Bab 2

219 4 4
                                    

Caesar hanya menyambut dengan senyuman yang hambar. Marcos tahu benar bagaimana kehidupan Caesar. Pendidikan yang harus perfect, bergaul dengan sesama status, perjodohan yang terpaksa hanya untuk mempererat kerjasama. Sudah lebih dari 2 kali Caesar menolak perjodohan bisnis itu hingga membuat papanya marah besar. Bukan tak ingin tapi tak bisa, tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya Caesar menutup erat rahasia yang ia sembunyikan selama ini. Caesar putra tinggal mereka, harapan satu satu nya sebagai penerus perusahaan papanya Edward Ghantara, ternyata mempunyai kelainan seksual. Caesar lebih tertarik kepada seorang pria bukan wanita. Sudah berkali-kali Caesar mencoba untuk bersentuhan dengan seorang wanita, bukannya bereaksi tapi sebaliknya rasa mual yang hadir, tapi disaat dia membayangkan bersentuhan dengan pria membuat libido nya naik. Hanya sahabat dekatnya Marcos yang tau seperti apa Caesar, dan itu tak membuat Marcos merasa jijik dan menghindar itu yang membuat Caesar sangat senang bersahabat dengan Marcos.

(Kita tinggal kan kisah itu. Kembali ke cerita)

"Saya ingin sendiri untuk saat ini Marcos, jangan khawatir saya baik baik saja. I am fine, oke. " ucap Caesar tersenyum tipis.

"Oke lah gue gak paksa lagi, kalo ada apa apa hubungi gue dan jangan berbuat yang aneh aneh. Paham gak lu !!! " ucap Marcos serius.

Caesar hanya mengangguk pelan. Keduanya beranjak dari bangku kantin dan pergi ke parkir motor karena memang tak ada lagi jadwal kampus hari ini. Caesar melajukan motornya pelan meninggalkan area kampus seperti yang Caesar katakan ia tak segera pergi untuk pulang, dengan pelan motornya melaju ke arah pantai.
Suasana pantai yang sepi, tak ada satu pengunjung yang datang untuk sekedar mengistirahatkan pikiran. Mungkin bagi Caesar ini adalah tempat yang pas buat dia menenangkan pikiran dari segala masalah yang ada pada dirinya. Caesar melepaskan tas nya bergelantung nyaman di pundak nya dan meletakkan nya di atas motornya. Melepas sepatu dan menyimpan pas di bawah roda motornya. Melepas jaket kesayangannya dan menyimpan di atas setir motornya. Berjalan mendekat kearah bibir pantai. Membiarkan air laut membasahi kakinya, membiarkan air membasahi celananya. Tak menghiraukan dinginnya air laut dan hembusan angin yang menerpa tubuhnya saat dia duduk memeluk lututnya. Pandangannya kosong tanpa arah menatap luasnya lautan. Tanpa dia sadari sepasang mata menatap tajam kearahnya yang bersembunyi di balik batu karang besar. Matanya yang biru senada dengan warna laut menatap tajam sambil tersenyum penuh misteri, yang kemudian menghilang dibalik deburan ombak dan melesat jauh kedalam lautan yang dingin dan hening. Cukup lama Caesar duduk termenung di tepi pantai hingga badannya basah kuyup terkena terjangan ombak yang mengulang. Matahari hari mulai turun dan berganti dengan rembulan malam.

"Haaa..... " hela nafas berat keluar dari bibirnya yang merah ranum.

"Malas rasanya buat pulang. " ucapnya sambil menatap air yang mulai pasang.

Dingin nya air laut tak membuatnya segera untuk berdiri. Bibirnya mulai sedikit pucat, kulitnya mulai sedikit mengeriput karena terlalu lama terkena air laut. Mau tak mau Caesar segera beranjak dan berjalan menuju motor kesayanganya. Saat hendak memakai jaketnya Caesar merasakan getaran dari ponselnya yang sengaja ia ubah di mode senyap. Segera Caesar merogoh saku jaket dan menghentikan getaran ponsel tanpa melihat siapa yang menghubunginya. Enggan buat Caesar mengangkat ponselnya, dia tau pasti siapa yang menghubunginya. Tak butuh waktu lama Caesar melajukan motornya dan meninggalkan pantai favorit nya itu.

Caesar berhenti sejenak didepan sebuah rumah yang sangat megah, gerbang tertutup rapat dengan ukiran yang sangat indah untuk ukuran orang awan. Tak lama kemudian seorang satpam segera membukakan pintu gerbang.

"Selamat malam tuan muda. " ucap nya ramah.

"Malam juga pak. " jawab Caesar sambil tersenyum tipis dan segera melajukan motornya masuk.

Tampak jelas terlihat sebuah rumah megah dengan desain khas eropa. Caesar memarkirkan motornya di garasi dimana beberapa mobil keluaran terbatas terparkir rapi dan beberapa motor berjajar rapi. Caesar segera masuk kedalam rumah dan mendapati seorang pria paruh baya duduk dengan santai sambil menatap layar laptop didepannya sembari sesekali menyesap pelan secangkir kopi di meja depannya. Melihat kepulangan putra tunggalnya segera pria itu menatap tajam.

"Dari mana saja anda? Menjelang malam baru pulang? " tanya nya tegas.

"Bukan urusan anda " jawab Caesar datar.

"Apa itu jawaban yang pantas di ucapkan seorang anak kepada papa nya? " sahutnya dingin.

"Hanya seorang papa yang selalu sibuk dengan bisnis dan perempuan. Apa pantas memberi nasehat kepada saya. " jawab Caesar menatap tak mau kalah.

"CAESAR !!!! " bentak pria itu.

"Tuan Andreson. Lebih baik anda melanjutkan kesibukan anda saja dan jangan pernah mencampuri kehidupan saya. " ucap Caesar sambil berlalu.

"Dasar anak tak tahu di untung. " bentak Andreson yang ternyata adalah papa kandung dari Caesar.

Mendengar suara bentakan segera seorang wanita paruh baya keluar dari ruang baca ditatap nya dengan sendu wajah putranya itu.

"Caesar apa yang terjadi dengan kamu, baju mu basah kuyub. " ucap wanita itu.

"Tidak terjadi apa apa Ma. Tadi hanya main ke pantai saja. " jawab Caesar enggan.

"Ya sudah cepat masuk kamar dan segera mandi. Makanan sudah ada di meja makan, kamu terlambat untuk makan malam. " ucapnya lembut.

"Kamu terlalu memanjakannya lihat jadi seperti apa putra mu itu. " ucap Anderson dingin.

"Paaaa, jangan mulai lagi ini sudah malam. " ucap wanita itu.

"Sudah lah Ma jangan didengar. " ucap Caesar.

Caesar berlalu dan segera masuk kedalam kamar nya. Tanpa membuang waktu Caesar segera menuju kamar mandi, melepas semua baju dan berendam ke dalam bathtub. Usai mandi Caesar memakai baju casual dan celana pendek. Caesar segera keluar kamar. Dugaan Caesar meleset, perdebatan kecil kini menjadi sedikit besar, terdengar bentakan dan teriakan dari kedua orang tua nya. Caesar menatap dingin dan tajam kearah keduanya.

"Tidak bisakah sehari tanpa teriakan dan bentakan dari kalian berdua. " ucap Caesar tiba tiba membuat keduanya menatap kearah sumber suara.

"Lihat Clarisa didikan Anda membuat dia mulai berani membatah. " bentak Andreson.

"Paaaa, Maaaa. Ini sudah larut malam tidak bisakah kalian tunda pertengkaran kalian untuk besok. " ucap Caesar mulai jengah dan kembali masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu keras dan mengunci pintu kamar nya.

Seketika terdengar bentakan dari Andreson tetapi Caesar tak menghiraukan nya. Caesar meraih handset dan memasang nya di telinga, memutar musik agar tak terdengar suara pintu yang di ketuk keras oleh papanya, hingga ia tertidur pulas.

HUMAN LOVE LINE WITH MERMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang