17

448 66 3
                                    

Sekitar pukul delapan malam, akhirnya Yo-Chan sampai di apartementnya.

Setelah melakukan jurus seribu rayuan, akhirnya Murayama terpaksa mengantar anak itu sebelum pergi ke kota untuk bekerja.

Ya, baru saja dia mendapatkan informasi kerjaan dari temannya yang bernama Furuya.

Jadi untuk sementara waktu, mungkin ia akan terbebas oleh kerepotan nya menghadapi Yo-Chan.

" aaah... Segarnyaa.... "

Setelah menaruh Aoi di kasurnya, Yo-Chan segera berbersih diri di kamar mandi.

Hanya mencuci muka, dan gosok gigi. Sudah terlalu malam untuk mandi, dia tidak ingin terserang flu lagi.

Ya, seperti yang kita tahu, Yo-Chan memang anaknya gampang demam dan terkena flu.

Saking seringnya, bahkan dia punya banyak stock cooling fever dan berbagai macam obat flu. Mulai dari puyer, tablet, kapsul, ataupun yang sirup.

" ja, haruskah aku menyusul Aoi sekarang? "

Menarik selimut, gadis itu mengambil handphone untuk menyetel alarm agar besok Ia tidak kesiangan berangkat kesekolah.

" O, Naka-kun? "

Namun sesaat setelah Ia menghidupkan layarnya, Ia malah melihat ada pesan dari Nakaoka yang mengatakan bahwa Nakgoshi sedang terluka.

Tanpa berpikir lama, dan tanpa banyak tanya, Yo-Chan langsung berdiri dan berjalan menuju lemari. Mengambil pakaian hangat dan juga tas kecil yang berisi dompet serta ATM yang biasa Ia bawa ketika ingin pergi pergi.

Kemudian beregas menuju alamat rumah sakit yang tertera di dalam pesan Nakaoka tadi.

___

" Senpai! "

Sesampainya di rumah sakit, kebetulan sekali Yo-Chan melihat Tsukasa yang sedang berada di depan ruangan yang diyakini adalah tempat Nakagoshi berada.

" O, kau datang? "

Tsukasa menyimpan handphonenya kedalam saku celana, sementara menunggu Yo-Chan sampai di hadapannya.

" apa yang terjadi? Kenapa Naka-Senpai bisa sampai terluka? "

Melihat wajah panik Yo-Chan, Tsukasa berusaha menenangkan.

" Nakaoka bilang mereka janjian mau membeli kaset DVD musik hiphop. Tapi lalu Nakagoshi mengirim pesan, katanya dia sedang melihat orang orang mencurigakan di pertigaan dekat warung, dan saat dia datang Nakagoshi sudah tergeletak di pinggir jalan "

" orangtuanya? Keluarganya apa sudah diberi kabar? "

Tsukasa menggeleng pelan. Selain handphone Nakagoshi rusak, setau nakaoka orang tua Nakagoshi sedang berada di luar kota. Jadi untuk saat ini belum ada yang tahu kabar itu selain anak anak Oya.

___

Malam semakin larut, Fujio dan Tsukasa memutuskan untuk pulang. Sementara Jamuo, dimintai tolong untuk tetap tinggal bersama Nakaoka dan Yo-Chan yang ingin menjaga Nakagoshi yang masih belum juga membuka matanya.

" Naka-Kun dan Jamuo-Senpai tidur saja, biar aku yang menjaga senpai "

" tidak apa, biar Yo-Chan saja yang tidur dan kami yang berjaga "

" Nakaoka benar, kami tidak apa apa. Yo-Chan tidurlah, wajahmu terlihat lelah "

Setelah saling menyuruh tidur satu sama lain, akhirnya mereka bertiga benar benar tidak tidur sama sekali.

Jangankan untuk tidur, mengantuk saja rasanya tidak bisa.

Melihat teman mereka berbaring dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Mana mungkin mereka bisa tenang.

Dua orang yang tadi pamit pulang pun pasti tidak akan hanya tinggal diam.

Bisa saja mereka bukannya pulang kerumah, melainkan rapat dadakan di sekolah. Atau mungkin berkelana mencari tau siapa orang orang yang telah melukai teman mereka.

___

" hoaaamzzz!!! "

Hari beranjak pagi. Setelah matahari menampakkan diri barulah rasa kantuk itu mulai menyerang tiga orang yang habis jaga semalaman.

" aku akan ketoilet untuk cuci muka, lalu cari sarapan untuk kita bertiga " ujar Nakaoka.

Jamuo pun tidak bisa hanya diam saja, dia berinisiatif untuk menelpon Fujio dan bertukar informasi terkait kondisi Nakagoshi, dan orang orang yang sedang mereka selidiki.

" aku akan menelpon Fujio-san, melaporkan perkembangan Nakagoshi. Sekaligus menanyakan apakah mereka sudah dapat informasi terkait masalah ini " katanya.

Sementara Yo-Chan yang masih tidak bisa melepaskan pandangannya pada pemuda yang sedang berbaring di atas tempat tidur RS itu memilih untuk tetap tinggal.

Sambil menggenggam tangan Nakagoshi, Ia mengatakan " aku akan tetap disini menunggu kalian, dan juga menemani Naka-Senpai "

Kedua pemuda itu mengangguk, lalu berjalan beriringan keluar ruangan.

Sebenarnya bisa saja Jamuo menelpon di dalam, hanya saja dia merasa segan dengan pasien lain yang juga di rawat di ruangan tersebut. Pasti akan mengganggu pikirnya.

" baiklah, kalau ada apa apa segera hubungi kami ya "


.
.
.

" Jamuo Senpai! "

Jamuo berbalik menghadap Yo-Chan yang tiba tiba keluar dari ruangan.

" O, Yo-Chan ada apa? "

" apa Fujio-Senpai menjawab telponmu? "

Jamuo menggeleng. " tidak, memangnya kenapa? Apa terjadi sesuatu? "

" sepertinya mungkin "

" apa yang mungkin? " Nakaoka yang baru saja kembali pun ikut menimbrung obrolan Jamuo dan juga Yo-Chan.

" ini gawat, Naka-Senpai bilang orang orang yang memukulinya kemarin punya rencana untuk menyerang sekolah kita. Yang lain pasti dalam bahaya "

" benarkah? Nakagoshi-San sudah siuman? "

" hm. Sekarang sedang di periksa dokter "

" kalau begitu kita tanyakan dulu pada Nakagoshi-San "

Yo-Chan menggeleng pelan. Sambil mengotak atik ponselnya ia mengatakan " hm, kalian saja yang tanya. Aku akan pergi lebih dulu, nanti lebih jelasnya langsung kabari aku ya "

" tunggu! "

Nakaoka menahan tangan Yo-Chan. Membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

" apa maksudmu? Kau mau pergi kemana? "

Yo-Chan menepis pelan tangan Nakaoka. " tentu saja ke sekolah, teman teman kita dalam bahaya "

" tidak bisa. Kalau kau kesana kau juga akan dalam bahaya " Nakaoka kekeh ingin menahan Yo-Chan, namun gadis itu seakan tidak peduli dan tetap pergi meski sempat di teriaki.

" Oi Jamuo, kau jaga Nakagoshi-San. Aku akan pergi menyusul Yo-Chan "





" eeh?

Are?

Kalian... ?

Fujio-San, apa yang harus aku lakukan sekarang ? "

SECRET BROTHERS  [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang