Bumi dan Samudra sejak kelas tujuh sudah mengikuti ektrakulikuler basket dan disusul oleh Bintang yang mengikuti jejak mereka berdua setelah dia berhasil masuk ke sekolah yang sama.
Sedangkan Galaksi, dia sudah menyandang status Ketua OSIS. Dia memang aktif disetiap kegiatan kesiswaan, dia juga sangat terkenal karena sering memenangkan lomba kesenian. Oleh sebab itu, ketika dia diajukan sebagai ketua Osis dia langsung terpilih.
Namun karena kesibukan mereka, mereka sering melupakan Langit dan Langit sering keluar rumah bahkan keluar komplek guna mencari teman untuk bermain sebab dia merasa kesepian.
Seperti hari ini, dia awalnya bermain rubik namun sudah dua jam dan tidak ada satupun orang yang menemaninya. Ini sudah pukul 15.30 tapi Bintang belum juga datang. Mamahnya pun entah kemana, Langit sungguh bosan.
Dia akhirnya meraih botol minumnya dan berjalan menuju halaman depan tanpa sepengetahuan Bi Inah dan Pa Doni yang tengah beberes di area kolam renang.
Langit berjalan menyusuri setiap jalan, dan di ujung jalan dia melihat banyak anak kecil tengah bermain akhirnya dia menghampiri mereka.
Awalnya semua bermain dengan senang dan riang. Namun karena Langit baru pertama kali mengenal permainan kelereng, jadi bagaimana mungkin dia bisa memahami permainan tersebut.
Sering kali anak-anak tersebut meneriaki Langit dan membuat Langit terkejut sampai akhirnya Langit tidak bisa menahannya lagi dan tiba-tiba menyerang salah satu teman bermainnya itu. Dan secara tak sengaja kelereng yang digenggam Langit melesat kesalah satu dahi anak yang berada disitu sampai mengeluarkan darah segar .
Karena saat itu Bi Inah langsung menyadari ketidakberadaan majikan kecilnya itu, Bi Inah langsung keluar untuk mencari Langit. Dan Bi Inah lah yang menghadapi para orang tua bocah yang sempat bermain dengan Langit.
Bi Inah dengan tulus meminta maaf dan bahkan memberi ganti rugi pada orang tua bocah yang telah bocor kepalanya.
Langit hanya mampu menangis dalam dekapan Bi Inah sampai akhirnya dia tertidur dalam dekapan Bi Inah.
.
.
.Hari ini ada latihan basket di sekolahnya namun karena Samudra sedang tidak enak badan dia akhirnya ijin untuk pulang lebih awal.
"Lo beneran gapapa pulang sendiri?" Tanya Bumi
"Iya kak, kakak yakin pulang sendiri? Muka kakak pucet loh" ada nada khawatir dari pertanyaan yang diajukan Bintang
"Santai aja kali, gue cuma pusing. Lagian gue udah pesen taksi online"
"Ya udah itu lebih baik, kita ke lapangan dulu ya"
"Hemm"
Setelah Bumi dan Bintang pergi tak lama kemudian taksi ditunggu datang. Samudra memang sangat suka duduk di kursi depan karena dengan begitu dia bisa melihat jalanan dengan leluasa.
Seperti halnya hari ini, walaupun kepala terasa pusing tapi dia sangat senang ketika melihat jalanan membuat pikiran tidak penat.
Tanpa sengaja netranya melihat seorang anak yang tengah digeroyok oleh beberapa anak kecil dan dewasa. Melihat sepatunya saja Samudra merasa familiar, akhirnya dia meminta sang supir untuk berhenti. Walau tempat pemberhentiannya tidak sesuai aplikasi tapi Samudra tetap membayarnya sesuai aplikasi.
Setelah membayar supir tersebut dia langsung berlari dan melempar tas miliknya setelah yakin siapa pemiliki sepatu yang tengah digeroyok tersebut.
"WOY!!"
"Main geroyokan ya ini bocil, sini maju lawan gue!!"
Mendengar teriak tersebut membuat anak-anak nakal tersebut langsung melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta
Short StoryAku pernah dengar ada seorang yang berkata seperti ini: Semua orang berharap menjadi Bintang, tapi aku tidak. Aku ingin menjadi Langit, kenapa? Karena Langit selalu ada kapanpun baik malam ataupun siang. Tanpa Bintang, Langit masih tetap ada. Tapi t...