You are my serendipity.
Aku selalu kagum dengan seseorang yang memiliki visi jelas di dalam hidupnya.
20 tahun aku hidup di dunia ini, aku tidak pernah bertemu dan jatuh hati pada seseorang hingga sedalam ini.
Hari-hari berlalu begitu cepat. Satu hari di bulan Desember di tahun 2017, aku bertemu dengan seseorang yang sangat menarik hatiku. Rambutnya pendek pada saat itu, ia membawa sebuah benda dengan gawai yang memancarkan bunyi yang indah. Maju ke depan kemudian memetik gawai tersebut.
Awalnya aku berpikir, "Ah aku tidak mungkin jatuh hati kepada orang ini. Dia memang terlihat menarik, tapi dia bukan tipeku" Begitulah sekiranya ujaran hatiku saat itu.
Aku masih 14 tahun, gadis kecil yang tidak tau apa-apa tentang perasaan. Gadis kecil yang punya masa kecil yang kelam. Namun uniknya gadis kecil ini masih belum menemukan titik kegagalan di dalam dirinya. Ya, aku merindukan setiap saat masa dimana aku belum merasakan pahitnya menjadi dewasa.
Lalu dia?
Dia yang aku temui di tahun 2017, dia yang membuatku bertahan hingga sejauh ini.
Seorang anak laki-laki yang tidak pernah aku sangka akan terlibat ke dalam hidupku. Atau mungkin aku yang hingga saat ini masih berharap ia mau terlibat ke dalam kehidupanku?
Pertama kali aku bertemu dengannya pada saat ibadah tutup tahun. Di sebuah gereja, aku melihatnya menuruni tangga. Awalnya aku berpikir, ia adalah orang yang merupakan kenalanku. Ternyata aku salah. Perawakannya pada saat itu memang tidak setinggi sekarang, namun ia masih memiliki senyum yang menawan yang ia tampakkan pada saat itu hingga detik ini. Tulisan ini aku tulis dengan sepenuh hati untuk mengungkapkan kekagumanku padanya.
2018, waktu berlalu.
Aku masih sering beribadah di tempat ibadah yang sama dengan anak laki-laki itu. Setiap hari Minggu, aku menantikan kehadiran dirinya. Sesekali ia maju dan menyembahkan sebuah puji-pujian dengan memetik gawai ataupun bernyanyi. Aku adalah pemusik. Aku selalu kagum dengan seseorang yang bisa membuat diriku merasa terkesan dengan talentanya, apalagi jika ia bisa bermain musik. Anak laki-laki ini salah satunya yang bisa membuat aku kagum. Selain pandai memetik gawai ia juga pandai bernyanyi. Suaranya sangat merdu.
Sesekali lagi aku datang beribadah dan menemukan dirinya bersama anak-anak kecil sedang maju memberikan persembahan pujian. Ia menggunakan pakaian berwarna hijau cerah. Mungkin ini adalah salah satu dresscode dari penampilan spesial yang ia bawakan. Aku tersenyum kecil melihat dirinya di depan walaupun pada akhirnya ia memang masih tidak mengenalku dan sepertinya tidak akan pernah mengenalku dalam waktu yang cukup lama.
Seperti itulah awal mula kisahku bertemu dengannya. Orang yang tidak aku sangka akan menjadi bagian dari 1/4 perjalanan kehidupanku saat ini. Orang, yang sangat aku kagumi hingga aku terus menerus menutup hati terhadap orang lain.
Ia, yang membuat aku tersenyum dan menangis. --Arve
***
YOU ARE READING
1001 ways to say i love you
Romance1001 Ways atau Seribu satu cara. Kata yang aku suka dan merepresentasikan diriku di masa lalu atau bahkan sampai saat ini. Ini adalah cerita bagaimana aku dan dia bertemu. Hingga saat ini terhitung 7 tahun aku mengagumi dirinya. Arve, seorang laki...