"Apa itu masuk akal, Kakek?!"
"Tidak. Terdengar mustahil memang. Tapi Ed-" Jewish mencondongkan tubuhnya agar bisa menatap lekat cucunya, "sepersepuluh dari jumlah pemimpin di dunia ini juga merupakan hasil dari penelitian itu."
Penuturan Jewish tentu saja membawa asap hitam dalam kepala Igor. Pria itu terlihat tidak percaya dengan kebenaran yang baru saja diucapkan oleh kakeknya.
"Ha! Ini tidak masuk akal!" Ujar Edzsel nampak frustasi. Pemuda itu menatap Igor seolah sedang meminta dukungan atas keterkejutannya.
Jewish lama-lama merasa kesal juga dengan respon Edzsel, sekaligus senang. Melihat cucunya bertampang sok polos begitu, Jewish merasa Edzsel mulai bertindak layaknya anak remaja pembangkang.
"Kenapa kau pura-pura terkejut begitu?" Tanya Jewish kemudian. Igor menatap sengit kepada Edzsel. Kini dia tahu, jika Edzsel hanya sedang bersandiwara saja.
"Apa? Tentu saja agar Igor tidak terkejut sendirian. Aku ini saudara yang sangat pengertian."
"Kau sudah tahu?" Tanya Igor pada Edzsel.
"Tentu saja. Kau tidak berpikir jika selama ini aku hanya melakukan misi abal-abal saja, kan?"
"Lalu kenapa aku tidak tahu?"
"Kau kan hanya cucu pungut. Lupa?"
Bukannya kesal mendengar ucapan Edzsel, Igor justru memutar matanya jengah. Pria itu malas sekali jika harus merespon tingkah kekanakan Edzsel.
Ya. Edzsel memang hanya bermain-main saja dari tadi. Faktanya, pemuda itu sudah tahu mengenai semua itu. Tentang identitas asli Eve dan latar belakangnya. Edzsel hanya berakting terkejut untuk menghibur diri saja.
"Jadi hanya aku saja yang tidak tahu kebenaran ini, Kakek?"
"Ya."
"Bagaimana dengan Feo? Apa dia-"
"Tidak. Dia tidak tahu. Hanya Edzsel, dan para pendahulu organisasi saja yang tahu. Beberapa dari mereka bahkan sudah mati."
"Kau tidak mau menyusul, Kakek?" Edzsel menimpali ucapan Jewish dengan begitu santai. Pemuda itu tidak segan sama sekali pada kakeknya.
"Edzsel jaga mulutmu." Peringat Igor mulai merasa lelah dengan tingkah semena-mena dari Edzsel.
"Aku terlalu sibuk menjaga nafsu membunuhku, Igor."
"Anak ini-"
"Baiklah. Aku pergi dulu, karena aku sudah mendapatkan jawaban mengenai istriku. Kalian bisa melanjutkan aktivitas keluarga bahagia kalian tanpaku."
"Hahh ..." Igor menghela nafas, tapi pikirannya kembali menajam setelah mengingat sesuatu, "Oh, tunggu! Jika kau sudah tahu segalanya, kenapa juga kau harus repot-repot ke sini dan bertanya tentang semua ini, Edzsel?"
"Aku hanya tahu tentang proyek itu saja, bodoh. Mana aku tahu, jika istriku bagian di dalamnya juga." Jawab Edzsel kepalang santai. Pemuda itu sudah akan membuka pintu tapi lagi-lagi Igor menegurnya.
"Dan kau bisa sesantai itu, Ed?"
"Lalu apa? Kau menyuruhku untuk jadi depresi? Sepertimu?"
"Kau benar-benar tidak waras. Mana ada orang yang setenang ini setelah tahu jika istrinya itu psikopat."
"Apa salahnya? Aku hanya akan terkejut kalau tiba-tiba saja istriku memiliki sayap atau ekor dan sirip."
"Sinting!" Umpat Igor kehabisan kesabaran.
"Aku pergi dulu! Jangan cari aku. Jika aku tidak kembali, aku mungkin mati atau sudah bahagia dengan istriku di kayangan sana!"
Baik Jewish maupun Igor, keduanya sama-sama terdiam melihat kelakuan keluarga mereka yang satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Escape: Look At Me, Your Devil Angel
Mystery / Thriller"Merindukanku, sayang?" Suara itu. Senyuman iblis itu. Wajah yang tersenyum seolah tak berdosa yang pria itu tunjukkan membuat hati Renggana mendadak berubah menjadi remah roti yang siap hancur kapan saja. "Ba-bagaimana kau bisa ada disini?" "Itukah...