Happy Reading~
Jangan lupa tinggalkan bintang kalian ⭐ buat Saguna. Terima kasih 🙏💕
••••
Dania melirik ransel yang ada di jok motor sebelah motornya. Ia beralih menatap gedung sekolah berharap orang yang ditunggunya sedari tadi muncul.
Sudah hampir 15 menit Dania menunggu kedatangan Saguna. Namun, lelaki yang berpamitan untuk berganti pakaian itu belum juga tampak batang hidungnya.
Lo tunggu di parkiran aja! Gue ganti baju dulu. Titip tas, jangan sampek lo tinggal! Ada HP dan dompetnya tuh.
Kalau tidak teringat pesan dari Saguna. Mungkin saja Dania sudah pulang dari tadi, seperti Jarvis dan Alana yang sudah berpamitan lebih dulu. Dania curiga jangan-jangan Saguna memang bermaksud mengerjainya.
Dania merasa lega ketika mata berpupil hitamnya menangkap sosok Saguna yang baru tiba.
“Lama banget sih lo? Sengaja ya?” baru juga datang, Saguna sudah terkena semprot asisten barunya itu.
Saguna menunjukkan botol minum yang dipegangnya, “Beli minum dulu. Salah siapa lo nggak bawain gue minum tadi? Gue ‘kan haus.”
Saguna mengambil ranselnya, kemudian memasukkan asal-asalan baju kotor dan botol minum ke dalam ransel itu. Yang penting tersimpan di dalam sana.
“Udah ‘kan sekarang?” Dania turun dari jok motornya, “gue mau pulang.” Ia meraih helm full face miliknya.
Saguna memasang ranselnya, “Buru-buru amat sih. Memang di rumah lo itu ada apaan? Nggak akan kabur juga rumahnya.”
Tiba-tiba gerakan dari Dania berhenti. Gadis itu mematung. Saguna tidak akan pernah tahu dari balik kaca helm yang menutupi wajah gadis itu air mukanya kini berubah menjadi sendu. Namun, detik kemudian Dania tersadar kembali dan lekas menunggangi motor hitamnya.
“Suka-suka gue-lah!” sambarnya cepat.
“Galak amat.”
Ketika mesin motor Dania telah menyala Saguna teringat sesuatu. Ia bersorak bersamaan dengan motor Dania yang meninggalkan parkiran sekolah.
“BESOK TUGAS LO MASIH BANYAK! STAND BY DI DEKAT GUE TERUS!”
•••
Dania mengaduk-aduk makanan yang berada di piringnya. Mata bulat dengan bulu mata lentik itu memerhatikan kursi-kursi yang biasa orang tuanya gunakan untuk makan.
Malam ini ia harus menghabiskan makan malamnya seorang diri. Gunawan sedang keluar kota, sedangkan Nami belum lama ini mengabarkan akan lembur. Lagi-lagi Dania kesepian di rumah yang besar itu.
“Non, jangan diaduk-aduk terus makanannya! Ayo dimakan!”
Untungnya Dania masih ditemani Mbok Sri, pembantu rumah tangga yang telah bekerja sejak Dania masih kecil. Setidaknya, ia tidak benar-benar sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum dari Saguna
Novela Juvenil"Kalau keinginan terbesar lo apa?" "Gue cuma mau membuat semua orang yang gue sayang selalu tersenyum. Jadi alasan untuk mereka bahagia. Gue rasa itu hal paling membahagiakan di dunia." ... Hanya kisah seorang pemuda yang berusaha meninggalkan kena...