PART 19. INSIDEN

161 20 2
                                    

Hello para pembaca

.
.
.
.

{••AURELA••}

Hari Senin, hari yg paling di benci sebagian murid karna akan melaksanakan upacara bendera pada pagi hari sebagian besar ada yg telah rapi oleh seragam sekolah tetapi 12 remaja yg tenggah, di hukum dan dijadikan tontonan oleh para siswa-siswi karna tidak memakai. atribut dengan benar baju yg keluar diluar memperlihatkan kesan brandal tersendiri.

"Gue malas bangettt bedak gue luntur seketika!"dumel Anggel mengipasi wajahnya

"JANGAN GOSIP KAMU ANGGEL!!"tegur kepsek yg sempat mendengar keluhan lebay Anggel

"Dih bapak gue Mulu keknya yg salah di matanya"

"Pak masih lama gak!!"teriak dilan kepanasan

"Kalian ini sudah salah masih ngedumel mau jadi apa nanti"

"Dukun"jawab Ela membuat mereka tertawa terbahak-bahak

Pak Tono selaku kepala sekolah tersebut menggeleng kepala nya melihat tingkah laku siswi yg satu ini
"Pak teman saya mau pingsan!"heboh Anggel Lalu tersenyum sinis melihat para guru telah panik Dan menyuruh mereka membantu Bella.

"Yaudah cepat kalian bawah di UKS!"pintah pak Bandi yg ikutan panik

Bella yg terlibat pun langsung segerah berpura-pura memegang kepala nya menatap lemas kearah mereka dan tubuhnya ambruk seketika , sembilan laki-laki itu membantu mengangkat tubuh Bella untuk ber alibih.

Sedangkan Ela dan Anggel menyusul dari belakang sambil berpura-pura menangisi Bella yg pingsan, sesampainya mereka di UKS para petugas PMR, langsung di suruh keluar buat para guru gak curiga kalau Bella pura-pura pingsan.

"Buka mata Lo bel udah aman"celetuk Anggel memakan roti yg ia rampas dari adek kelas-nya.

Bella membuka matanya lalu menghela nafasnya lega "akhirnya gue bebas"

Arthur melirik ke arah Ela yg sedari tadi tertunduk memijat kepalanya
"Lo kenapa?"tanya Arthur memegang pundak Ela detik itu kedua bestai nya memukul jidatnya mengetahui Ela phobia aroma obat-obatan.

"Tur mending Lo bawah Ela ke taman  atau Rooftop"usul Erlkan, Arthur setujuh membawah gadis itu di taman belakang dengan senang ia berbaring di paha Ela, Sedangkan gadis itu yg tahu dengan kebiasaan Arthur ia mulai mengelus rambut hitam lebat itu.

Hening menyelimuti keduanya tidak ada yg membuka suara sedari tadi hanya keterdiaman hingga suara ponsel milik Arthur terdengar,

Halo

Bang gawat mereka udah tau
Keberadaan Lo dan kawan-kawan

Hm, kumpulkan anggota
Wolf king dan the kobra

Gue udah suruh anggota wolf king untuk alihkan mereka ke tanah lapang'

Drak moon yg duluan kalian jangan ambil tindakan gegabah

Lo harus segerah datang Kevin telah kepancing emosi anggota selatan ikut bergabung gue belum nyuruh Gibran untuk atasi the kobra

Okeh pokoknya Lo semua jangan ada yg nyerang sebelum kita datang

Siap

Arthur segerah mematikan telfon tersebut ia segerah menghubungi lucfan untuk berkumpul di gerbang school. "Gue cabut"pamit Arthur tapi tangan nya langsung di tarik oleh Ela

AURELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang