4. Almost Is Never Enough

118 16 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading!


Jantungnya berdetak lebih cepat seiring berjalannya waktu. Genggamannya pada surat itu semakin erat. Entah mengapa, dia merasakan hawa panas di sana.

Empat jam yang lalu~

Naya memanggilnya didetik-detik bel akan masuk berbunyi. Tiba-tiba Arin diberikan surat berbentuk hati dengan warna merah muda oleh Naya dan berbisik, "Ar maap banget, tapi tolongin akuu!"

Arin menduga itu akan terjadi.

"Tuhh kann aku bilang apaa!"

"Iyaa Iyaa aku maluu, ga beranii, tolong bangettt," pasrah Naya pada Arin. Dia lah harapan satu-satunya.

"Pleasee!"

"Mau dikasih kemana?"

"Terserahh kamuu!"

Naya merasa sudah sangat merepotkan Arin, karena itu dia lebih memilih untuk Arin saja yang memutuskan.

"Nayy! Seriusan dehh!"

Arin merasa sangat frustasi karena dia tidak ada ide sama sekali, tempat mana yang biasa dipakai untuk memberikan surat cinta secara diam-diam.

"Iyaa, terserah kamu kasih di mana. Yang penting nyampe Jake secara diem-diem hehe. Makasih yaa sayangg, aku keknya duluan dehh," pamit Naya yang membuat Arin semakin panik.

"Nayy! Yang benerr!" panik Arin yang tidak tahu harus berbuat apa.

Naya melihat pak Bambang yang berjalan diujung lorong kelas 12 MIPA berarah ke tempat mereka.

"Pak bambang dah mau ke kelasmu tuhh! Masuk sana!" suruh Naya yang tahu pelajaran kelas Arin sehabis ini diisi oleh pak Bambang.

"Bawa kek gini? Nayy!"

Naya mendorongnya masuk saat tahu pak Bambang semakin dekat.

Sialan!

Memikirkannya kembali membuatnya ingin memukul dengan keras punggung sahabatnya itu. Dia tahu hal ini akan terjadi, tetapi ini sangatlah sulit untuk dia atasi.

"Huffttt...." helanya kembali dengan keras.

Kamu pasti bisa!

Setelah meyakinkan dirinya dan membulatkan tekad, dia membuka salah satu loker diantara loker lainnya yang tidak terkunci.

Seingatnya, Jake pagi tadi membuka loker ini untuk menyimpan barang. Dia pikir, itu pasti loker punya Jake. Meski dia merasa belum yakin sepenuhnya.

Setelah membuka loker itu, sejenak dia terdiam melihat isi lokernya.

Kok masih ada seragam olahraganya di sini?

Hal itu sangat mengherankannya. Karena jam pelajaran saat ini adalah olahraga.

Love Letter Gone WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang