Masalah Keluarga

66 11 4
                                    

Dengan cepat, Soojung keluar dari ruangannya menemui Samuel yang sedang duduk di salah satu meja pelanggan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan cepat, Soojung keluar dari ruangannya menemui Samuel yang sedang duduk di salah satu meja pelanggan. Dia sangat sibuk, tetapi dia merasa layak jika dia harus membuang waktu sepuluh menit untuk berurusan dengan Samuel.

Mendengar nama Samuel membuat telinga Soojung terbakar amarah. Apalagi melihat wajah pria itu membuat Soojung merasa kesal hingga ingin melontarkan pukulan. Namun, tidak peduli betapa Soojung membencinya, dia tidak akan langsung melakukannya. Dia menahan diri sebaik mungkin.

"Apa kabarmu?" Samuel menyapa dengan hangat. Dia memberikan buket mawar merah kepada Soojung seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun, Soojung meminta Monica untuk mengambil bunga tersebut dan meminta asistennya untuk segera pergi.

Ekspresi kekecewaan melintas di wajah Samuel. Tapi, dia mencoba mengabaikan perilaku kasar Soojung, menyalahkan hormonnya. Dia ingat perubahan sikap ibunya ketika dia hamil dengan saudara-saudaranya.

Pria itu bangkit dari duduknya dan berniat menarik kursi lain untuk Soojung. Tapi, Soojung memberi isyarat tangan padanya sebagai tanda untuk menghentikannya melakukan apapun untuknya.

"Terima kasih. Tetapi kamu tidak perlu melakukan hal yang baik untukku sama sekali. Ini tokoku kalau-kalau kamu lupa," jawab Soojung datar. Lalu dia menarik kursinya.

"Bagaimana kakimu?" tanya Samuel lagi, ekspresi khawatir melintas di wajahnya. Ia menatap kaki Soojung yang dibalut celana panjang. Dia telah mengenakan celana itu dengan sengaja untuk menutupi lututnya yang terluka agar dia tidak menjadi pusat perhatian.

"Baik. Yoongi bukan perawat yang hebat, tapi dia merawatku dengan sangat baik," jawab Soojung datar, nyaris ketus. Dia memandang Samuel tanpa sedikit pun senyum.

"Apakah kamu sudah ke dokter?" tanya Samuel lagi. "Jika tidak, aku akan membawamu sekarang. Aku punya kenalan-"

.....

"Terima kasih. Tapi di kota ini, ada begitu banyak dokter sehingga aku sama sekali tidak meragukan kemampuan mereka untuk mengobati luka. Aku tidak butuh rekomendasimu," potong Soojung galak. Matanya menatap tajam ke arah Samuel.

"Ada apa denganmu, Soojung? Mengapa sikapmu berubah seperti ini?" Samuel merasa dirinya dirugikan. Apa yang terjadi pada Soojung sehingga membuatnya begitu kaku?

"Mengapa? Apakah kamu tidak tahu alasan di balik perlakuan kasarku?" tanya Soojung sinis. "Coba ingat, pernahkah kamu menganiaya aku sebelumnya?"

"Apa maksudmu?" Wajah Samuel menegang.

"Apa yang kamu lakukan padaku ketika aku pingsan di rumah sakit?" tanya Soojung.

Tubuh Samuel serasa disambar petir saat mendengar pertanyaan Soojung. Lidahnya kelu, tidak bisa menjawab.

Bagaimana dia tahu? Siapa yang memberitahunya?

Namun, Samuel ingat betul, saat itu tidak ada yang menyaksikan perbuatannya. Ia juga mengetahui bahwa tidak ada CCTV di ruangan itu demi privasi pasien.

BILLIONAIRES WITH BENEFITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang