HAPPY READING
04
Denting suara benda berbahan ketel dan beberapa gemerincing suara alat makan, memenuhi suasana sebuah ruangan lebar dengan meja makan panjang penuh sajian mewah.
Hanya sebatas sarapan pagi rutin yang selalu sepi dan—membosankan.
Meja makan dengan anak kursi berjumlah sepuluh, membentang tepat di tengah ruangan. Tepat di atas langit-langit tergantung lampu hias besar berbahan berlian dengan lampu redup kekuning-kuningan.
Jaehyun menatap semangkuk sup jagung di hadapannya dengan malas. Mengaduknya dan sesekali memasukkan banyak menu sarapan yang lain, hingga menjadi sebuah karya tak layak makan. Warna sup yang semula bening berubah menjadi seperti kubangan babi.
Sepi dan sesekali suasana di hinggapi keheningan.
Ayolah, padahal Jaehyun tidak dalam keadaan sendirian! Ada dua manusia lain yang ikut serta dalam sarapan pagi ini. Hh ... seharusnya bukan hal aneh lagi, sebab keadaan memang akan berakhir seperti ini.
Di sisi kiri terdapat Haruto dengan secangkir kopi panas dan beberapa berkas setebal kitab suci. Lelaki rupawan itu duduk tepat di samping kirinya dengan wajah datar penuh keseriusan.
Jaehyun menggulir bola mata, tepat di kursi seberang ada dokter Asahi yang selalu tampak elegan di setiap kegiatan kesehariannya. Lelaki itu seperti hidup dalam dunianya sendiri yang penuh kehampaan.
Well, bukankah menjadi amat menyebalkan ketika harus berkumpul setiap waktu dengan orang-orang yang memilik kepribadian bertolak belakang dengannya?
"Dokter Asahi, kau sudah selesai?" Jaehyun bertanya dengan helaan nafas jengah. Namun berhasil menarik fokus sang lawan bicara. "Aku ingin meminta beberapa obat sakit kepala."
Haruto tampak mendongak tiba-tiba. "Kau sakit, hyung?"
Well, bukan sakit sebenarnya. Jaehyun dengan tampang jenaka balas menatap Haruto. "Hanya jaga-jaga, udara dingin kota sering membuat hidungku tersumbat," jawabnya asal. Kemudian mendapat respon datar dari Haruto. "Aku harus pergi ke Port of Long Beach pagi ini, Hyunjin membuatku harus menembus daerah beku itu untuk tugas baru."
Kasihan sekali. Haruto mengulas senyum miring, menyesap kopi panasnya dan kembali menyibukkan diri dengan setumpuk berkas.
Apalah di kata. Kemarin malam beberapa senjata sudah siap untuk di kirim. Barang pesanan salah satu pengusaha besar Perancis itu harus tiba di pelabuhan pagi ini. Dan Hyunjin dengan tanpa perasaan mengutusnya untuk pergi. Jaehyun pikir mungkin saja Haruto sedang sangat sibuk dengan kepentingan HYNJN Company, sehingga Hyunjin menyuruhnya. Namun lihat! Haruto bahkan lebih santai dari seekor rakun!
"Pagi sekali." Itu suara Asahi, dokter itu tampak penuh dengan kasih sayang. Tentu saja, kenyataannya mereka adalah keluarga. Tiga sepupu yang berjuang hidup di tengah kejamnya takdir—dirinya, Hyunjin dan Asahi.
"Tck! Hyunjin memang tak berperikemanusiaan bukan?" Jaehyun mengucapkannya dengan decakan.
Haruto mengulas senyum semakin lebar. "Ingin bertukar tugas? Ada rapat penting yang harus di hadiri di gedung tinggi pagi ini. Hanya beberapa permasalahan inovasi."
HYNJN Company juga bergerak dalam bidang otomotif. Menciptakan banyak kendaraan bernilai tinggi dan kualitas terbaik.
Tawaran yang bagus Haruto, namun Jaehyun jelas menggeleng keras. "Tidak terima kasih! Nikmati untukmu saja." Baginya lebih baik di terjang angin laut, dari pada kulitnya di sapu udara beku pendingin ruangan.
YOU ARE READING
Flower of Evil
FanfictionHYUNJIN-FELIX ⚠⚠WARNING⚠⚠ Rated: R-Restricted [17+] Genre: Fanfiction, Romance, Mystery, Crime, Investigate, Detective Tags: #mafia, #police, #mpreg, #smut, #softcore, #violence, #doubleidentity, #action Felix adalah seorang pembunuh bayaran yang ke...