Aksa Sabiru siapa yang tidak mengenal sosok pemuda yang begitu ditakuti oleh seantero sekolah? Terkenal karena postur tubuh yang menjulang tinggi dengan rahang tegas yang menambah kesan dominant semakin kuat.
Namun siapa sangka sosok Aksa yang begitu di kagumi di sekolah berbanding terbalik dengan Aksa yang ada di rumah, anak bungsu yang begitu manja, memiliki 2 kakak laki-laki dan 1 kakak perempuan membuat Aksa hidup dengan dimanjakan sedari kecil apapun yang pemuda itu inginkan pasti akan terwujud tidak pernah ada kata tidak yang keluar dari mulut mereka jika sudah berhadapan dengan anak bungsunya.
Terlalu dimanja membuat sifat Aksa sering berlaku seenaknya, beberapa pegawai yang ada di rumah bahkan sampai ada yang celaka atas aksi kejahilan pemuda itu,
Sampai hari dimana semuanya berubah dalam satu malam, tanpa tahu kesalahannya apa Aksa tiba-tiba saja terbangun di salah satu rumah yang begitu asing baginya, tidak ada anggota keluarga nya sama sekali, Aksa merasa dirinya dibuang begitu saja,
Sampai seorang gadis memasuki kamar sempit yang ia tempati, tatapan datar yang membuat Aksa seketika memundurkan langkahnya
"Siapa?" Tanya pemuda itu terlihat ketakutan,
Aksa mulai berpikir yang tidak tidak, apakah ia menjadi korban penculikan? Apakah Aksa akan di jual? Atau perut Aksa akan dikeluarkan isinya dan di jual di pasar gelap?
Keringat dingin mulai membanjiri tubuh pemuda itu, tatapan datar yang terus dilayangkan oleh si gadis membuat tubuh Aksa semakin bergetar hebat,
"Kamu penculik?!" Teriak Aksa histeris saat gadis itu semakin mendekat tanpa ekspresi sama sekali, namun pertanyaan ngawur yang di lontarkan Aksa ternyata diangguki oleh gadis itu seketika tangis Aksa pecah, tubuh pemuda itu meluruh membayangkan hidupnya tidak akan lama lagi.
"Hm, saya penculik, saya menculik anak-anak nakal dan akan saya jual jika anak itu membantah pada saya"
Perkataan yang keluar dari mulut gadis itu sontak membuat tangis Aksa semakin bertambah kencang dan meraung, tak tahan dengan suara tangis Aksa gadis itu-- Lengkara langsung menarik Aksa kedalam pelukannya menenangkan Aksa dan membisikkan kata maaf.
"Bukan tapi iya" Kata Lengkara sukses membuat Aksa terdiam bingung, bibir pemuda itu masih gemetar dengan mata yang berkaca-kaca
"Saya memang menculik kamu, tapi saya tidak akan melukai kamu jika kamu tidak membantah, mengerti?"
Aksa yang memang pada dasarnya polos hanya mengangguk tanpa mempertanyakan bahwa Lengkara menculik dirinya saat dimana, karena sebelum terbangun ditempat asing Aksa tertidur dikamar orangtuanya.
"Tugas kamu hanya menurut pada saya, mengerti?"
Lengkara membaringkan kembali tubuh Aksa, menyelimuti tubuh pemuda itu
"Tidur lagi Aksa, ini masih malam"
Dengan masih tersendat Aksa memejamkan matanya, membiarkan gadis itu memeluk tubuhnya.
Aksa terlelap damai dengan Lengkara yang tersenyum simpul saat melihat wajah Aksa yang tampak menggemaskan setelah menangis,
Sebenarnya orangtua Aksa lah yang meminta Lengkara untuk mendidik Aksa agar menjadi anak yang tidak manja, namun mereka tentu saja salah memerintah seseorang karena tanpa mereka tahu Lengkara adalah gadis yang terobsesi pada pria yang memiliki paras indah ditambah dengan sikap manja Aksa akan membuat Lengkara merasakan puas jika ada seorang pemuda yang merengek dan terus memanggil namanya.
Tanpa perlu memancing Lengkara dapat menyantap ikan.
*****
Tbc