Kring..kring..
Ayah yang sedang menunggu Haidar sadarkan diri sejak tadi malam mendapatkan telpon dari Jaehyun.
"Kenapa Jae?"
"Anu... Gua mau bicarain soal penjodohan itu"
"Besok aja bisa gak Jae? Haidar masuk rumah sakit"
"Kok... Rumah sakit mana?"
"Rumah sakit bunga mawar ruangan vip nomer 13"
"Gua otw kesana"
Telpon itu dimatikan oleh Jaehyun.
"MARVA, IKUT DADDY"
Teriak Jaehyun dari ruang tamu supaya Marva yang duduk dikamar mendengarnya."Kemana?"
Tanya Marva yang keluar dari kamar."Haidar masuk rumah sakit"
Jawab daddy sambil menggapai kunci mobilnya."Ayo kesana!"
Ucap MarvaGyu yang sedang makan eskrim itu bingung kenapa dengan kakak dan daddynya?
"Daddy, gyu mau ikut. Bubu nda ada dilumah. Gyu takut"
Ucap Gyu kepada daddy yang sedang memakai sepatu."Yaudah"
Mereka masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah sakit.
.
.
.
"..."
Marva agak kaget ketika masuk ke ruangan itu dan melihat kondisi Haidar yang terpaksa bernafas menggunakan alat oksigen."Udah berapa lama Haidar ga sadarkan diri John?"
Tanya Jaehyun"Daritadi malam, jam 7 sampe sekarang ga bangun"
Jawab Johnny"Kok bisa paman?"
Tanya Marva pula yang kini memegang tangan mungil Gyu."Kata dokter dia terlalu cape, mungkin setelah ini kalo dia cape hidungnya bakal berdarah. Kalo ga berdarah mungkin bakal pingsan"
Jawab Johnny"Hmm... Oh ya soal perjodohan itu boleh dipercepat?"
Tanya Jaehyun tiba-tiba"Gua gatau.. harus tanyain Haidarnya dulu"
Johnny kembali menatap Haidar yang terbaring di kasur.Mereka bertiga mengobrol sebentar dan tanpa Marva sadar, Gyu sudah berdiri disamping Haidar.
"Ini pacal kakak? Ganteng, Gyu cuka"
Gyu kembali mendekati Marva setelah menatap Haidar."Daddy, Gyu mau pacal kakak"
Ucap Gyu sambil menunjuk ke arah Haidar"Ga bisa gitu gyu, udah deh kamu duduk aja jangan ganggu daddy"
Balas Daddy yang fokus ngobrol ama Johnny."Ish"
Marva yang tadinya duduk disamping daddy kini duduk dikursi disamping kasur Haidar untuk menunggunya sadar.
Sekitar jam 5 sore, Haidar terbangun dan hal pertama yang dia lihat adalah Marva.
"Haidar lu udah sadar?"
Tanya Marva"Heum.."
Haidar merasa tubuhnya terlalu lemah sekarang entah mengapa. Bahkan pertanyaan dari Marva hanya bisa dia jawab dengan anggukan kecil."Mau air?"
"Ayah gua mana?"
Tanya Haidar."Ke kafe bentar jadi gua jagain lu"
Jawab Marva"Gua pusing.."
Haidar menutup matanya kerana terlalu pusing.