BAGIAN 7 : Be my mistake

1K 57 17
                                    

"Phi Jeff."

"Phi ingin peluk kamu sekarang, tapi enggak mungkin Phi keluar rumah saat ini."

"Phi Jeff. Ambil waktu yang banyak na, aku akan menunggu Phi Jeff."

Geleng halus Jeff berikan, meski Barcode tidak dapat melihatnya.

"Phi ingin memeluk kamu, hanya itu. Semua akan baik-baik saja setelah Phi memeluk kamu."

"Ini sudah malam, Phi Cream sudah tidur. Aku akan cari taksi na."

"Enggak. Jangan. Bahaya, Code."

"Tapi, Phi Jeff."

"Phi .... Code, Phi ingin memeluk kamu."

"Phi Jeff. Calm down na, Phi Jeff. Saturn ring?"

Jeff tidak menangis, tapi entah mengapa cairan di hidungnya lolos hingga ia harus menariknya bersamaan dengan senyum.

"Hm," gumam Jeff. "Saturn ring."

Pria dua delapan itu melipat kedua kakinya rapat dengan tubuh. Ia memeluk dirinya sendiri.

"Sudah?"

"Hm. Love you na, Barcode."

"Aku juga mencintai Phi Jeff na."

"...."

"...."

"...."

"Phi Jeff."

"Hm."

"Istirahat na. Besok kita bertemu."

"Hm. Besok kamu ada jadwal, kan? Akan Phi jemput."

"Oke."

"Kita sekalian lihat Studio baru dan apartemen. Kita ...."

Ketukan halus di daun pintu membuat Jeff mengangkat kepalanya. Seorang pria menyembul kepala dari daun yang dibuka sedikit.

"Can we talk?" Tanyanya.

Jeff mengangguk. Tanpa mematikan panggilan teleponnya Jeff membiarkan Jesse duduk di sisinya, beralas lantai yang dingin. Jesse tidak pernah melihat Kakaknya berwajah tegang seperti di meja makan tadi, namun sekarang ketegangan itu telah mengendur.

Pria dua tiga yang memiliki paras nyaris serupa Jeff itu melihat panggilan yang masih tersambung di ponsel yang Jeff pegang. Barcode. Nama itu tertulis di layar, beserta foto remaja itu. Ah, ya ... Seharusnya Jesse tahu bagaimana ketegangan di wajah Jeff dapat mengendur.

"Aku bisa kembali nanti kalau Phi-"

Jeff melempar mata pada layar ponselnya. "Oh ...." Ia kembali berbicara pada Barcode, "Phi akan hubungi besok. Kabari Phi kalau kamu sudah selesai na."

"Cinta Phi Jeff na. Tidur yang cukup. Jangan memikirkan apa pun, kita pikirkan berdua."

"Ngab, Phi."

"Cinta Phi Jeff."

Senyum lembut terlempar dari bibir Jeff. "Phi juga. Bye bye na."

"Bertemu Barcode lagi?"

"Hm," angguk Jeff, setelah meletakkan ponselnya di atas tempat tidur. "Mau melihat Studio yang baru. Sekalian dia tentukan ingin simpan sofanya di mana."

"Phi, bagaimana aku enggak salah paham tentang kalian berdua kalau sikap kalian mengalahkan sikap aku dan kekasihku? Aku lihat na, sofanya benar-benar diberi tulisan nama Barcode. Lengkap dengan kelapa kesukaannya. Aku pikir Phi hanya bercanda mengatakan itu."

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang