Carin hanya bisa berdiam diri duduk di lantai bersandar di dinding kamar mandi, menekuk lutut, mendengarkan perdebatan dua orang berlawanan jenis, mengungkapkan argumen masing-masing agar mengakhiri hubungan mereka.
Tetesan kristal bening telah jatuh dari pelupuk matanya bersama dengan pancuran hujan buatan yang mengguyur tubuhnya.
Ia ingin sekali mengakhiri semua pekerjaan ini, tapi ia sudah jauh masuk kedalam dan kesulitan untuk keluar dari posisinya sekarang. Semua sudah terjadi, jika ia meninggalkan Andrea, apakah masih ada orang yang mau menerimanya nanti?
Lamunan Carin terhenti disaat melihat laki-laki yang bisa dikatakan kekasihnya itu masuk kedalam kamar mandi dan kini duduk di depannya tanpa ada sehelai benang pun di tubuh mereka.
"Sudah selesai?" Carin dengan sigap berdiri melihat Andrea.
"Mungkin. Semoga dia tidak kembali lagi. Aku minta maaf sudah membuat mu tidak nyaman." Kata Andrea memeluk wanita itu.
"Tidak sama sekali." Memeluk Andrea.
"Terimakasih sayang." Memeluk Carin dengan erat bertujuan untuk mendapatkan ketenangan.
☘️☘️☘️
Setelah makan malam...
Ketika di perjalanan hendak menuju kamar, langkah Carin terhenti tepat di depan kamar tidur anak perempuan dari targetnya, tanpa berpikir panjang ia memasuki ruangan tersebut, dan kini ia sedang mengamati bayi cantik yang tengah menyusui.
"Apakah aku boleh menggendongnya?" Melihat baby sitter.
"Oh tentu nona. Apakah nona tau cara mengendong bayi?"tanyanya sembari menyusui Celia.
"Not really." jawabnya senyum duduk di sofa.
"Nona bisa mencobanya, hati-hati nona." memberikan Celia pelan.
"Yah." Senyum mengendongnya. "Dia sangat cantik, apakah dia rewel sus?" Mengendong Celia yang tidur di pahanya.
"Hanya rewel ketika ia menginginkan sesuatu dan gelisah nona." Senyum melihat Mrs. Andrea.
"Perkenalkan aku Carin." Melihat baby sitter lalu melihat Celia yang tidur di pangkuannya.
"Aku Riana nona, senang berkenalan juga dengan mu." Senyum menunduk hormat. Carin membalasnya dengan senyuman mengangguk.
Memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Itulah yang Carin lihat saat ini. Seorang bayi kecil yang kini sudah terbangun dari tidurnya, dan tengah meresapi cahaya yang masuk ke retinanya.
Ia berkulit putih, berambut blonde, berbibir indah dan bermata abu-abu, menggabungkan dua gen ayahnya yang tampan dan ibunya yang cantik.
"Shuuutt," menimang Celia. "Apa yang harus aku lakukan?"melihat pengasuh.
"Berikan nona Celia pada saya nona, permisi." Senyum mengambil Celia dari Carin dan menimangnya. Carin hanya bisa tersenyum melihat pengasuh, lalu perhatiannya teralihkan pada seseorang yang tengah mengamatinya entah sejak kapan.
"Tidak jadi tidur sayang?" Mendekati Carin lalu mengecupnya sekilas dan wanita itu membalas kecupannya.
"Sebentar lagi, saat menuju kamar aku melihat pintu kamar Celia sedikit terbuka jadi aku ingin menemuinya sejenak." jawabnya.
"Baiklah." Mengelus rambut Carin dan tersenyum melihat Clian yang tengah meminum ASI.
☘️☘️☘️
Setalah menghabiskan waktu cukup lama melepas rindu antara anak dan ayah, Andrea kini sudah dikamarnya bersama dengan Carin.
"Aku kira kamu tidak akan mau mendekati Celia sayang." Ucap Andrea, melihat Carin yang tengah meminum segelas wine.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIWA AND WINE [END]
RomanceNOTE: WINE AND MIWA "Segelas WINE yang di hidangkan, tidak akan habis jika tuanya tidak meminumnya, begitu juga dengan MIWA, kami tidak akan datang jika benalunya tidak menemui inangnya." #Rank 1 di agen #Rank 1 di emosional #Rank 2 di Andrea #Rank...