Joanna menatap Rosa yang begitu cantik. Dia memiliki tubuh tinggi langsing. Kulit pucat seperti vampir. Tidak lupa dengan rambut pirang yang panjang dan tentu tampak terawat sekali."Aku mau menginap. Besok aku tidak kerja."
"Boleh."
"Yeay! Thank you, Sayang!"
Jeffrey mengangguk singkat. Saat ini dia sedang duduk di atas sofa. Sembari memangku kepala kekasihnya yang sedang tiduran di atas paha.
Sedangkan Joanna tengah mencuci piring bekas makan malam mereka. Karena dia jelas sangat tahu diri dan tidak mungkin meninggalkan piring kotor begitu saja. Apalagi, Jeffrey sudah ikut andil cukup banyak saat memasak.
Joanna hanya menjadi asisten saja. Karena menu makan malam hari ini adalah steak dan pasta. Tentu masakan western seperti ini bukan bidangnya.
"Apa aku tidak boleh ikut tinggal di sini saja? Aku agak khawatir meninggalkan kalian. Aku jelas percaya denganmu, tapi tidak dengan wanita itu. Apalagi asal-usulnya tidak jelas. Dia mungkin saja sudah merencanakan hal jahat di belakang."
Jeffrey terkekeh pelan. Lalu menatap Joanna yang sedang meletakkan peralatan makan pada rak. Dengan perasaan agak was-was. Sebab takut wanita itu mendengar ucapan Rosa.
"Kita bahas di kamar saja!"
Jeffrey langsung mematikan televisi yang masih menyala. Lalu membawa Rosa menuju kamar. Sedangkan Joanna hanya diam saja. Sibuk membersihkan dapur dan meja makan. Karena sejak tadi dia memang memakai wireless earphone di kedua telinga.
"Loh? Sudah tidak ada?"
Joanna langsung mengunci pintu. Lalu menuju kamar. Bersiap istirahat. Sebab dia juga lelah setelah seharian kerja. Dia sama sekali tidak mempedulikan apa yang sedang terjadi di atas. Karena bukan urusannya juga.
1. 30 AM
Tengah malam Joanna kehausan. Dia menuju dapur dan berniat mengambil minuman. Namun, dia menemukan Rosa yang sedang berada di depan kulkas. Mengambil dua botol air dingin dari sana. Dengan keadaan setengah telanjang. Karena dia hanya memakai kemeja putih Jeffrey saja. Tanpa dalaman apa-apa.
"Damn you! Kukira hantu!"
Pekik Rosa pada Joanna. Lalu berjalan cepat menuju tangga. Sebab dia agak takut juga. Meskipun dia sudah sering menginap di rumah kekasihnya.
"Sorry, hehehe."
Joanna hanya terkekeh pelan. Lalu membuka kulkas. Mengambil air dingin dari sana. Kemudian menatap punggung Rosa yang masih terlihat.
Kalau aku jadi laki-laki, jelas aku akan suka dia! Gila! Dia cantik sekali, Ya Tuhan!
Batin Joanna sembati menatap kepergian Rosa. Sebab daripada melihat pria tampan, dia lebih suka melihat wanita cantik seperti Rosa. Tunggu. Ini normal, kan?
Joanna langsung menggeleng pelan. Lalu kembali ke kamar. Agak ngeri juga jika dia terus-terusan memandangi Rosa yang setengah telanjang. Padahal, dia juga punya tubuh yang serupa.
Setibanya di kamar, Rosa menatap Jeffrey yang masih terlelap. Memunggungi dirinya. Dengan tubuh yang hanya dibalut boxer saja.
Setelah meletakkan satu air dingin di atas meja, Rosa mulai menegak air minumnya. Sembari menatap Jeffrey yang tengah mendengkur pelan. Lalu bangun saat pahanya terasa dingin tiba-tiba. Sebab Rosa baru saja menempelkan botol air dingin di sana.
"Apa ini?"
"Air. Kamu tidak haus?"
"Tidak. Aku ngantuk!"
Jeffrey langsung menarik selimut. Kembali tidur dan mengabaikan Rosa yang hanya terkekeh saat itu. Lalu mengutak-atik ponsel sebelum kembali tidur. Sembari memeluk pria itu.
"Sayang, aku butuh uang 500 juta. Kamu ada, kan? Aku perlu beli tas untuk acara ulang tahun Clara besok lusa."
"Hm, ambil kartu hitam. Ada di tempat biasa."
Rosa langsung kegirangan. Dia lekas turun dari ranjang. Meraih dompet Jeffrey yang ada di atas meja. Kemudian mengambil kartu warna hitam milik si pria.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGGANTI [END]
Short StoryTenang, cerita ini ramadhan friendly. Tapi nggak janji :)