14 - Away

846 51 1
                                    

Pintu terbanting cukup kuat usai Yudha membuka pintu kelas dengan kencang. Dengan nafas terengah-engah dan penampilannya yang sedikit acak-acakan. Seluruh mata tertuju kepada Yudha yang sedang berdiri di depan pintu kelas, sampai akhirnya Revan datang menghampiri.

"Yudha? Lo kenapa? Lo nggak kenapa-napa kan?" tanya Revan sedikit khawatir.

"Ng-nggak kok.." jawab Yudha terbata-bata.

"Bohong! Kenapa lo lari-lari hah?! Biasanya lo jalan santai." sela salah satu siswi yang bernama Enia.

"Itu...banyak alasannya." jawab Yudha tersenyum awkward.

Revan dan Enia saling bertatapan satu sama lain dan Enia menghela nafas pasrah. "Yaudah deh welcome back pak bendahara tukang bolos!" cetus Enia sambil membalikkan badannya.

"Gue bolos-bolos gini terpaksa ya." jawab Yudha sambil menghampiri mejanya.

"Hahaha, ya baguslah lo hari ini masuk," ucap Revan dan ia melangkah mengikuti Yudha.

"Anyway lo sakit apa? Kok nggak masuk 3 hari?" tanya Revan penasaran.

"Hmm, itu.. gue demam." jawab Yudha yang sudah terduduk di kursinya.

"Ohh, iya-iya. Lo lari-lari tadi kenapa??" tanya Revan lagi.

Belum sempat Yudha menjawab pintu kelas terbuka dan tampak Xevi dengan wajah yang berbinar tak seperti biasanya.

"Yuwwwwdhaaaaaaaaaaaaa! Finally you're backkk!" serunya sambil berlari masuk kedalam kelas.

Melihat reaksi teman dekatnya itu, Yudha hanya menggeleng. Xevi menghampiri Yudha dan merangkulnya.

"Lo kemana aja sih yaampuuun! Lama beut dah." ucap Xevi sambil mengacak-acak rambut Yudha.

"Cuman 3 hari nggak masuk loh gue." balas Yudha.

"Yah sama aja lama ege!"

Xevi menghela nafas berat dan tersenyum tipis. "Klean mau cerita apa nih? Sorry gue motong."

"Nggak cuman soal, kenapa Yudha lari-lari masuk kelas kan biasanya jalannya lambat banget." balas Revan.

"Aelah kalo gitu doang gue juga penasaran, apa Yud? Lo cerita aee cepeett!" seru Xevi sambil duduk berdempetan dengan Yudha.

Yudha mendecak dan menatap kesal Xevi. "Kepo."

"Ayoo dong, gue juga penasaran nih." ucap Revan sambil tersenyum semeringai.

"Apaan dah gitu doang sampe penasaran." balas Yudha dengan kesal.

"Yah, lo mau cerita susah amat!" ujar Xevi.

Lagi-lagi Yudha menghela nafas berat. "Jadi gini–"

Flashback on

Segerombolan murid mengerumuni Yudha dan Aluna ketika mereka masuk sekolah, banyak pertanyaan yang di anjukkan oleh mereka. Bahkan tak jarang ada yang penasaran tentang hubungan dua remaja ini.

"Guys udah dulu ya gue mau ke kelas sama Yudha, kasih jalan dong!" seru Aluna sambil menarik tangan Yudha dan melangkah pergi.

"Yahh, kok udah pergi aja sih kak? Pertanyaan saya belum di jawab loh!" ucap seorang siswa.

"Maaf ya lain kali." balas Aluna tanpa menoleh ke arah siswa itu.

Mereka berdua berjalan bergandengan tangan menusuri koridor sekolah yang lagi-lagi menyita perhatian murid dan membuat suara bisikan yang terdengar di telinga mereka berdua.

"Mereka pacaran kah?"

"Mungkin, soalnya mereka deket banget kalau di lihat-lihat."

"Tapi masa sih si Aluna mau pacaran sama anak troublemaker kaya Yudha? Masa ketos pacaran sama troublemaker? Nggak level sumpah."

"Yudha? Dia Troublemaker sekolah?"

"Yaelah masa gatau sih? Lo ingetkan dulu dia berantem sama anak STM katanya 1 sirkel pada modar, kayak gitu sih rumornya."

"Ahh, mang ea?"

Mendengar gosipan yang masih terdengar di telinganya, Yudha sedikit menundukkan kepalanya dan tersenyum miris. Udah gue duga pasti rumor ini bakal kesebar. Batinnya.

Padahal mereka yang buat masalah duluan dan...

Mereka juga yang buat gue harus kehilangan seseorang.

Aluna yang merasa ada suatu yang salah dengan Yudha, ia mengenggam erat tangannya. "Kamu gapapa? Udah nggak usah di pikirin udah, itu cuman rumor mana mungkin bener kan?" ucap Aluna sambil tersenyum.

Yudha menatap menatap Aluna dengan mata terbelalak. "G-gue gapapa, gue juga nggak kepikiran kok. Kalo gitu ayo cepet–"

"Yudha! Aluna!" panggil seseorang yang berada di belakang mereka.

Panggilan itu membuat Yudha menoleh kebelakang yang di ikuti oleh Aluna. Eh? Cewe yang.. kemarin?

"K-kakak? Kakak ngapain di sini?!" tanya Aluna dengan heran.

"Hehe, kakak cuman mau nyapa aja dan.. oh ya kakak mau kasih bekal ini buat kamu dan tentu aja buat Yudha." ucap Leona sambil tersenyum hangat.

"M-makasih.. tapi kayaknya nggak perlu deh.." ujar Yudha sambil tersenyum tipis.

Aluna yang melihat Yudha dan Leona yang begitu asik di percakapan mereka tiba-tiba mengambil paksa bekal itu dari tangan Leona dan memberikannya pada Yudha.

"Susah amat sih tinggal terima! Aku males banget ya lihat kamu ngobrol sama orang lain, apa lagi ini kakakku! Bikin badmood aja dah." ucap Aluna jengkel.

Leona terkekeh kecil dan ia menggeleng pelan. "Kakak cuman berbicara sedikit aja sama dia masa nggak boleh."

"Tetep nggak boleh, cuman dia yang bisa bicara sama aku! Bodo ah! Malas menganggapi!" cetus Aluna kemudian ia menarik Yudha pergi.

"Hm.. hahaha, kalo gitu saya permisi kak.."

Bejir nama dia siapa ya? Gue gatau!

"Leona,"

"Saya Leona." ucap Leona kemudian tersenyum lebar.

Setelah melangkah cukup jauh Aluna memberhentikan langkahnya dan memegang erat kedua pundak Yudha. Kemudian ia menghela nafas berat. "Udah aku bilang dia itu cewe yang berbahaya loh, kamu jangan sekali-kali bicara sama dia."

"Kenapa? Cuman sebatas cemburu? Lebay lo!" balas Yudha.

"Bukan gitu, dia bisa buat kamu– ah sudah lah, kayaknya aku percuma jelasin. Pokoknya jangan sekali-kali kamu bicara atau kontakan sama dia, oke?" ucap Aluna setengah memohon.

Yudha terdiam sejenak dan menghela nafas pelan. "Ya, gue nurut."

Mendengar jawaban itu Aluna tersenyum dan menepuk kepala Yudha. "Yaudah kamu ke kelas langsung dan jangan lepas gelangnya."

Aluna pun pergi meninggalkan Yudha yang masih berdiri di belakangnya. Yudha terdiam cukup lama dan ia tersentak. "Njim, iya masuk kelas!" ucapnya panik kemudian berlari menuju kelas.

Flashback off

"Oh, buset ceritanya sampe ke akar-akarnya haha." ucap Revan sambil menepuk pelan pundak Yudha.

"Kalo Yudha cerita pasti nggak tanggung-tanggung lah dia. Btw lo jangan pikirin apa kata orang Yud, rumor itu bakal ngilang perlahan kok. " ujar Xevi.

"Hooh, tapi tuh ya gue lebih penasaran ke manfaat gelang ini + cewe yang lo temuin tadi sih."

Yudha tersenyum tipis. "Makasih udah mau denger cerita gue."

Revan terkekeh. "Sama-sama bre."

"Oh ya Yud, tumben lo pake baju double. Turtle neck lagi hahaha nutupin apa tuchh?" tanya Xevi penasaran.

"Udah diem lo!"


Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang