Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih setengah jam dengan menggunakan taksi dan sisanya berlari, sampailah Nakaoka dan Yo-Chan di depan sekolah mereka.
Hanya saja....
" kita... terlambat "
Keduanya tak bisa berkata kata lagi saat melihat sekolahnya benar benar berantakan, juga nampak teman temannya yang bergeletakan penuh luka.
Rintihan dan erangan kesakitan terdengar dimana mana. Membuat Nakaoka bingung untuk memutuskan siapa yang lebih dulu harus ia tolong.
Sementara itu, Yo-Chan sama sekali tidak tertarik untuk menghampiri atau membantu beberapa orang sedang berusaha berdiri atau menggapai sesuatu.
Saat ini, pikirannya hanya tertuju pada seseorang yang sangat sangat Ia khawatirkan.
" Tsuji-Senpai! "
Melihat seorang teman yang ia kenal, barulah Yo-Chan tergerak untuk menghampiri.
Namun begitu, sepertinya Tsuji benar benar terluka parah sampai saat Yo-Chan tiba di hadapannya, pemuda itu luruh jatuh ke lantai.
Tak jauh dari sana, Yo-Chan melihat Shibaman yang juga hampir pingsan.
Dan disaat saat genting tersebut, Yo-Chan masih berusaha menanyakan seseorang itu kepadanya.
Dengan suara yang sangat pelan, serta gerakan jari yang menunjuk ke arah kanan, Shibaman mengatakan kemungkinan pria itu berada di halaman belakang.
Tanpa berlama lama, Yo-Chan langsung bergerak menuju arah yang di tunjukkan senpainya.
Dalam hati Ia berdoa, agar pemuda itu baik baik saja.
" tidak... mungkin "
" ini pasti hanya mimpi "
Namun kenyataannya Ia malah mendapati pemuda itu sudah tergeletak bersimbah darah.
Selain wajahnya yang babak belur, bagian perutnya juga terdapat luka tusuk.
" oi! Kumohon jangan begini. Ayo bangunlah "
Yo-Chan mulai menangis. Ia tak kuasa melihat pemuda itu seperti ini.
Sambil berlinang air mata, Yo-Chan lalu membawa pemuda itu dalam pelukannya.
" AaaaaaaAaaaaAaaaaa!!!!! "
Yo-Chan menjerit sangat kencang. Membuat Nakaoka yang mendengarnya jadi panik dan segera berlari menghampiri gadis itu.
" Tidaaaakkk!!! Kumohon Jangan Tinggalkan Aaaku!!! "
" AaaaaaAaaAaaaAaaaa!!! "
" Siapapun Tolooooong!!! "
...
" Yo-Chan? "
___
Dua jam lebih Yo-Chan mondar mandir di depan pintu ruang operasi. Gadis itu nampak sangat frustasi menunggu kabar baik dari pasien yang sedang di tangani oleh tim dokter.
" Yo-Chan? "
Seakan memisahkan diri dari dunia di sekitarnya, gadis itu sama sekali tidak merespon perkataan teman temannya yang berusaha menenangkan dirinya.
Saat ini, ia benar benar kalut dan tidak peduli selain sosok yang sedang berjuang di dalam sana.
Bahkan jika bisa, Ia tidak apa apa jika harus bertukar tempat dengan orang itu sekarang juga.
.
.Operasi selesai. Pemuda itu telah dipindahkan ke ruang perawatan sekarang.
Sebelumnya Yo-Chan sengaja meminta ruangan khusus untuk pemuda itu, agar di satukan dengan teman temannya yang lainnya yang juga sama sama terluka dari SMA Oya.
Nakagoshi yang sudah bisa duduk pun ikut dipindahkan ke ruangan tersebut, agar lebih mudah untuk nakaoka juga Jamuo menjaga mereka sekaligus.
Kalau ada yang tanya Yo-Chan kemana? Jawabannya dia sibuk mengurus administrasi serta mencari informasi soal orang orang yang membuat teman temannya sampai seperti ini.
...
" Senpai? "
" O, Yosune! Ada apa? Tumben menelpon? "
" bisakah kita bertemu? Aku ingin tanya tentang geng kuzu "
" geng kuzu? Untuk apa? Apa Todoroki masih menuduhmu? Padahal aku sudah menjelaskannya hari itu, kau tidak mungkin salah satu anggota mereka "
Yo-Chan tersenyum tipis sebelum menjawab " mana ada, orang itu bahkan sedang tidak bisa berbuat apa apa sekarang "
" maksudmu? "
" sekolahku diserang, teman temanku semuanya terluka. Jadi bisakah kau membantuku menemukan markas mereka? "
. . .
Setelah selesai menelpon, Yo-Chan segera bergegas menemui Odajima.
Bersama pemuda itu, seharian Yo-Chan berjalan kesan kesini hanya untuk mencari informasi.
Sampai akhirnya tiba waktu malam, barulah Yo-Chan menemukan tempat yang katanya adalah markas geng tersebut.
Bisa bisanya dia kecolongan? Tempat itu bahkan tidak cukup jauh dari area pemakanan yang sering Yo-Chan datangi saat mengunjungi peristirahatan terakhir sangat Ibu.
Dan lagi, kalau kalian ingat pria berambut pirang yang pernah menggoda Yo-Chan di gerbang belakang. Rupa rupanya Ia adalah salah satu dari anggota geng tersebut.
Benar benar tidak bisa dibiarkan, Yo-Chan tidak rela melihat teman temannya di perlakukan seperti ini oleh orang orang itu.
___
Sehabis mengintai lokasi, Yo-Chan pun memutuskan kembali ke rumah sakit.
Setibanya disana, teman temannya sudah terlihat tidur dengan lelapnya.
Satu satunya yang masih membuka mata hanyalah Tsukasa, yang baru saja bangun karena mendengar suara decit pintu yang terbuka.
" kau tahu, sejak dulu sebenarnya aku ingin bertanya tentang ini padamu "
" nani yo, senpai? "
" kau ini sebenarnya siapa? Dan apa tujuanmu pindah ke Oyakou? "
Yo-Chan menarik nafasnya panjang panjang, kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Sembari mengusap surai pemuda yang sudah seperti dunianya itu, Yo-Chan kemudian malah bertanya balik pada Tsukasa.
" menurutmu? Bukannya kau sudah mendengar nya tadi, di depan ruang Operasi ? "
Tsukasa terdiam, dalam benaknya dia sedang memikirkan sesuatu mengenai percakapan Yo-Chan dengan perawat di depan ruangan operasi tadi siang.
Dan kalau tebakannya benar maka....
" seperti yang kau dengar, aku adalah adiknya Todoroki "
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET BROTHERS [√]
AcciónYo-chan sekilas hanya terlihat seperti seorang gadis pada umumnya. Akan tetapi, gadis umum mana yang mau melanjutkan SMA di Oya Koukou? Alih alih melanjutkan sekolah di SMA yang bagus agar diterima di Universitas dan mendapat pekerjaan yang mudah, g...