya ya kaya kita, makanya asal tarik aja. Kasihan gue lihat lu kaya anak hilang waktu ga bareng Jeno, Eric, sama Sunwoo."

Jaemin hanya tertawa kecil mendengarnya, "belum biasa pisah sama mereka, makanya gini. Keseringan bareng terus," jawabnya sambil mengintip melalui jendela yang ada di kamar yang mereka tempati.

Yeonjun beranjak dari duduknya dan menatap Mark, "lu yakin tempat ini aman? Perasaan gue ga enak, apa kita cari Yohan?" tanyanya.

Mark menggedikkan bahunya, "untuk waktu yang singkat mungkin aman, tapi kita juga ga bisa lama-lama disini. Lu benar, kita harus cari Yohan. Tadi gue sempat lihat dia lari sambil terseok-seok gitu. Gue khawatir sama kondisi kakinya yang menurut gue lebih parah daripada kita," ucapnya pelan.

"Gimana ga parah kalau pas diseret ke rumah tahanan yang ditarik kakinya dulu. Terus pas percobaan kabur kita, dia selalu nendang lawannya. Belum lagi dipasung seminggu," jelas Changbin menatap ketiganya bergantian.

"Gimana kalau kita cari merekanya mencar, Kak?" tanya Jaemin.

Yang lain menatapnya bingung. "I mean kita berempat dibagi dua aja. Dua orang cari Kak Yohan dan yang lain. Terus sisanya awasin keadaan sekitar. Kalian bilang hari Rabu kalian bakal ditumbalin, kan? Nah, mereka pasti udah susun rencana buat ritual sampah itu," jelas Jaemin lagi.

"Mulut Jaemin pedas juga ya ternyata," gumam Yeonjun pelan.

"Jadi gimana, Mark? Kita bakal mencar? Kalau gue sih setuju sama idenya Jaemin," tanya Changbin.

Mark yang ditanya beralih menatap Yeonjun dan mendapatkan balasan berupa anggukan singkat. "Oke, gue ikut. Gimana kalau gue sama Yeonjun yang cari Yohan, sedangkan Jaemin sama Changbin bakal cari tahu rencana si tuan besar, alias si Hyunsuk aneh itu?" tanyanya.

Jaemin menatap Changbin dan Mark bergantian sebelum mengangguk mengiyakan usulan Mark. Setelahnya, Yeonjun segera menarik tangan Mark keluar dari rumah itu dan memeriksa rumah lainnya untuk mencari Yohan.

Changbin dan Jaemin yang tersisa saling tatap, sampai Changbin membuka suara. "Gimana, Jaem? Kita keluar buat cari informasi?" tanyanya.

"Gue rasa itu yang bisa kita lakukan sekarang," kata Jaemin sambil melangkah keluar rumah diikuti dengan Changbin.

Selama pencarian itu, Jaemin dan Changbin hanya terdiam. Salah satu diantara mereka masih enggan untuk bicara lebih dulu. Jaemin sangat tidak suka dengan keadaan itu. Baru hendak bicara, tiba-tiba mereka mendengar suara dari balik pohon besar di dekat semak. Changbin refleks menarik Jaemin untuk sedikit menjauh dan sembunyi dibalik pohon besar lainnya.

Saranjana: The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang