Part 14. Perjodohan Azzam?

6.9K 389 23
                                    

يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

Wahai dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkan lah hatiku di atas agama-Mu”

-Takdir Sang Ilahi-

°°°

Tiga hari berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari berlalu. Kejadian seorang perempuan yang menjadi korban perundungan sudah di temukan, serta pihak keluarganya. Beban perlahan meringan, kini masih menjalankan misi yang bisa dikatakan serius kali ini. Empat orang pemuda yang bukan hanya di sibukkan dengan sebuah misi, tetapi juga di sibukkan semua tugas dari kuliahnya.

Azzam menghela napas berat. Tiga hari yang lalu, begitu sangat menguras tenaganya. Seperti saat ini, setelah usai kuliahnya, Azzam memutuskan untuk mampir ke pesantren setelah tiga hari menginap di apartemen.

Suasana sore hari di pesantren begitu menyejukkan, dan membuat Azzam perlahan melangkahkan kaki jenjangnya masuk ke dalam pesantren. Hingga di sebuah halaman asrama putri, netranya tak sengaja melihat sosok gadis yang beberapa hari ia yang tolong, sedang belajar bersama santri putri lainnya.

Tak ingin, berlama-lama di halaman asrama putri, Azzam segera melangkahkan kaki ke arah rumah dhalem utama. Sesaat setelah itu, senyum kecil terukir, saat melihat sang umi.

"Assalamualaikum, umi."

"Waalaikumsalam. Adek."

Umi Fatimah mendekati putranya dengan senyuman lebar. Begitu pula Azzam yang langsung menyalami punggung tangan umi-nya. Lalu berpindah mengecup kedua pipi wanita paruh baya yang ia sayang. Umi Fatimah terkekeh kecil, dengan kebiasaan putranya.

"Umi, gimana kabarnya? Selalu rutin kan minum obatnya?" tanya Azzam yang tidak lupa menanyakan kesehatan sang umi.

"Iya, dek. Umi, gak lupa kok."

Azzam menyunggingkan senyum. "Oh ya, abi ada di mana, umi?" tanya Azzam karena sang abi memanggilnya untuk pulang ke pesantren.

"Itu ada di ruangan biasanya. Lagi baca-baca kitab gitu."

"Abi sendirian?"

"Iya. Fatih sekarang sama istri dan anaknya. Karena kan udah tiga hari ada di Surabaya ikut Abi."

Azzam manggut-manggut paham. Kakak laki-lakinya itu selalu diutus untuk ikut bersama sang abi dalam acara majlis atau dakwah.

"Adek udah makan?"

"Nanti aja, umi. Azzam mau ke abi dulu."

"Yasudah, nanti kalau sudah bicara sama abi kamu. Temui umi ya, umi juga mau bicara sesuatu tentang Alifah."

Takdir Sang Ilahi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang