Bab 7

11.3K 1K 35
                                    

Hari ini halaman istana dibuka untuk umum karena acara yang sedang di adakan oleh pihak istana

Banyak sekali orang yang hadir, untuk pertama kalinya pula para pekerja di izinkan keluar pada siang hari untuk menikmati perayaan

Ketika semua orang sedang sibuk menikmati moment tersebut dengan banyak sekali makanan yang disiapkan dan tentu saja tetap ada batasan antara rakyat biasa dan bangsawan, para bangsawan dan anggota kerajaan menikmati perayaan ini di area dalam istana, sedangkan rakyat dan para pekerja hanya boleh merayakan nya di halaman istana

Sena sibuk memakan cemilan yang tersedia, ini kesempatan yang jarang terjadi, sudah lama ia tidak makan makanan enak selama disini

Ketika Sena sedang sibuk menyumpal makanan ke mulutnya, ia melihat Emre pemilik toko lewat dikerumunan

Buru2 Sena menghentikan acara makannya dan pergi menghampiri Emre

" Hey Emre " Sapa Sena

" Oh nona Sena, nona menghadari perayaan ini juga "

" Ya, datang dengan siapa? " Tanya Sena

" Sendiri, bagaimana dengan nona? "

Sendiri , kemungkinan besar dia jomblo dan belum berkeluarga kan harusnya hohoo

" Oh kenapa tidak datang bersama istri? " Pancing Sena

" Aku belum menikah nona " Jawabnya dengan senyum yang ia tahan

Haduhh, itu senyuman sangat meresahkan warga pasti, bikin hati dugun2 aja

" Kapan tuan Emre berencana menikah? " Tanya Sena yang lupa mengerem mulutnya

Eh aku jadi reflek nanya itu, ini mulut kaya ga pernah di sekolahin aja

Emre si penjual benang hanya bisa tertawa kecil mendengar pertanyaan Sena yang frontal itu " Aku tidak mampu menikahi gadis kota nona, seperti yang kau lihat, aku hanya penjual benang, itu diluar kemampuanku "

" Kamu tidak harus menikahi gadis kota, gadis desa masih banyak yang belum bersuami, aku misalnya, ya tentu saja maksudku banyak gadis desa lain yang bisa di nikahi, ya itu maksudnya, " Ujar Sena yang sudah kehilangan urat malunya

Aku jadi kegirangan karena dia jomblo malah lupa sopan santun, dahlah

" Tentu saja nona " Kata Emre yang akhirnya pamit pergi karena sebuah urusan

Setelah kepergian Emre, Sena terduduk didekat meja cemilan

Barusan itu aku ditolak secara ga lansung kan?? Masa iya, aku cuma kelepasan aja, gada niat modus sebenarnya, ada sih dikit, cuma dikitt, masa lansung ilfeel orang nya, pasti aku dicap perempuan gatal nih sama dia, hmm yaudah berhubung udah basah, nyebur sekalian aja

Akhirnya hari perayaan itu dilewati dengan lesu oleh Sena

Beberapa hari belakangan Sena bahkan tidak pergi ke toko karena upah mereka belum turun

Ketika hari pembagian upah tiba, Sena buru2 kembali ke asrama begitu sore hari tiba

Kali ini upah nya sudah cukup untuk dikirim ke pada ibu pengurus penampungan setidaknya untuk membalas jasa beliau padanya, namun sekarang ia bingung bagaimana cara agar bisa mengirimkan nya

" Rosa bagaimana cara mengirimkan uang pada keluarga didesa? " Tanya Sena pada Rosa salah satu teman kamarnya

" Titipkan saja pada perajut khusus, cuma pekerja khusus yang dapat izin mengirimkan sesuatu keluar kota, kami juga menitipkan kiriman padanya, berikan saja sedikit uang sebagai tanda terima kasih, nanti pengirim barang akan mengantarkan nya atas nama perajut khusus kesana " Jelas Rosa

Author kualat : masuk kedalam wattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang