CHAPTER 3 | WHATEVER HE WANTS

1.2K 173 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Jeno] Aku di depan. Turun sekarang.

[Jeno] Dan pakai pakaian hangatmu.

Jimin menatap pesan singkat Jeno. Keduanya alisnya bertaut tipis. Paras cantiknya menunjukkan ia sedang menimbang tindakan yang akan dilakukannya.

[Jimin] Kau mau apa sebenarnya?

[Jeno] Aku ingin kau turun sekarang.

Jimin membuang napas kasar karena ketikan Jeno. Seperti dugaannya, tidak akan mudah berurusan dengan pria itu. Jimin turun dari tempat tidurnya hanya untuk mengintip dari celah gordennya. Lee Jeno dengan tampang lurusnya melipat tangan dan bersandar di motornya. Anehnya, Jimin melihat sesuatu yang lain darinya―rupa sendu pria itu.

Drrrt ... Drrrt ...

Jimin menerima pesan baru.

[Jeno] Princess, kau ingin aku beku di sini?

Ia menatap dan menimbang keputusannya sekali lagi. Berurusan dengan Lee Jeno tertulis dalam daftar hitamnya―hal yang harus dan ingin ia hindari. Namun, rasa penasaran tak berhenti menggelitiknya. Jimin ingin tahu apa yang terjadi antara Jeno dan Haechan. Kenapa mereka terlihat begitu tidak menyukai satu sama lain?

Sekali lagi, ia mengamati pria yang bergeming dengan wajah lurusnya. Helaan napas kemudian berembus pelan. Dengan itu, Jimin pun memutuskan untuk membalut dirinya dengan turtle neck, high waist jeans, knee boots, dan jaket kulitnya.

Turun dengan hati-hati, gadis itu tak ingin membangunkan seisi rumah hanya untuk menyaksikannya menyelinap keluar hampir tengah malam. Ia beruntung ayah-ibunya sedang dalam perjalanan bisnis ke Eropa.

"Nona?"

Jimin membeku di depan pintu. Gadis itu berbalik dan tersenyum untuk asisten rumah tangga yang menyapanya. "Bibi, aku ingin keluar sebentar."

"Tapi ...." Sang asisten rumah tangga itu tampak ragu untuk menghentikan Jimin.

"Aku hanya pergi sebentar dengan tunanganku." Senyum Jimin merekah tipis. Ia harus menahan diri untuk tak mengernyit ketika kata 'tunangan' lolos dari bibirnya.

"Oh," Wanita itu mengangguk dua kali, "Baiklah, Nona." Lantas balas tersenyum dan menunduk hormat.

Jimin diam-diam menghela napas pelan. "Ah, tolong rahasiakan ini dari ayah dan ibu."

"Baik, Nona."

Dengan itu, Jimin pun berhasil meloloskan diri. keluar gerbang, ia disambut oleh wajah tampan sekaligus tatapan menusuk Lee Jeno. Dua hal yang membuat poin plus Jeno, meski Jimin enggan mengakuinya. Wajah serius itu lalu memudar berganti seringai tipis yang sering membuat Jimin kesal.

ROYAL AND NOBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang