Kalian nyadar ga si kalo lebaran sebentar lagii hihi
Votment ya kesayangan aku 💚Seminggu kemudian ~~
Jaemin duduk berteman sepi, memandangi dedaunan yang ada di samping jendela ruangan Lucas perlahan gugur di terpa angin. Life is a game, play it. Jaemin tersenyum, mengingat penuturan yuta beberapa tahun silam sebelum dirinya menghadap dengan yang namanya, —kematian.
Mesin EKG masih berjalan, Lucas sudah sadar. Sukses menciptakan butiran air, kemudian menetes lewat pelupuk mata nya.
Tangan Lucas begitu berat untuk bergerak, seperti mati rasa. Jaemin berjalan, membantunya untuk duduk di atas brankar. Memberinya segelas air putih dan obat yang sudah di berikan oleh seorang dokter.
Jaemin rela kehilangan jam tidurnya demi Lucas. Sedangkan Jeno, pria berhidung bangir itu pergi untuk menemui anak nya yang di bawa Haechan ke rumah Jaemin. Sekalian ambil baju buat si manis yang udah rela tidur di rumah sakit demi bartender kesayangan.
"Luke, bagaimana??" Pandangan Lucas masih memburam, membutuhkan waktu beberapa saat untuk pemulihan. Dilihatnya Jaemin yang berdiri di sampingnya mengulurkan sebuah obat.
"Mommy" jawab Lucas dengan suara khas bangun tidur. Berat dan lebih dalam berkali-kali lipat.
Jaemin menyelipkan poni tebal Lucas agar tidak tergerai menyentuh perban di kepalanya. Lucas ingin menggapai tangan berjemari lentik itu tetapi nihil, sakit kian menjalar ketika tangannya di gerakkan.
"Mommy , maaf kan semua kesalahan aku"
"Apa sih, kamu nggak salah" sangkal Jaemin, dengan wajah tabah.
"Aku telah membuat mommy rugi, aku berjanji akan mengganti semua nya mommy____aaaakhhhh" tubuh Lucas terbaring lemah dan kejang. Mungkin itu adalah efek dari obat yang baru saja di konsumsi.
Jaemin panik, segera memencet tombol darurat di ruang itu.
Saat ini Jaemin tidak bisa menyembunyikan air matanya, wajah Lucas memucat, dingin dan perlahan membiru. Beruntung penanganan di ruang VVIP begitu cepat dan akuran, bayangin aja kalo ruang BPJS mungkin Lucas udah tinggal nama. Astaga!
Jaemin menatap tubuh titan yang kini terbaring lemah dengan mata bergetar. Darah di dalam tubuhnya kian memanas, alunan degup jaentung jaemin lebih keras dari suara bedug maghrib dekat rumah.
Suara derap sepatu mengalihkan atensi Jaemin yang hampir saja luruh di atas lantai. Ada dua tangan kekar yang menarik dan mendekapnya dengan kencang.
"Believe me, everything will be fine" Jaemin tau saat ini ia sedang berada di dekapan Jeno.
Tetapi suara serak yang menenangkan itu bukan bersumber dari nya. Melainkan sosok pria dengan blonde mullet yang tubuhnya lebih kecil dari Jeno.
Jaemin sempat mengintip pria itu lewat celah ketiak Jeno. Aroma tubuh Jeno membuatnya nyaman dan semakin dalam ia membenamkan kepalanya kemudian Jaemin —menangis.
Cukup lama Jaemin membuat baju Jeno basah, kini ia memberanikan diri untuk mendongak dan meraih bibir gempal Jeno. Kaki Jaemin sedikit berjinjit, si bongsor terlalu tinggi untuk di raih.
Tidak perduli suasana, Jaemin main cium aja.
"Mark Hyung!" Jeno memanggil lelaki yang sedari tadi berdiri di belakangnya.
Ternyata Mark sudah enyah dari sana. Kemana perginya, Jeno berjalan pelan menuntun Jaemin untuk duduk di sofa depan ruangan.
"Aku membawa kakak ku, semoga ini bisa membantu"
KAMU SEDANG MEMBACA
BARTENDER || NOMIN 🔞 END
RomansaReport my work?? Go to hell!!! Jeno : Dom Jaemin: Sub Adult story ! Bxb || Mpreg Abigailchen