RHS 01|| Prolog

4.4K 240 14
                                    

Welcome guys,
Happy reading!
<revisi>

***

Author Pov

Benarkan, sudah menjadi hal biasa jika di dalam persahabatan ada muncul timbul rasa ingin memiliki seseorang yang statusnya menjadi teman kita? Sebut sajalah Pacaran. Ingin sekali mengganti status yang awalnya teman biasa atau teman main menjadi teman yang menjalin hubungan asmara.

Di cerita ini, ada satu insan dari persahabatan itu yang timbul rasa ingin memiliki sahabatnya dengan status berbeda. Dia selalu bermonolog bahwa dia menyembunyikan perasaan itu, menahan serta memendam api cemburunya saat ada yang lebih romantis dengan temanya itu. Hal seperti ini dia pikir sudah sempurna dirahasiakannya, tapi tidak.

Sahabat yang menjadi pujaan hatinya tau akan hal itu, dia ingin membalas perasaan itu tapi dia takut. Masih dilanda rasa bingung dan kasian.

Dasar hts.

----

Jessi Pov

Siang hari ini aku, Muthe, Christy sedang berkumpul dirumah ku. Kami berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok yang kami dapat. Pasti dalam kerja kelompok tuh ga ada yang bener bener ngerjain serius. Tebak siapa diantara kita yang malah asik main seperti anak kecil kelas TK yang kerasukan cacing kepanasan dan ninggalin pekerjaannya?

Aku tidak kesal, geram saja.

Aku kerja, mereka kelompok.

Pemandangan yang paling aku hindari adalah ketika dia terlihat lebih mesra dengan yang lain, dibandingkan saat bersama ku. Tapi hal itu tidak bisa dihindari, terpaksa harus memakan moment itu dan minum rasa cemburu. Dan tetap harus terlihat biasa saja. Jujur saja, aku gengsi harus menunjukkan sifat cemburu ku.

"Mumuchang, sini deh cium baju aku bau ga sih," Aku lihat Christy bertanya sambil mengendus bagian atas bajunya.

"Masa sih? jorok deh kitty, coba aku cium," Sepertinya muthe tertarik. Dia lalu mendekat kepalanya ke arah pundak Christy.

Posisi kepala muthe kini mulai mendekat ke baju Christy dan berniat untuk mengendus bau baju si empunya. Aku bisa tebak ide jahil dari Christy akan muncul dan mulai dilaksanakan oleh dalangnya. Dengan gerakan cepat bibir Christy mengecup kepala Muthe. Mataku menangkap reaksi kaget Muthe saat mendapatkan aksi jahil seorang Christy, dan bentar, apa ada reaksi salah tingkah juga diraut wajah kagetnya itu?

Akibat kaget Muthe sedikit bersuara keras, seperti berteriak kecil "genit banget ih" Saut Muthe dengan nada kesal dan gestur tubuh yang centil. Dia seakan melontarkan rasa salah tingkahnya kepada sang pelaku(?), aku tak sepenuhnya tahu, tapi memang dia begitu orangnya.

Gemas.

Christy tertawa sedikit, "lagian kamu nurut nurut ajaa mumuchang. Gemes," balas Christy dengan gestur yang sama pula dengan Muthe lakukan kepadanya. Ditambah dengan mencubit cubit pipi muthe.

Hey, itu pemandangan yang tidak boleh aku lihat seharusnya.

Sepele sekali, jiwa ini rentan cemburu terhadap hal kecil seperti itu. Tapi menurut ku itu mesra. Apa memang dasarnya aku kalau sudah jatuh hati benar benar sangat posesif dan sensitif(?). Entahlah aku juga masih bingung dengan kepribadian diriku sendiri.

Tak boleh kelepasan aku, masih menjaga perilaku tenang saat adanya momen itu.

Untuk mengalihkan momen yang sedikit membuatku tidak nyaman, aku pun bersuara. Sedari tadi memang tak bersuara, karena terlalu fokus mengerjakan tugas. Padahal di sela sela kesempatan pun aku memerhatikan mereka dari ujung mata, atau mendengarkan pembicaraan mereka. Tapi mereka terlalu asik dengan dunianya sendiri.

Dengan sengaja dan jelas tujuan nya, aku berdehem, "udah main nya anak anak? Itu tugas nya di antepin aja?" Kataku dengan sedikit nada yg nyeleneh yang dibuat buat.

"Belom kak" Jawab Muthe dan Christy kompak dengan yang nada lagi lagi seirama, seperti anak kecil. Di tambah mereka berdua tertawa remeh setelah menjawab pertanyaanku.

"Engga deh. Udah kok ini main nya jangan ngambek ya jecii." Namun selesai mereka tertawa ria, Muthe menyangkal jawaban mereka tadi.

"Mana mana yang gua sama Christy harus kerjain?" Kata Muthe yang masih memakai nada anak kecilnya lalu perlahan menghampiri dan bersandar di pundak kanan ku. Hal kecil seperti ini saja membuat hati berbunga bunga, apalagi di tambah sifat lucu Muthe. Aku yakin kalian akan merasa seperti ini juga. Yang membuat ku makin nyaman berada di samping nya.

Seperti tenggelam di dalam lamunan sendiri karena aku sedang menahan nahan rasa jatuh cinta. Tanpa disadari, aku melupakan satu orang lain yang kini ikut ikutan bersandar di pundak kiri mengikuti apa yang Muthe lakukan.

Memang julukan Fomo ini, cocok untuk dia.

Tapi biarlah, suasana berkelompok seperti ini sangat menyenangkan. Disisi lain berbunga bunga dan di sisi lain aku lumayan tertekan. Tapi disini juga merasa nyaman. Entah karena apa.

Tapi pertanyaan Muthe tadi, aku jawab tidak ada. Selesainya Muthe dan Christy bercanda ria, diwaktu yang sama pula aku juga sudah selesai mengerjakan tugas poster tentang sejarah kemerdekaan Indonesia ini.

Tidak papa sebenarnya, karena ada dia di kelompok jadi aku akan memberikan yang terbaik. Satu orang bernama Christy itu hanya beruntung.

-----

Author Pov

Jessi, ia adalah satu insan dari persahabatan itu yang timbul rasa ingin memiliki sahabat nya, Muthe. Perasaannya muncul dan bertumbuh karena pandangan pertama saat mereka bertemu pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah SMA.

Ia tertarik dengan Muthe, hingga lama kelamaan ingin memilikinya alias menjalani status pacaran dengan Muthe. 3 Tahun terhitung dari kelas 1 SMA hingga kelas akhir 3 SMA ini, Jessi dan Muthe sudah menjalin perteman yang cukup baik.

Masalah utama adalah jessi yang tidak berani untuk menyatakan perasaannya. Hanya di simpan menjadi rahasia hidup yang entah kapan dia akan ungkapkan. Jessi menunggu waktu serta keadaan yang mendorongnya untuk itu. Sekali lagi, entah kapan.

Akan kah berhasil? Atau malah Nice Try?

To be continue:vote







*Revisi dikit, karena yang sebelumnya alay sama kurang lengkap.
*Revisi untuk kedua kalinya.

[✓] 1. Rahasia || JesMuthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang