Bab 3

175 3 0
                                    

Pagi menjelang, mentari bersinar lembut menyapa. Hawa dingin dari AC masih berhembus membuat si empun kamar enggan untuk bangun dari tidurnya. Ya, Caesar masih enggak untuk membuka matanya, senyum tipis hadir di sudut bibir entah mimpi apa yang hadir di tidur nya hingga membuat Caesar enggan untuk bangun dari mimpinya. Mimpinya pun terganggu oleh tirai jendela besarnya yang tiba tiba terbuka dan membuat sinar sang mentari dengan bebas masuk menyilaukan matanya.
Dengan pelan Caesar membuka mata, ditatap nya sosok perempuan setengah baya berkacak pinggang menatap dirinya yang masih enggan untuk bangun.

"Tuan muda, matahari sudah hampir diatas kepala, dan tuan masih juga berbaring di ranjang. Apa hari ini Tuan tidak ada jadwal kampus." ucapnya penuh kasih sayang.

"Ahh... Bibi mengganggu tidur saya saja. " ucapan nya lirih sambil merenggangkan badannya yang sedikit kaku.

"Dan ini masih jam 8 pagi bibi.... " lanjut nya sambil cemberut dan duduk bersandar di kepala ranjang.

Selimut tebal masih melingkar manis di badan nya, tapi tubuh bagian atasnya yang putih mulus tanpa cacat terekspos jelas. Raut wajah nya yang bangun tidur semakin membuatnya tampan sekaligus cantik. Membuat siapapun yang memandang enggan untuk memalingkan wajahnya.

"Tuan muda sudah dewasa tidak seharusnya seperti ini. Liat kalau asisten rumah tangga yang lebih muda dari Tuan melihat ini apa yang ada di benak mereka. " gurau nya.

"Kalau Bibi Marta, apa bibi juga terpesona dengan saya. " ucap Caesar sambil mengedipkan mata nakalnya dan tersenyum manis.

Seketika itu Bibi Marta, orang yang mengasuhnya sedari Caesar masih kecil memukul pelan pundak nya dan tertawa renyah.

"Tuan muda masih mau dengan saya yang sudah berumur ini. " goda nya sambil menarik selimut Caesar hingga membuat Caesar mau tak mau turun dari ranjang nya.

"Hohoho.. Walau sudah berumur bibi masih cantik. " sahut Caesar sambil memeluk Marta dari belakang yang sedang sibuk merapikan ranjang nya.

"Sudah sudah ini sudah hampir siang, sarapan sudah di atas meja makan, bukannya hari ini Tuan masih ada ujian di kampus." ucap Marta sambil menepuk ringan tangan Caesar.

Bagi Caesar, Marta adalah ibu keduanya, Caesar lebih sayang dengan Marta ketimbang Clarisa ibu kandung nya sendiri. Karena sedari kecil Marta lah yang merawatnya, menemaninya dikala sendiri, menutup telinga nya disaat kedua orang tua nya bertengkar, merawatnya disaat dia sakit.

Caesar segera melepas pelukan dan berjalan menuju kamar mandi nya. Setelah selesai semua Caesar keluar menuju ruang makan. Lagi lagi Caesar menatap sedih meja makan yang kosong, tak ada canda tawa, tak ada orang yang menunggunya untuk sekedar berucap selamat pagi, semua tampak kosong dan dingin. Dengan gontai Caesar segera duduk dan memakan sarapan paginya. Setelah selesai segera Caesar pergi meninggalkan rumah yang mewah bak kastil tapi suram bak pemakaman.

Seperti biasa di kampus Caesar selalu tersenyum dan tertawa menyembunyikan semua yang ia tutup rapat. Kegiatan di kampus tak ada yang berubah, mendengarkan teori dari dosen, menikmati makanan kantin, berbincang dan bercengkrama dengan teman dan sahabat nya, hingga tak terasa waktu berlalu. Hampir semua mahasiswa berhamburan dan meninggalkan kampus, suasana kampus mulai sepi tapi Caesar tak juga terlihat akan beranjak dari duduknya usai bermain basket dengan teman teman nya yang lain. Sedangkan yang lain mulai pergi dari lapangan basket. Caesar duduk meluruskan kaki dan menopang badan dengan ke dua tangannya di belakang. Senja mulai beranjak turun, tampak Marcos datang menghampiri dengan membawa 2 tas ransel. Satu milik nya dan satu lagi milik Caesar, sedangkan satu tangannya membawa 2 botol minuman. Tanpa pikir panjang segera Marcos duduk di sampingnya dan memberikan sebotol minuman dingin ke arah Caesar.

"Haaa.... Kamu Marcos bikin kaget saja. " ucap Caesar terkejut dengan sentuhan botol dingin yang Marcos letakkan di pangkuan Caesar.

"Makanya jangan melamun saja lu. Apasih yang lu pikirin. " ucap Marcos yang duduk di samping nya.

"Saya lagi mikir apa yang harus saya lakukan biar saya bisa berbaring dengan tenang. " ucap Caesar yang kemudian meminum minuman nya.

Plukk...

Seketika itu Marcos memukul kepala Caesar dengan botol yang isinya tinggal setengah nya.

"Sakit tauuu... " keluh Caesar sambil mengusap kepalanya.

"Makanya otak itu jangan dibuat mikir yang enggak enggak. Pake buat mikir besok saya mau bersenang-senang kemana ya, ke bar, club ato bersenang-senang bersama cowok macho. " ucap Marcos menatap tak senang di saat sahabatnya yang mulai berfikir pendek.

"Lalu saya harus ikut happy fun gitu? " sahut Caesar lirih.

"Haa... Caesar, gue tahu lu bukan orang yang bisa dengan begitu saja menikmati kebebasan. Tapi seenggaknya ayolah sedikit saja bersenang-senang melepas sedikit beban biar lu bisa berfikir lebih tenang lagi. " hibur Marcos.

"Ayo ikut saya ke bar disana banyak hal yang menyenangkan walau bukan hal positif, tapi setidaknya bisa membuat lu sedikit terhibur. " ajak Marcos.

Caesar menggeleng pelan.

"Saya ingin tempat yang sunyi untuk menghibur diri. Haaa... Sudah lah sudah mulai gelap yuk pulang. " ajak Caesar sembari beranjak dari duduknya.

Marcos mengikuti nya ke arah area parkir motor.

"Ingat langsung pulang, jangan berpikir yang aneh aneh. " perintah Marcos.

Caesar hanya tersenyum tipis dan mulai pergi meninggalkan kampus. Sedangkan matahari sudah mulai tenggelam yang menampakkan semburat senja yang cantik. Seperti biasa Caesar tak langsung kembali ke rumah nya tetapi melajukan motornya ke area pantai. Matahari yang mulai tenggelam membuat suasana pantai sepi tak ada seorang pun yang berkunjung.

Kali ini Caesar memilih duduk merenung diatas tebing. Menikmati suara deburan ombak yang menghantam tebing sehingga sesekali air laut terpercik membasahi bajunya. Caesar menatap lurus ke depan sambil memeluk lututnya dan menopangkan kepalanya di lutut nya. Entah apa yang ada di pikiran Caesar, tatapannya kosong dan hampa terlihat jelas di terpancar di kedua bola matanya yang sendu.

HUMAN LOVE LINE WITH MERMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang