Pasal 6.5

6 1 0
                                    

"Setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda, begitu juga dengan egonya masing-masing".

Kadang kala mungkin kita dapat berkata bahwa tidak semua ekspektasi semua orang lain dapat kita penuhi, tetapi antara memenuhi ekspektasi orang lain dengan ego yang kita miliki merupakan dua hal yang berbeda. Persoalan kita yang tidak dapat memenuhi semua ekspektasi orang lain, karena memang di dunia ini tidak semuanya dapat kita kendalikan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jadi kita tidak harus kehilangan diri sendiri hanya untuk memenuhi semua ekspektasi orang lain. Namun untuk ego, ada kalanya kita harus memakan ego sendiri, karena memang ada kepentingan bersama yang sedang kita hadapi.

Berbagi pikiran dan pandangan merupakan suatu proses nyata untuk kita berkembang. Pada satu titik kita pun akan berada dalam suatu lingkungan yang memang mengharuskan kita untuk beradaptasi, maka dari itu kita tidak dapat memakai ego yang dimiliki, makan dan tahan ego kita sejenak agar kita tidak lagi merasa asing di dalamnya. Memakan atau menahan ego sendiri bukan lah bentuk dari kita menjadi orang lain, karena memang ego itu sendiri lah yang menjadi penghambat.

Seperti pada lingkungan kita sekarang berasal, kita tetap harus mencari dan memahami diri kita sendiri. Sehingga pada ruang lingkup kecil kita mencoba ruang lingkup yang lebih besar dan tentunya dengan banyak sekali kepala dan ego yang berbeda. Maka ketika semua yang berada di lingkungan tersebut masih mengedepankan egonya sendiri, hal itu juga yang menghambat dirinya untuk berkembang. Karena memang apa yang kita anggap ideal pun itu harus bersamaan dengan kehidupan orang lain, sehingga kita tidak dapat hidup tanpa saling menghargai dan menghormati orang lain, dan hal yang seringkali kita lupakan adalah penyesuaian, karena memang kita tidak dapat menyalahkan apa yang selama ini telah menjadi keyakinan orang lain, atau tatanan sosial yang sudah terjadi sejak lama.

Beberapa orang selalu bilang bahwa kita harus keluar dari zona nyaman yang dimiliki, namun di satu sisi lain, apa yang sedang kita lakukan sekarang adalah untuk mencapai zona nyaman. Sehingga jika memang demikian, ada kemungkinan bahwa zona nyaman yang kita cari atau miliki itu ada sebuah ilusi yang memang membuat kita berhenti untuk tumbuh dan berkembang. Karena memang jika semua orang pun mencari zona nyamannya, maka yang harus kita lakukan bukan keluar dari zona nyaman itu sendiri, melainkan jangan sampai terjebak di dalamnya yang membuat kita berhenti untuk tetap mencari dan berkembang. Jangan sampai pada zona nyaman yang kita miliki, seperti halnya ketika kita merasa nyaman dengan sebuah ketergantungan pada orang lain atau orang-orang terdekat kita.

Pada zona pertemanan misalnya, kita tahu bahwa semua orang memiliki tujuannya masing-masing, sehingga ketika melihat apa yang ada di lingkungan kita sekarang, satu persatu teman kita jauh dan sibuk akan dunia nya sendiri, sementara kita masih membutuhkan mereka, namun kita tidak bisa menyalahkannya, karena memang fase nya akan begitu. Sehingga keluar pada zona nyaman yang menjadi racun yang perlahan membunuh semua pergerakan kita, atau sadarlah bahwa zona nyaman yang sekarang kau miliki dan terus menekanmu untuk diam itu perlahan akan menghilang dan tidak lagi membuatmu nyaman.

Berapa kali pikiranmu terus memberikan tanda dengan overthinking nya terkait rasa khawatir akan masa depan, mengapa kau tidak sekali saja menerima dan mengevaluasi apa yang selama ini kita lakukan itu sudah tepat?. "Kita harus bergerak dari satu zona nyaman ke zona nyaman lainnya, pada awalnya memang akan terasa berat, karena memang memerlukan rasa, pikiran dan tenaga untuk mencapainya".

"Ada rasa yang hilang pada manusia, yaitu merasa puas dengan segala pencapaian yang kita miliki".

Lalu bagaimana sekarang?, di satu posisi, kita harus tetap berusaha untuk terus berkembang, namun di sisi lain kita pun sering merasa lelah karena apa yang selama ini kita lakukan tidak berujung, karena memang jika melihat orang lain yang terus-menerus memiliki pencapaian, seolah membuat kita merasa bersaing pula untuk tetap terus memiliki pencapaian, sehingga dengan rasa itu kita sulit untuk merasa puas dan bersyukur atas apa yang kita miliki.

Memang seperti itu, kita harus tetap berusaha untuk berkembang, namun juga kita harus sadar bahwa tidak semuanya dapat kita kendalikan, bersyukur lah untuk usaha yang kita lakukan selama ini, dan bukan malah membenci diri sendiri atas apa yang tidak dapat kita lakukan. Pengaruh orang lain pun penting untuk membuat kita bersyukur, melihat pencapaian yang mereka miliki semakin membuat kita merasa jauh tertinggal, karena memang akan sulit bersyukur untuk orang lain.

Sebaiknya kita menghindari perbandingan yang akan membuat kita jauh dari kata bersyukur atas pencapaian dan hidup kita, seperti kehidupan orang lain misalnya, maksudku terkait kita yang sulit untuk bersyukur untuk orang lain adalah ketika kita melihat mereka dengan semua pencapaiannya yang membuat kita merasa kalah, sehingga hal itu juga yang membuat kita sulit untuk bersyukur dengan apa yang kita miliki, karena memang yang kita lihat adalah hidup orang lain, mereka yang sudah bersyukur dengan hidupnya sendiri, sementara kita terus saja merasa tidak puas dan mengejar orang tersebut.

Berusaha Menjadi ManusiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang