K A I - Dia Pergi

9 6 1
                                    

MHIBH♡

Jngan siders hhe, ayo divote juga komen

☆☆☆

Sudah 6 bulan lamanya tragedi kecelakaan parah yang dialami Kanaya dan Vernon membuat Kanaya tak kunjung sadarkan diri.

Fitri yang memandangi wajah Kanaya meringis begitu banyaknya luka jahitan yang merusak wajah anaknya. Menggenggam tangan Kanaya yang bebas infusan. Tak kuasa menahan air mata Fitri menangis.

Bersyukur Kanaya masih diberi umur panjang sehingga tetap hidup meskipun dalam keadaan tidak sadar. Fitri berharap Kanayanya akan bangun secepatnya.

Hardis yang masuk melihat istrinya nangis kembali pun menghampiri Fitri. "Jangan tangisin Kanaya terus Bu."

"Naya bakalan bangun kan Mas,"

"Pasti dong." sugesti Hardi.

Fitri mengusap kepala Kanaya yang terbalut kain. "Bangun dong, Sayang. Ibu kangen."

'Bangun dong, Sayang. Ibu kangen.' suara gema disana membuat tawa Kanaya berhenti. Ia melirik Vernon disisinya.

"Suara siapa?" tanya Kanaya begitu polosnya.

"Ibu kamu, masa ibu sendiri udah lupa."

"Masa sih," Vernon menarik hidung Kanaya.

"Dasar lemot. Itu ibu kamu, Beliau kangen kamu. Jadi, kapan mau balik?" tutur Vernon gemas. "Aku juga mau pulang!"

Berbulan-bulan orang di alam sana menangisi mereka, kenyataannya kedua sejoli itu asik berduaan dialam bawah sadarnya. Kurang ajar!

"Yaudah bareng." tawar Kanaya mengembangkan senyuman Vernon yang berarti lain. Tatapannya juga berubah menjadi sendu.

"Aku .. Aku gak bisa, Nay."

"Loh kenapa, tadi bilangnya mau pulang jadi ayo bareng kita temuin semuanya." ucap Kanaya masih kurang paham dan sadar maksud Vernon.

Vernon mengusap kepala Kanaya dengan lembut dan menatapnya dengan tenang serta senyuman yang damai. "Kamu belum sadar juga ternyata, liat baju aku."

"Iyaa ... Terus kenapa?"

Terdengar helaan nafas dari Vernon buat Kanaya semakin penasaran dan bingung. "Aku mau minta maaf sama kamu waktu tragedi kita kecelakaan aku gak bisa ngindarin mobil trucknya."

"Gapapa kali itu udah takdir,"

"Maaf aku gak bisa jaga kamu lebih lama lagi, maaf pernikahan kita harus gagal." gerutu Vernon yang terus merapalkan kata Maaf, maaf, dan maaf.

"Bentar, maksud kamu apa sih. Kenapa kita gak bisa menikah? Maksud kata dari pulang juga apa jelasin dong, Ver!" mata Kanaya berkaca-kaca sambil menatap obsidian Vernon yang sendu.

"Bukannya semua orang pasti akan kembali pada sang Maha Kuasa, sang Maha Pemilik segalanya. Kanaya?"

Satu bulir bening jatuh kepipi Kanaya. "Kamu mau ngeprank aku ya. Ver, HAHAHA lucu banget."

Pemuda itu mengusap air mata Kanaya dengan ibu jarinya. "Sama sekali aku gak ada niat buat ngeprank kamu. Ini kenyataan nya, aku udah gak bisa temuin semuanya disana, aku gak bisa jaga kamu lagi. Dan kamu harus relain aku."

"ENGGAK!!"

"Harus!" Kanaya bergeleng kuat, ia tak mau merelakan semuanya. Ia mengusap air matanya dengan kasar.

Vernon melihat Kanaya yang terus menangis sungguh tak tega, bagaimana juga ia hanyalah manusia yang kapan saja akan kembali pada sang Maha Kholik.

"Heyy, liat mata aku ..." tutur Vernon begitu lembut yang mengangkat dagu Kanaya. Mempertemukan matanya dengan milik Kanaya.

".. Kita gak bisa paksain semuanya, nyatanya aku cuman prajurit yang jatuh cinta pada sang Putri. Tapi aku bangga, Nay. punya gadis sebaik kamu." lagi-lagi pemuda itu berhasil buat Kanaya jatuh hati dengan tatapan lembut, juga kata-kata yang manis.

Saat ini, Kanaya tidak memerlukan wajahnya yang sudah merah dan kacau. "Aah, Ver. Kenapa harus kamu duluan yang pergi, aku ..."

".. Pada akhirnya bisa ngerasain jatuh hati paling dalam, berkat kamu. Tapi kenapa malah pergi bukannya kamu bilang kita bakalan nikah beberapa bulan lagi, sekarang mana buktinya?" lontar Kanaya begitu buat Vernon tak bisa berucap lagi.

Hanyut dalam keheningan sejenak. Vernon berdeham. "Bukannya sebelum aku hadir disini kamu udah mencintai seseorang Kanaya?"

Kanaya tercengang. Vernon tak salah, tapi itu sudah berlalu. "Bahkan aku udah gak peduli lagi soal itu."

"Kamu itu labil, kalian yang jadi tokoh utamanya."

"Aku tetep gak mau kalau perlu kamu gantiin posisi peran utama cowoknya." keukeuh Kanaya tak mau kalah. Hueningkai itu sudah menjadi masa lalunya. Juga cinta pada lelaki itu hanya sebatas cinta awan yang mengambang.

Kanaya tidak benci namun ia benar-benar melupakan apa yang telah terjadi setelah bertunangan dengan Vernon. Sudah tak peduli pada keberadaan lelaki itu.

Vernon menghela nafasnya panjang. "Waktunya kamu kembali, Nay. Banyak orang yang sayang kamu berharap kamu sadar dari tidur panjang. Janji buat sembuh lalu temui aku di pemakaman."

"Aku ikut kamu aja gimana?"

"Nanti akan ada waktunya kita bersama disini, tapi bukan sekarang."

"Kenapa?"

"Ya karena memang belum waktunya. Udah ya, aku pergi. See you."

"VERNOOON!!" selewat cahaya putih membawa jiwa keduanya berpisah.

Mata Kanaya terbuka dengan spontan setelah cahaya itu membawanya. Fitri yang duduk disamping terkejut kala Kanaya melotot keatas.

"Nay," panggil Ibu serta mengusap tangan anaknya. "Kanaya. Kamu bisa denger ibu 'kan?"

Kanaya menoleh kearah Fitri, matanya berkaca. Hendak memencet bel panggil dokter tanganya ditahan Kanaya.

"Di .. mana Ver .. non, Bu?" tanya Kanaya bersuara serak.

"Ibu panggil dokter ya, Nay." cengkraman Kanaya semakin kuat.

"Vernon mana."

"Kamu baru sadar, ibu mau panggil dokter dulu."

"IBU, MANA VERNON!!!" kini suara Kanaya naik beberapa oktaf buat Fitri terkejut dan Hardi masuk kedalam karena mendengar suara ribut.

"KANAYA ANGGREANI PUTRI!" lantas Kanaya jadi terdiam dan takut mendengar bentakan dari sang Ayah. Fitri menahan Hardi agar tidak emosi.

"Mas, tahan. Kanaya baru sadar!" geram Fitri.

Hardi pun tersadar, ia mundur beberapa langkah karena kesalahan nya akan membuat kekacauan. Kemudian duduk pada sofa sambil memijat keningnya.

Air bening yang sedari tadi bergenang akhirnya keluar dengan sendirinya.

☆☆☆

Vernon selesai!!! Sisa chap Kai - Kanaya.

Sorry buat yang sekte Vernon - Kanaya hhe.

Votenya boleh kalii, btw yg kmrn baru vote di chap sblmnya makasih bangeet, alasan knp aku gak mau ada yg siders biar kenal sama kalian juga🤗

[1] MHIBH - END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang