3/3

416 82 66
                                    


Jeffrey menatap ibu dan neneknya yang sedang memuji Joanna. Karena dia begitu rajin di mata mereka. Sebab wanita ini langsung bersih-bersih dan masak padahal kemarin baru saja menikah. Seharusnya, dia menikmati waktu istirahat, kan? Bukan justru bersih-bersih akbar dan memasak soto lamongan.

"Tidak salah Jeffrey menikahimu. Ya Tuhan, mimpi apa Jeffrey bisa mendapatkan istri teladan sepertimu?"

Nirmala mengusap pundak Joanna. Dia benar-benar menyukai istri cucunya. Karena dalam sekali lihat, dia langsung merasakan getaran. Sebab dia terlihat sopan dan rajin juga.

"Jeffrey benar-benar tidak salah memilihmu!"

Joanna hanya tersenyum kaku. Sebab Nirmala, Nenek Jeffrey belum tahu jika dia bukan wanita yang dijodohkan dengan si cucu. Sebab semua urusan perjodohan telah diserahkan pada si anak dan menantu. Dia hanya terima beres karena yang dibutuh adalah calon buyut.

"Hari ini langsung ke dokter kandungan, ya? Mumpung sama-sama libur kerja."

Joanna menelen ludah. Lalu menatap Jeffrey yang kini sudah menatap dirinya. Agak terkejut juga. Karena neneknya sudah terlalu jauh ikut campur menurutnya.

"Nek, ini terlalu cepat. Kita baru kemarin menikah. Kenapa tidak menunggu beberapa minggu saja? Kita bisa mencobanya secara alami dulu, baru kalau belum muncul bisa meminta bantu."

Jeffrey menjelaskan dengan wajah kaku. Dia juga mulai menatap Joanna yang hanya bisa mengangguk. Sebab dia masih belum 100% tahu akan keluarga itu.

"Tapi semalam, kalian melakukan itu?"

Jeffrey terkekeh pelan, lalu melirik Joanna yang sudah berwajah merah. Lalu memalingkan muka. Sebab dia paham apa yang dimaksudkan.

"Mama! Jangan terlalu frontal begitu! Biarkan mereka beradaptasi dulu! Mereka ini dijodohkan, wajar kalau masih agak canggung. Tidak apa-apa, kalian santai saja dulu. Jangan terburu-buru, the world is waiting you!"

Ucapan Jessica membuat Joanna tersenyum lega. Begitu pula dengan Jeffrey yang sejak tadi berusaha tenang agar tidak mencurigakan. Agar tidak membuat neneknya mempertanyakan ikatan mereka.

Setelah sarapan bersama, Jessica membawa Nirmala pulang. Sedangkan Joanna dan Jeffrey mulai bernafas lega. Sebab akhirnya, orang yang sedang mereka tipu sudah pulang.

"Nenekmu serius tidak tahu kalau aku bukan wanita yang harusnya menikah denganmu?"

Jeffrey yang baru saja memijat kepala di atas sofa langsung menatap ke sumber suara. Pada Joanna yang baru saja menutup pintu gerbang. Sebab dia baru saja mengantar mereka ke depan.

"Dia tidak akan peduli siapa istriku. Dia hanya peduli soal buyut. Tipikal orang tua Asia yang ingin cepat-cepat punya cucu. Padahal, dia sudah bertahun-tahun tinggal di Amerika. Tapi masih saja berpikir demikian."

"Memang tidak ada yang mengingatkan?"

"Mengingatkan soal apa?"

"Soal pikirannya yang salah. Kalau dia ingin cepat-cepat punya buyut, kenapa tidak adopsi bayi saja? Mau buyut kandung? Ya, Tuhan! Kuno sekali. Tunggu! Bukannya kamu ada pacar? Wanita tadi, kan? Lalu kenapa tidak kamu nikahi saja dia?"

Jeffrey mulai menarik nafas panjang. Lalu duduk bersila di atas sofa. Sembari mulai bercerita pada Joanna.

"Orang tuaku yang tidak setuju. Ini karena Papa Rosa buron sekarang. Setelah terjerat kasus penipuan. Ya, meskipun hanya finah. Namun tetap saja, mereka tidak mau menerima Rosa karena malu pada kolega. Jadilah aku dijodohkan dengan Teressa, anak dari teman mereka. Ya, meskipun mereka hampir dibuat malu juga. Untung saja ada kamu di sana."

"Untung saja Nenekmu datang terlambat. Para tamu juga tidak berisik sehingga kehadiranku tidak ketahuan."

Jeffrey mengangguk singkat. Karena kemarin, semesta sedang berpihak pada mereka. Sehingga acara pernikahan berlangsung cukup hikmat. Meskipun terbesit banyak pertanyaan bagi para tamu undangan si mempelai wanita.

Mengingat Teressa dan kedua orang tuanya sama-sama tidak ada di acara. Sehingga para tamu mempelai wanita agak merasa tertipu juga. Namun tidak mau protes karena mereka dijamu begitu mewah.

Bahkan, souvenir pernikahan Jeffrey dan Joanna adalah emas antam. Belum lagi makanan enak yang disajikan oleh chef-chef kelas dunia. Semakin enggan pula mereka melewatkan.

Tbc...

PENGGANTI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang