Kusetubuhi Perawat Yang Bersatus Janda Muda di Tempa Aku Mengontrak

1.5K 17 0
                                    

Hari ini adalah hari pertamaku tinggal di kota Medan. Karena tugas kantorku, aku terpaksa tinggal di Medan selama lima hari. Di kota ini aku menyewa kamar di rumah temanku.

Menurutnya, rumah itu hanya ditinggali oleh Ayahnya yang sudah pikun, seorang perawat, dan seorang pembantu. "Rumah yang asri" gumamku dalam hati. Halaman yang hijau, penuh tanaman dan bunga yang segar dikombinasikan dengan kolam ikan berbentuk oval. Aku mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali sampai pintu dibukakan. Sesosok tubuh semampai berbaju serba putih menyambutku dengan senyuman manisnya.

"Bu Renata ya...."

"Ya....., saya temannya Bu Silvi yang akan menyewa kamar di sini. Lho, kamu kan pernah kerja di tetanggaku?" Jawabku surprise. Perawat ini memang pernah bekerja pada tetanggaku di kampungku sebagai baby sister.

"Iya...., Saya dulu pengasuhnya Aurel. Saya keluar dari sana karena ada rencana untuk kimpoi lagi. Saya kan dulu janda Bu....., tapi mungkin belum jodoh..... jadi dianya pergi dengan orang lain, yasudah tidak mau ambil pusing saya akhirnya bekerja disini..."

Mataku memandangi sekujur tubuhnya. Yuli (nama si perawat itu) secara fisik memang tidak pantas menjadi seorang perawat. Kulitnya putih mulus, wajahnya manis, rambutnya hitam sebahu, buah dadanya sedang menantang, dan kakinya panjang sampai.

Kedua matanya yang bundar memandang langsung mataku, seakan ingin mengatakan sesuatu.

Aku tergagap dan berkata, "Emmm..., Mbak Yuli, Bapak ada?"

"Bapak sedang tidur. Tapi Bu Silvi sudah nitip sama saya. Mari saya antarkan ke kamar" Yuli menunjukkan kamar yang sudah disediakan untukku. Kamar yang luas, ber-AC, tempat tidur besar, kamar mandi di dalam kamar, dan sebuah meja kerja.

Aku meletakkan koperku di lantai sambil melihat sekeliling, sementara Yuli merunduk merapikan sprei ranjangku. Tanpa sengaja aku melirik Yuli yang sedang menunduk. Dari balik baju putihnya yang kebetulan berdada rendah, terlihat dua buah dadanya yang ranum bergayut dihadapanku. Ujung buah dadanya yang berwarna putih itu ditutup oleh bra berwarna pink.

Darahku berkesip. Ah...., perawat cantik, janda, dirumah yang relatif kosong. Sadar melihat aku terkesima akan keelokan buah dadanya, dengan tersipu-sipu Yuli menghalangi pemandangan indah itu dengan tangannya.

"Semuanya sudah beres Bu....., Silakan beristirahat"

"Ya, terima kasih" jawabku seperti baru saja terlepas dari lamunan panjang.

Sore itu aku berkelana dengan ayah Silvi yang sudah pikun itu. Ia tinggal sendiri di rumah itu setelah ditinggalkan oleh istrinya 5 tahun yang lalu.

Selama beramah-tamah dengan sang Bapak, mataku tak lepas memandangi Yuli. Sore itu ia menggunakan daster tipis yang dikombinasikan dengan celana kulot yang juga tipis. Buah dadanya nampak semakin menyembul dengan dandanan seperti itu.

Di rumah itu ada seorang pembantu berumur sekitar 17 tahun. Mukanya manis walaupun tidak secantik Yuli. Badannya bongsor dan montok. Ani namanya. Ia yang sehari-hari menyediakan makan untukku.

Hari demi hari berlalu. Karena kepiawaianku dalam bergaul, aku sudah sangat akrab dengan orang-orang di rumah itu. Bahkan Ani sudah biasa menggerutu kepadaku. Dan Yuli yang sudah berani masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Yuli sangat sering datang ke kamarku untuk berbagi cerita mencurahkan seluruh isi hatinya.

Sampai suatu malam, ketika itu hujan turun dengan lebatnya. Aku, karena sedang suntuk memasang VCD porno kesukaanku di laptop. tengah asik-asiknya aku menonton tanpa sadar aku menoleh ke arah pintu, astaga......., Yuli tengah berdiri di sana sambil juga ikut menonton. rupanya aku lupa menutup pintu, dan ia tertarik akan suara-suara erotis yang dikeluarkan oleh film yang tengah kutonton.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang