46.Surogasi Gestasional

1.6K 163 15
                                    

DISCLAIMER!!
KASUS MEDIS DI PART INI FIKTIF DAN JIKA KALIAN SEACH, KASUS INI MASIH ILEGAL DI INDO.
.
.
.

Seorang ibu dengan taksiran umur 27 tahun datang ke ruangan Gue. Tidak beda jauhlah dengan umur Gue. Ny.Martha, namanya. Beliau mengutarakan maksud yang sedikit membuat Gue terkejut.

"Sebentar, maksud Bu Martha, Ibu ingin menyewakan rahim Ibu, begitu?"
"Benar, dok."

Mendengar pengakuan dari Bu Martha membuat Gue melongo, sedang Bu Martha masih bertahan dengan senyum ramahnya.

Surogasi gestasional atau bisa disebut 'sewa rahim'. Prosedurnya seperti bayi tabung/ IVF namun embrio hasil pembuahan pasutri yang sah, ditanamkan ke rahim perempuan lain.

"Ini kali ke-2, dok."
"Ha?"

Katakan Gue norak, cupu, jadul atau yang sejenis, terserah. Bukan prosesnya yang membuat Gue terkejut karena prosesnya bukan hal asing didunia medis melainkan pertanyaan 'kok mau rahimnya disewa?'

Melihat ekspresi Bu Martha yang terlihat maklum dengan respon Gue membuat rasa tidak enak hati menjalar ke diri Gue. Buru-buru Gue meralat respon tadi agar Bu Martha kembali nyaman.

"Maaf, maaf Bu. Saya sedikit terkejut."
"Gak papa, dok."
"Kalau boleh tahu, kenapa Bu?"

Gue pengen tahu alasannya.

"Kalau dokter berfikiran tentang uang, itu tidak sepenuhnya salah."

Ya, siapa di dunia ini yang tidak butuh uang? Meskipun hanya sekali, pasti setiap orang pernah melirik benda bernama uang. Serta banyak orang sedang berlomba-lomba mendapatkannya. Terkadang ada yang mendapatkannya dengan cara wajar ada juga dengan cara yang intolerance. Yah... sisi hewan dan malaikat memang bersatu dalam wujud yang dinamakan manusia.

"Namun, lebih dari itu, Saya senang menjadi ibu."

Senang menjadi ibu bukan berati harus menyewakan rahim, itu adalah pemikiran pertama yang terlintas di benak Gue. Bayi yang dikandung kurang lebih 9 bulan, meski sel telurnya bukan punyanya namun Dia tetap berjuang mengandung dan melahirkan dengan melewati persimpangan hidup‐mati. Lalu dalam sekejap bayi itu berpindah tangan pada ortu lain yang menyewa rahimnya? relakah?

"Rahim adalah salah satu anugerah Tuhan yang tidak diberikan ke laki-laki.  Tempat kehidupan pertama di mulai. Bagi Saya, rahim adalah jalan Saya agar bisa bermanfaat bagi orang lain."
"Kenapa Bu Martha memilih jalan itu?"

Senyumnya yang teduh bak pohon beringin membuat Gue penasaran sedalam apa pemikirannya. Lo pada tahu kan kalau beringin yang teduh itu memiliki filosofi yang dalam pada sebagian orang jawa, yang bahkan orang awam pun jika melihat kemegahannya merasakan aura mistisnya.

"Saya ingin membantu perempuan 'spesial' diluar sana agar bisa merasakan kesempurnaan perannya menjadi ibu."

Lo tertarik dengan pemikiran Bu Martha? Maka Lo harus dengerin ceritanya!

"Banyak kehidupan rumah tangga yang hancur karena perkara keturunan, dok. Ada perkataan seorang cendekia yang Saya ingat, 'jika ingin menghancurkan kehidupan rumah tangga, maka hancurkan dulu ibunya'. Saya tidak ingin ada perempuan yang merasakan apa yang pernah Saya rasa."

Oow... Gue terpaku di kursi. Masih memperhatikan sosok ibu muda yang ada di depan Gue.

"Dulu, Saya berfikir, setelah melakukan adopsi maka masalah keturunan bisa selesai. Namun, yang terjadi sebaliknya, hingga Saya mengalami depresi berat. Ketika Saya telah menerima keadaan diri sendiri, disitulah kuasa Tuhan muncul, Saya bisa mengandung."

Ditengah isu freechild yang buming, ternyata masih banyak ibu yang berjuang untuk mendapatkan keturunan. Itulah dua sisi berlawanan yang selalu ada dalam kehidupan.

Spesialis ObgynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang