2 | ENGKAU DIMANA SEKARANG?

14 3 2
                                    

Yo all saya balik lagi dengan cerita baru, sebenarnya sebelum ini gak pernah kepikiran untuk membuat cerita kolaborasi.

Semua terjadi begitu saja, saat dengan membuat plot Rp di suatu gc Role Player [RP].

Sebelum nya saya ingatkan untuk baca part satunya di akun  staryaMVL, tanpa basa basi lagi langsung aja.....

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di sebuah taman belakang suatu Academy, terdapat sesosok mahluk yang sudah berusia dua ribu tahun sedang duduk di dahan pohon sembari menatap langit malam.

"Tak terasa..."

"Sudah enam tahun terakhir kita bertemu, kamu dimana sekarang?"

"Kamu tahu berkat dirimu aku menemukan tujuanku kembali, dirimu bagaikan Mentari yang memberikan cahaya untuk jalan keluar dari masalah. Tapi sebenarnya kamu hanya lah Bulan"

Menggantung ucapan nya kini sosok dengan Surai hitam dengan strip biru di bagian poni tersebut, menyeka air mata yang tiba-tiba turun.

"Meski sama-sama memiliki sinar tapi sinar sang rembulan tak akan mampu melawan sinar yang dipancarkan oleh sang mentari"

Sean Kingston Paul adalah sosok yang sedari tadi bicara sendiri di dahan pohon yang berada di suatu taman. Tak peduli dengan dingin nya udara malam yang menusuk kulit.

Yang ingin Sean lakukan adalah menatap sang rembulan malam.

Jika kalian berfikir Sean gila, karena bicara sendiri kalian benar. Ia gila karena sosok yang ia anggap mentari kini tak tahu dimana keberadaannya.

Back ke cerita

"Siapa yang berada di taman malam malam begini?"

Hy jangan salah, Sean memiliki Indra yang sangat tajam. Jadi ia dengan mudah menyimpulkan jika ada sosok lain yang berada di sini sekarang.

Dengan rasa penasaran yang tinggi Sean melihat penjuru taman guna menemukan sosok tersebut, setelah menemukan nya tetap berada di bawah pohon yang Sean duduki sekarang, seorang gadis. Dengan Surai coklat gelap. Mengingatkannya dengan seseorang, sedang menatap langit malam.

"Hi nona, udara malam tak baik bagimu. Ada gerangan apa kemari ?" Karena malas untuk turun jadi Sean memilih untuk bergelantungan saja di dahan pohon, tak mengira karena perbuatannya itu membuat sang gadis terkejut sontak berteriak.

"SETAN!!"

Oke catat jangan pernah untuk mengejutkan orang lain lagi, karena demi apa telinga Sean itu sangat sensitif!

Sosok gadis tersebut sepertinya sangat terkejut, sampai sampai ia mengeluarkan sihirnya tanpa sadar. Karena tak ingin memperkeruh keadaan kini Sean membuka suara.

" Tenanglah nona aku bukan setan tapi demon oke ?" Ia sebenarnya kesal karena di panggil setan padahalkan jelas jelas ia demon!

" Ehh kau sedang apa di atas situ ? KAU MENGUNTITKU ?! DAN SEJAK KAPAN KAU ADA DI SANA ?!". Kesal? tentu saja kesal siapa yang tak akan kesal jika di kagetkan, itu juga yang di rasakan gadis dengan Surai coklat gelap tersebut.

"Aku ?"  Sungguh seperti nya otak pintar nya sedang korsleting, jelas jelas di taman ini hanya ada mereka berdua.

"Biar ku ingat ingat.... Ahhh iya,aku sedang menghitung daun di pohon ini dan aku bukan penguntit". Bohong jelas itu bohong.

Setelah lebih tenang, Ia kembali bertanya dengan lebih santai.

" Sejak kapan kau di sana ?"

"Sejak matahari belum terbenam kurasa"

"Astaga.... kenapa kau.. siapa.. apa ka-" bingun dan Bingbang yang di rasakan oleh sang gadis untuk bertanya pada sosok di atas pohon tersebut. Seperti nya keputusan yang baik adalah duduk di bangku yang ada di belakang saja.

Sembari memainkan sihir nya sang gadis tampak menatap ke langit malam, jika di teliti lagi tatapannya seperti menatap jauh ke masa lalu.

# Sean POV
.
.
.
"Gadis ini sepertinya aku pernah melihatnya, tapi di mana?"

POV END

"Apa kau hanya akan berdiri dan menatap ku seperti itu ?"

"Ah- iya"

Kini Sean duduk tepat di samping sang gadis.

" Nama ku Sean Kingston Paul, kau bisa memanggilku Sean, Namamu siapa? kita belum berkenalan sedari tadi"

"Star"

"Nah Star apa kita pernah bertemu sebelumnya?, karena aku merasa familiar dengan mu" entah kenapa pertanyaan itu meluncur saja dari mulutnya.

"Tidak, bukankah ini pertama kalinya kita bertemu?" Sanggah Star

"memangnya di mana kau melihat ku selain di sini beberapa menit lalu ?"

"Entahlah aku kurang pasti"

" memang ada orang lain yang mirip dengan ku ? Itu rasanya mustahil"

Entah mengapa tiba-tiba Sean mengingat perkataan sang Mentari.

"Pernah mendengar istilah ini ?"

Sengaja Ia menggantung ucapannya, menatap langit malam guna melihat sang rembulan yang kini tertutup awan gelap.

"Dulu aku bertemu sosok yang kukira bulan, tapi ternyata matahari.

"Di dunia ini kita memilik tujuh kembaran yang tersebar di seluruh negeri"

"aku memang memiliki kembaran yang cukup mirip dengan ku, setidaknya.... 40% sama denganku" Star mulai sedikit menjelaskan sekarang, entahlah sebenarnya ia tak ada niat mengatakan bahwa ada seseorang yang entah bisa di bilang seorang kembaran beda darah atau tidak karena sikapnya sangat jauh berbeda dengannya.

"Nitya?" Entah kenapa nama itu menuncur begitu saja dari mulut Sean.

"Bagaimana kau tahu?!" Sentak Star terkejut, sungguh pemuda yang ada di sampingnya ini entah kenapa suka sekali mengejutkannya.

"entahlah itu terlintas di kepalaku begitu saja"

"Bohong..." lirih tapi masih bisa di dengar oleh Sean.

"Sungguh"

Star langsung saja berdiri menghadap ke arah Sean, menatapnya dengan tajam menuntut akan kejelasan dari sang pemuda tentang ucapannya tadi.

"Sebaiknya kau beritahu aku bagaimana kau tau hal itu"

"Bukankah aku sudah mengatakannya, itu terlintas di kepalaku begitu saja "

Entah sadar atau tidak kini wajah Sang gadis tetap di depan wajah Sean, hanya berjarak beberapa senti saja.

"Ku ulangi lagi, bagaimana kau bisa tau soal hal itu ? Sebaiknya kau jelaskan tuan lautan" lautan? entahlah Star juga tak tahu mengapa ia memanggil pemuda atau bisa di bilang kakek? di depannya dengan sebutan tuan lautan .

kontak mata terjadi hanya sebentar, karena Sean langsung mengalihkan pandangannya.

"ehkm"

"pertama aku benar-benar lupa, dan kedua namaku Sean bukan lautan, dan ketiga jangan terlalu dekat nona"

Jika bukan karena sosok di depannya perempuan maka Sean akan langsung menebas leher nya itu sampai kepala tersebut terlepas dari tubuhnya.

Tapi sepertinya itu tak akan bisa ia lakukan, karena sosok didepannya seperti nya ada kaitannya dengan sang Mentari.

.
.
.
.
oke segini aja dulu, kalian bebas untuk memberikan pendapat kalian.

Typo? tandain aja.

Tunggu kelanjutannya di staryaMVL

Jan lupa tinggalkan jejak berupa vote and coment

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑴𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑖 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang