6/6

426 94 87
                                    

6. 50 AM

Joanna baru saja keluar kamar. Dia sudah siap dengan pakaian kerja. Sebab dia memang akan berangkat pada jam tujuh tepat. Agar tiba di kantor tepat jam delapan.

"Ayo sarapan dulu!"

Joanna terkejut saat melihat Jeffrey yang sudah ada di ruang makan. Sembari menyiapkan sarapan sederhana di sana. Kalau katanya.

"Aku buat sarapan sederhana! Ayo dimakan!"

Joanna yang sejak tadi mematung langsung menduduki kursi yang ada di samping Rosa. Wanita itu tampak berwajah masam. Dengan balutan baju yang lebih manusiawi dari semalam. Karena dia sudah memaki bra dan celana dibalik kemeja putih kekasihnya.

Joanna mulai meminum air dingin yang baru saja Jeffrey tuangkan. Dia juga mulai memakan dengan lahap toast chicken katsu yang Jeffrey buat. Sebab pria itu sengaja bangun awal agar bisa membuat sarapan. Sebab tahu jika Joanna mudah lapar dan akan berangkat kerja lebih awal darinya.

"Enak?"

Joanna mengangguk singkat. Sebab mulutnya sedang penuh sekarang. Selain itu, dia harus cepat-cepat sarapan. Karena tidak mau terlambat.

Setelah sarapan, Joanna langsung kerja. Tidak lupa mengucap terima kasih pada Jeffrey juga. Lalu menyapa dia dan si pacar sebelum berangkat.

"Kenapa kamu perhatian sekali padanya, sih? Ini baru tiga hari! Apa wajar kalau kamu sudah seperhatian ini!?"

Keluh Rosa yang sejak tadi berwajah masam. Sebab dia jelas cemburu sekarang. Pada Joanna yang telah membuat pacarnya bangun pagi dan memasak sarapan.

"Dia sangat berjasa di hidupku. Berkat dia, aku dan keluargaku tidak perlu menanggung malu. Sudah! Kamu tidak perlu cemburu. Aku milikmu dan kamu tahu itu!"

Jeffrey mengecup bibir Rosa. Membuat wanita ini jelas tersipu sekarang. Lalu membalas kecupan dengan lumatan. Karena dia memang sangat menyukai pria yang ada di depannya. Tidak ingin membaginya dengan wanita lain di luar sana.

Setelah seharian kerja, Joanna akhirnya pulang pada jam lima seperti biasa. Karena jam empat tadi dia sudah bersiap pulang. Sehingga satu jam kemudian dia baru bisa tiba di rumah.

"Loh, masih di sini?"

Tanya Joanna pada Rosa yang sedang menonton televisi. Joanna tidak memiliki intensi buruk sama sekali. Karena dia jelas menyukai wanita ini.

"Ini rumah pacarku! Kenapa? Mau mengusirku?"

"Bukan begitu, aku justru senang karena kamu di sini. Sudah makan malam? Mau pesan saja?"

Rosa mendecih pelan. Lalu bangkit dari sofa. Kemudian melipat tangan di depan Joanna.

"Jangan sok akrab denganku! Karena aku sangat membencimu! Dasar pelacur! Kau pasti sengaja melakukan itu karena ingin uang pacarku, kan? Ngaku!"

Air wajah Joanna langsung berubah. Dari ramah menjadi marah. Sebab dia tidak menyangka jika Rosa yang begitu cantik di matanya mulai menunjukkan sisi jahat.

"Aku kira kamu secantik parasmu. Ternyata aku salah menilaimu. Syukur lah, aku jadi tidak perlu merasa bersalah padamu."

Ucap Joanna pada Rosa. Dia langsung memasuki kamar. Meninggalkan si lawan bicara yang kini sudah mengepalkan kedua tangan.

"Awas saja! Tidak akan kubiarkan kau menerima sepeserpun uang dari pacarku!"

Seru Rosa pada Joanna. Dia jelas marah. Karana tidak suka pada dia. Tidak suka pada wanita yang telah begitu mudah menikahi pria yang tidak dikenal.

Ini jelas sangat mencurigakan, bukan? Rosa yakin, jika Joanna memiliki niat jahat pada pacarnya. Tidak tulus ingin membantu seperti ucapan si pria.

Tbc...

PENGGANTI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang