Chapter 9

4.9K 438 60
                                    

"Erhm. . . Hmuh. . ?"

Mata Boy berkedip pelan.

Samar-samar, ia juga mendengar dengkuran di dekatnya.

Gelap. Mana saklar lampunya. . ?

"Haduh ini dimana lagi sih. . . ?" kata Boy yang masih setengah sadar.

Dari chapter kemarin, itu itu saja kalimatnya ya Boy. Apa tidak bosan? (⁠─⁠.⁠─⁠|⁠|⁠)

Baru saja Boy mau turun dari kasurnya, tiba-tiba dia langsung ditarik ke pelukan seseorang.

Boboiboy spontan kaget karena dipeluk.

Ya lah, siapa juga gak kaget? Udah gelap, minim cahaya, tiba-tiba ada yang narik kalian, pasti kaget kan?

"HUA–"

"Shh. . . ini kakak. . ."

". . . . . . . . . . . . . . . . Siapa?"

"Ais."

"Oh. . . ."

". . . . . . . . . ."

Dengkuran halus kembali terdengar.

Tapi daripada melepas pelukannya, kantuk malah menampar Boy kembali untuk tidur.

Aduh. Siapa sih yang gak pernah ngerasain kayak gini? Baru bangun, ngantuk, tidur lagi. <⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠↗

Ting!

". . . . . . . . . . . ."

Ting!

"Tsk. Siapa sih yang nge-chat. . ?" gumam Ais sembari membuka aplikasi pesannya.

". . . . Hali?"

Halilintar
= Kita ada misi.
= Bersiap sekarang juga, yang lain sudah menunggumu.

". . . . . . . ."

Yahhh, terpaksa deh Boy nya ditinggal :'(

"Kakak pergi dulu. ." gumamnya diam-diam sambil menyelinap keluar dari kamar Boy.

Oh, tak lupa memposisikan Boy ke posisi yang lebih nyaman untuk tidur lebih nyenyak dulu. Barulah ia keluar.

"Huff. . . . . . ."

Dengan terpaksa, Ais pergi bersiap untuk sebuah misi. Padahal rencananya mau tidur dua puluh empat jam sama Boy sebagai hukumannya. (⁠눈⁠‸⁠눈⁠)

Eh eh bentar.

Misi?

Misi kek di agen-agen gitu?

Aha ha ha!

Seperti yang sudah kalian baca di sinopsis cerita ini. Mereka adalah sekelompok mafia. Lebih tepatnya mafia Aba karena keturunan dari keluarga kakek Aba.

Jadi yang buka usaha toko kokotiam itu hanya bentuk penyamaran mereka sebagai warga biasa.

Eits! Jangan kasih tau Boboiboy, biarlah itu jadi suprise-nya nanti. (⁠☞⁠ ͡⁠°⁠ ͜⁠ʖ⁠ ͡⁠°⁠)⁠☞

Sekarang, kita fokuskan imajinasi kita ke ketujuh putra Amato dulu. Mupung Boboiboy masih tidur, kita baca sedikit action dari mereka dulu.

"Hoy! Kenapa kau tak balik toko?! Capek aku ngangkat tas kau!" ketus Blaze.

Ais hanya menghela napasnya.

"Emang tasku berat? Kan tidak."

"Angkat tasmu serasa ngangkat batu!"

"Diam! Lebih baik kau sambung baca informasi misi itu, Blaze. Ais, aku akan minta penjelasan kau nanti!" tegas Gempa.

". . . . . . ." akhirnya duo suhu temperatur itu memilih untuk diam.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang