WARNING!! CHAP KALI INI AGAK 15+ JADI BIJAK DALAM MEMBACA!
JANGAN LUPA VOTE + KOMEN![Author POV]
Ting!
(Name) memalingkan atensinya dari layar laptop yang menampilkan drama korea ke arah ponsel di samping laptopnya yang menampilkan notif tanda seseorang telah mengirim pesan kepadanya.
Suna : Woi, keluar dong
Cewek itu seketika mengernyitkan dahinya lalu melompat dari kasurnya ke arah balkon kamar yang mengarah pada teras depan rumahnya. (Name) terlonjak kaget kala mendapati Suna yang sudah nangkring di atas motornya sambil memandang ponselnya.
Cowok yang ditatap (Name) merasa demikian hingga akhirnya melongok ke atas, menangkap basah si puan yang tengah termangu akan kehadirannya. Suna melambaikan tangan lalu mengisyaratkan (Name) agar segera turun ke bawah menemuinya.
(Name) luar biasa gelagapan. Dengan segera, kedua tungkainya berjalan menuruni tangga dan membuka pintu rumahnya. Ia kemudian membuka pagar dan detik itu juga Ia langsung berhadapan dengan cowok yang random datang ke rumahnya malam-malam.
"Lo ngapain kesini?" tanya (Name) langsung. Suna hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari turun dari motor dan berganti posisi bersandar pada motornya. "Tadi gua iseng main po*kemon go. Eh, malah nyasar ke rumah lu."
Cewek itu mengernyit heran. "Hari gini, masih ada orang main gituan?"
Suna hanya mengendikkan bahunya santai. "Ada, gua nih." (Name) mendengus pelan lalu menatap lekat-lekat wajah cowok di hadapannya. "Jangan becanda, ngapain lo kesini?" Cowok yang ditanya kembali diam, namun (Name) menangkap gestur depresi yang kentara pada muka Suna.
"Hei, seriusan, lo kenapa?" tanya (Name) sembari menangkup kedua pipi Suna. Cowok itu seketika terlonjak kaget lalu menatap (Name) dalam-dalam.
Cowok itu masih diam namun berganti menyelipkan sebelah tangannya pada tangan (Name) yang menyentuh wajahnya.
"Can I?"
Belum sampai sedetik cewek itu mencerna perlakuan Suna, (Name) semakin dibuat terkejut kala aroma nikotin bercampur bau parfum yang Ia yakini sebagai milik Suna menyeruak pekat di hidungnya. Hingga kini Ia tersadar, bahwa bibir mereka telah terpaut sempurna saat itu juga.
Salah satu tangan Suna kini berpindah ke arah leher (Name), menggenggamnya seolah tidak ada hari esok untuk mencumbunya. Sedangkan tangan lainnya, Ia lingkarkan di sekitar pinggang cewek itu, menahan (Name) agar tidak menghindar darinya. Tidak ingin Ia menjauh darinya.
(Name) kehabisan napas, Suna benar-benar mencumbu habis bibirnya. Kedua tangannya mendorong pelan dada Suna. "Sun, bentar, napas gue-" Seolah tuli, cowok itu menarik kembali pinggang cewek itu. Membawanya kembali pada cumbuan yang kelewat dalam. Pun kelewat nyaman.
Sayang, ada satu hal yang Ia berhasil sadari.
(Name) kewalahan menghadapi ciuman Suna yang seolah-olah menarik habis jiwanya. Namun, keduanya sama-sama tahu, tidak sedikitpun harsat dari keduanya untuk melepas pautannya.
Betapa terasa egois dan frustasi sentuhannya.
Pautan bibir mereka akhirnya terlepas. Berakhir dengan (Name) yang terengah-engah dan dengan rakus meraup oksigen di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Babe | Suna Rintarou
Ficção Adolescente"Admin lambe kek lo bisa apa, huh?" "I'll make sure you fall into me." OSIS yang kelakuannya absurd, sumber gosip terpercaya yang antek-anteknya ngalahin paguyuban emak komplek, dan bocah seantero sekolah yang 90% akhlakn't. Herannya, masih ada 2 ek...