Wise man said,
Only fool rush in
But I can’t help
Fallin’ in love with youPagi-pagi sekali Taehyung sudah berada di luar rumah, berjalan di tengah gerimis kecil dan udara yang cukup dingin dengan pakaian tipisnya. Pagi ini agendanya adalah bertemu dengan Bibi Yuri.
Entah apa yang akan wanita 52 tahun itu bicarakan pada Taehyung, wanita itu menelpon Taehyung pagi-pagi buta dan berkata kalau Taehyung harus datang ke toko lebih pagi dari biasanya.
Setelah tiba di depan toko susu milik Bibi Yuri, ia segera memasuki toko dan menyapa hangat kucing persia lucu milik Bibi Yuri.
"Akhirnya kau tiba Taehyungie.” Sapa Bibi Yuri dengan suara serak khas miliknya. Taehyung menoleh dan tersenyum manis.
“Ada apa, Bi? Tumben sekali.”
“Kau sudah sarapan, Nak?”
“Belum, Bi.” Ujar Taehyung jujur.
Bibi Yuri hanya menggelengkan kepalanya, wanita itu paham betul kalau Taehyung sering meninggalkan sarapan paginya.
“Hari ini Bibi ada pesanan 120 botol, Kau harus membantu Bibi, Tapi sebelumnya kau harus sarapan dulu anak bandel. Duduk di kursi itu, Bibi akan bawakan kamu sereal.” Ujar Bibi yuri.
Taehyung hanya tertawa kecil dan menuruti perintah wanita paruh baya yang sudah ia anggap Ibunya sendiri itu.
Taehyung memandangi luar toko susu almond begitu serius, hujan semakin deras dan pemandangan di luar cukup membuat dirinya gatal membuka tas hitam yang sedari tadi betah di gendongannya, lalu mengambil kameranya, dan memotret.
Ia langkahkan kakinya menuju depan pintu toko. Setelah kamera di atur, Taehyung menjepret beberapa gambar dan tersenyum gemas ketika melihat hasilnya.
Akhir-akhir ini Seoul sering kejatuhan hujan, karena mungkin sedang peralihan musim menuju musim panas, jadinya hujan sering terjadi di negaranya.
“Astaga, anak ini benar-benar. Sayang, Bibi menyuruhmu untuk duduk di tempatmu. Kenapa malah berdiri di depan pintu? Kau tak lihat hujannya deras? Kau bisa sakit.” Bibi Yuri memang bawel, tetapi Taehyung sangat senang karena selama ini anak pemilik senyum kotak itu justru menginginkan sosok seperti Bibi Yuri.
“Iya Bibi Yuri, maafkan Tae yang bandel ini ya.” Ucapnya di sela tawa.
***
Cuaca di Seoul hari itu memang sedang buruk. Awan masih saja mendung meskipun waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang waktu Korea Selatan.
Setelah Taehyung membantu Bibi Yuri membuat 120 pesanan susu almond, ia membantu wanita tua itu untuk mengemasnya, dan mulai mengantarnya ke pemesan.
Taehyung tidak sendirian, kali ini dia dibantu Lee Dain, cucu Bibi Yuri yang tinggal bersama dengan Bibi Yuri. Mereka berdua bekerja sama memasukkan beberapa botol susu almond ke dalam keranjang depan sepeda, dan sebagian lagi di keranjang anyaman yang di taruh di jok belakang sepeda.
"Kak, alamatnya sudah kupegang.” Ujar Dain sembari menghampiri Taehyung yang sedang menunggu sepeda berisi susu almond di depan toko. Gadis yang usianya baru lima belas tahun itu menunjukkan sebuah kertas di tangannya.
Taehyung menganggukkan kepalanya. “Berarti sudah siap untuk berangkat, kan?” tanya Taehyung.
“Yup! Let’s go!” saut Dain antusias.
Lalu mereka berangkat menuju alamat pemesan susu almond.
Kalau di tanya kenapa Dain tidak bersekolah, alasannya karena ia di buang oleh orang tuanya. Di titipkan sejak kecil kepada Sang Nenek dan tidak pernah di jenguk sama sekali semasa hidupnya. Awalnya gadis itu benar-benar membenci hidupnya, dia juga sempat membenci Sang Nenek karena berhenti menyekolahkannya setelah gadis itu tamat SMP.
KAMU SEDANG MEMBACA
120 Minutes (Kookv)
FanficTaehyung itu sendirian. Sudah terbiasa sendirian sejak usianya masih belia. Ayah dan Bundanya sibuk bekerja, teman-temannya begitu membencinya karena katanya sih Taehyung terlalu pintar, sehingga teman-temannya sulit sekali mengalahkannya. Taehyung...