semilir angin yang berhembus sunyinya jalan mendampingi kedua remaja yang sedang terdiam dengan pemikiran masing - masing . hingga tanpa di sadari keduanya sudah sampai tujuan .
" na , udah sampai " suara Ava membuyarkan lamunan Ana
" eh , udah sampai?" jawab Ana melihat sekitar dan ternyata benar mereka sudah sampai .
" Btw makasih ya udah mau nganterin . sama bilangin ke bapaknya juga makasih udah mau di repotin " ucapnya sedikit merasa sungkan dan di angguki oleh bapaknya .
saat Ava akan masuk kedalam mobil tiba-tiba saja Gio, abang Ana menghampiri dengan tatapan tak bersahabat .
" cowok macam apa lo , bawa adek gua pulang malem - malem " Ava yang mendengar lontaran itu menghentikan langkahnya dan menghampiri Gio .
" sebelumnya mohon maaf bang kalo saya telat mengantar Ana . tadi hujan deras dan saya berinisiatif untuk meneduh menunggu hujanya reda "
"mobil lo bocor , sampe harus neduh segala !?" mendengar nada ketus abangnya Ana pun memperingati dengan tarikan kecil pada ujung baju Gio .
"bang , biarin Ava pulang . kasian udah mau An repotin "
"ouh nama lo Ava . punya apa lo sampe berani macarin adek gua ?" keduanya membola dengan ucapan Gio , ada yang salah dengan oerkataanya. mereka bahkan baru beberapa waktu ini tidak sengaja bersama bisa -bisanya Gio berpikir bahwa keduanya pacaran .
"bukan pacar bang , cuman temen " jawab Ana langsung meluruskan , namun sepertinya Gio tidak percaya .
" udah deh An , nggak usah bela dia . lagian lo juga dari mana jam segini baru pulang . lo tuh inget nggak sih kalo lo kam..." belum sempat Gio menyelesaikan kalimatnya sudah di bekap oleh Ana .
" abang .... mending kita masuk aja deh "
" jangan halangin abang An . biar pacar An tau dan dia bisa jaga An dengan baik nggak, kayak gini " Ava hanya bisa terpaku dengan situasi seperti ini , ia juga bingung harus bertindak seperti apa. yang pasti mereka tidak pacaran jadi ada kesalah pahaman.
"asal lo tau , Ana itu punya trau...." Ana sungguh marah pada abangnya , ia tidak ingin orang -orang tahu dan mengasihaninya , ia benci dengan rasa kasian orang lain . itu sebabnya teman-temanya tidak tahu sampai sekarang mengenai trauma yang di miliki Ana .
" Abang !.An bilang stop , Ava bukan pacar An jadi abang nggak perlu ngomong apapun . sekarang lebih baik abang masuk An mohon sama abang " tegas Ana pada Gio
" tapi An ..."
" abang ...." sergah ana.
" ok " pasrah Gio dan pergi dengan menatap Ava garang dengan gerakan dua jari telunjuk dan tengah yang ia arahkan pada matanya lalu pada Ava .
" maaf ya , abang emang gitu , tapi omongan abang tadi jangan dipikirin . sekali lagi maaf "
" heumm , gua ngerti kok . gua juga bakal ngelakuin hal yang sama kok "
"kalo gitu gua pamit " pamitnya dan masuk kedalam mobil bersamaan dengan bapak yang tadi mengantar motor Ana .
Deru mobil Avan melaju meninggalkan halaman rumah Ana. Setelah Ana memastikan Ava pergi dari kediamannya Ana bergegas masuk kedalam rumah untuk menenangkan hati abangnya .
"Bang .... " Panggil Ana saat melihat abangnya hanya diam di sofa .
"Maaf , bukan maksud An tadi buat bentak abang " An merasa bersalah, Ana tahu betul kekhawatiran abangnya namun ada kesalahpahaman mengenai hubungannya dengan Ava.
"Ava bukan pacar An bang , An nggak mau teman-teman an pada tahu masalah an abang ngerti kan?" Jelasnya dengan penuh kehati-hatian agar abangnya tidak terluka .
Gio yang melihat adik sepupunya seperti itu hanya bisa menghela napas , ia hanya khawatir jika terjadi sesuatu pada Ana namun ia tidak ada di sana ia takut hal buruk akan terulang kembali .
"Iyaa , maafin abang udah lancang tadi " jawab Gio merasa bersalah .
"Nggak , An malah yang minta maaf udah buat abang Gio khawatir. Lain kali An bakal ngabarin abang terus biar abang tau dan nggak khawatir sama An lagi ,An janji " balas An memeluk abangnya dari samping .
"Tapi An ...." Ujar Gio selanjutnya saat pelukan mereka terlepas , raut bertanya Gio membuat Ana ikut penasaran.
"Apa bang ? "
"Cowok tadi beneran bukan pacar kamu ? "
"Iiih kirain apaan. bukan bang , namanya Ava dia kaka kelas di sekolah bukan pacar Ana " jawab Ana merasa lega dengan pertanyaan abangnya, ia padahal sudah berpikir yang aneh-aneh.
"Beneran, Kamu nggak lagi belain dia kan ? "
"Beneran lah , orang baru baru ini kenal kok" melihat ekspresi biasa pada wajah Ana , Gio pun akhirnya percaya meski ada sedikit kecurigaan .
"Ya udah , istirahat gih sana " titah Gio sembari mengusap lembut surai rambut Ana lalu pergi pada kamar yang biasa.
Ana menghela nafas menatap punggung gio yang hilang dibalik pintu kamarnya. Ia pun kembali ke kamarnya untuk beristirahat seperti yang dipinta oleh abangnya.
See you next part 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
AvalonAna
De TodoMenceritakan tentang Avalon Ganendra Abraham yang masih penasaran dengan sook yang pernah menolong waktu kejadian yang membuat adik kesayangannya meninggal. Dan tak sengaja mengenal sosok Ana Nadira Saputri yang ava pikir ada sangkut pautnya dengan...